Thursday, 29 March 2018

Matematika Packing


Kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional sudah memasuki level 6. Tema pelajarannya kali ini adalah Menstimulus Matematika Logis Pada Anak. Wah seru sekali kan? 

Matematika bagi sebagian anak sekolah adalah pelajaran yang menghantui mereka. Matematika itu pelajaran yang paling sedikit penggemarnya, entah apa penyebabnya. Oleh karena itu kita sebagai orangtua punya tantangan tersendiri untuk menumbuhkan cinta di hati anak-anak pada matematika. 

Bagaimana caranya?

Orangtua jaman now memang dituntut untuk kreatif. Kita harus mengikuti pola belajar anak-anak yang sekarang sudah tidak mau hanya menerima teori. Nah inilah tantangan yanvg harus kami kerjakan dalam game tantangan 10 hari kuliah Bunda Sayang, sebuah kelas belajar untuk menjadi ibu yang lebih baik. Kami harus menstimulus matematika logis pada anak. Membawa matematika ke dalam kehidupan sehari-hari agar anak semakin lekat, erat dan cinta berat. 

Nah dalam tantangan pertama saya akan bercerita tentang kegiatan kami sekeluarga semalam. Kami sibuk packing, mempersiapkan baju san segala perlengkapan untuk dibawa berlibur. Anak-anak pun tak mau ketinggalan, mereka membantu menyiapkan baju yang akan dibawa. 

Di tengah kesibukan packing, tiba-tiba anak ragil bertanya, "Ummi aku sama mamas bawa celana dalam berapa?"

Ahaaa....

Ide menarik langsung muncul dalam kepala, "Satu hari mamas dan adik butuh 2 celana dalam nak. Jadi kalau kita jalan-jalannya 3 hari, harus bawa berapa celana dalam?"

Anak-anak langsung menghentikan aktifitas mengeluarkan celana dalam dari lemari. Mereka mulai berpikir, mulutnya mulai komat kamit. Pandangannya mulai jauh seakan sedang ada mesin hitung di atas kepala mereka. 

Sedang ada proses menelaah pertanyaan yang tampak dari wajah mereka. Anak mbarep dan anak ragil berusaha menjadi penjawab tercepat. Dan mereka pun menjawab bersamaan, "Enam."

"Kenapa jawab 6? Gimana cara ngitungnya?" saya ingin tahu jalan apa yang mereka tempuh. 

Anak ragil menjawab dengan lantang, "Kan dua kali tiga. Hasile enam"

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
#Day1
#30DWC
#30DWCJilid12
#Squad3
#Day8

Wednesday, 28 March 2018

Memahami Gaya Belajar Anak (2)


Mengenali modalitas belajar merupakan salah satu langkah dalam memahami gaya belajar anak. Modalitas belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak melalui indra yang kita miliki. Pengamatan harus dilakukan dengan konsisten dan sabar agar kita bisa bisa memahami gaya belajar anak dengan baik. 


Berikut ciri-ciri dari tiga modalitas belajar yang dapat membantu kita dalam memahami gaya belajar anak:

  1. GAYA BELAJAR VISUAL (Belajar dengan cara melihat)

    Anak dengan gaya belajar visual cenderung berbicara dengan cepat. Baginya mata memegang peran paling penting dalam belajar. Oleh karena itu dia akan nyaman dengan metode pengajaran yang menitikberatkan pada peragaan atau media, melihat langsung objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran atau menjelaskan sesuatu dengan gambar, diagram juga video. Mereka biasanya suka duduk paling depan di kelas karena ingin melihat dengan jelas. Anak-anak dengan gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka pengajar untuk mengerti materi pelajaran yang disampaikan.

    Ciri-ciri anak dengan gaya belajar visual antara lain:
    • Bicara agak cepat
    • Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
    •  Tidak mudah terganggu oleh keributan
    •  Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
    •  Lebih suka membaca dari pada dibacakan
    •  Pembaca cepat dan tekun
    •  Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
    •  Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
    •  Lebih suka musik
    • Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya. 
     
  2.  GAYA BELAJAR AUDITORI (Belajar dengan cara mendengar)

    Anak dengan gayabelajar auditori mengandalkan keberhasilan belajarnya melalui telinga. Mereka bisa belajar lebih cepat dengan mendengarkan penjelasan pengajar dan juga dengan diskusi verbal. Anak-anak ini mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Mereka biasanya menghafal lebih cepat dengan membaca dengan keras.

    Ciri-ciri anak dengan gaya belajar auditori antara lain:
    • Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
    • Penampilan rapi
    • Mudah terganggu oleh keributan
    • Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
    • Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
    • Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
    • Biasanya ia pembicara yang fasih
    • Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
    • Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
    • Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual 
    • Berbicara dalam irama yang terpola 
    • Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara     

3. GAYA BELAJAR KINESTETIK (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

   Berbicara lebih lambat merupakan salah satu ciri dari anak dengan gaya belajar kinestetik. Mereka  belajar melalui bergerak, menyentih dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat.

Ciri-ciri anak dengan gaya belajar kinestetik antara lain:
    • Berbicara perlahan 
    • Penampilan rapi
    •  Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan 
    • Belajar melalui memanipulasi dan praktek 
    • Menghafal dengan cara berjalan dan melihat 
    •  Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca 
    • Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita 
    • Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca 
    • Menyukai permainan yang menyibukkan 
    • Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu 
    • Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
Dan setelah melakukan pengamatan ternyata dua jagoanku memiliki gaya belajar yang berbeda. Anak mbarep cenderung bergaya visual. Dia suka melihat buku yang bergambar, dia berbicara cepat dan dia suka ketika aku membuatkan mindmap untuk menjelaskan tentang hal-hal yang sedang dia pelajari. Sementara anak ragil cenderung bergaya auditori. Dia akan bisa belajar kalau kondisi sekitarnya sunyi. Dia juga dengan mudah menangkap materi pelajaran hanya dengan mendengarkan penjelasan materinya saja. 
 
Jika setiap orangtua mampu dan mau memahami gaya belajar anak maka akan sangat membantu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Anak-anak punya energi yang besar untuk bermain karena mereka menyukai bermain. Apabila kita bisa membuat anak bahagia menjalankan proses belajar maka mereka juga  akan punya energi besar untuk belajar dan akan tampak pancaran mata yang berbinar darinya setiap momen belajar. 


Sumber: Materi Kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional, level 4

#30DWC #30DWCJilid12 #Squad3 #Day7

Tuesday, 27 March 2018

Memahami Gaya Belajar Anak (1)


Duo jagoan sedang mengerjakan PR kumon malam ini. Mereka sedang duduk rapi di depan meja  masing-masing di ruang belajar. Tak lama kemudian, aku dan Pak Bojo yang mengamati dari ruang keluarga melihat mereka mulai asyik ngobrol.

"Apa bisa konsentrasi ya kalau ngerjain sambil ngobrol gitu?" tanyaku.

Serempak mereka menjawab, "Bisa doooong".

Mereka memang selalu kompak dalam hal konspirasi menghadapi kami, orangtuanya. Seperti sekarang ini, dengan kompak mereka menjawab pertanyaanku agar dihalalkan kegiatan ngobrolnya.

"Kalau ummi gak bisa konsentrasi lho ngerjain sambil ngobrol. Biasanya jadi berhenti ngerjain atau jadi lebih lambat kerjanya." tambahku. Aku ingin mereka lebih konsentrasi mengerjakan PR, bukan sambil ngobrol begitu.

"Itu kan dulu. Kalau sekarang itu gak gitu. Ngobrol pun tetap selesai cepat ngerjain PR nya kita." jawab si cerewet dengan nada super yakin. 

Ah, anak ragilku ini memang paling pintar menyampaikan pendapatnya. Akupun terdiam mendengar jawaban anak ragil. Aku jadi teringat materi belajarku pada kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional pada level 4 lalu tentang memahami gaya belajar anak. 

Kadang kita sebagai orangtua menjadi egois, menginginkan anak berlaku sesuai dengan pemikiran kita. Seringkali kita tidak berusaha memahami karakter, emosi, perasaan, kebutuhan termasuk juga memahami gaya belajar anak. Kita hanya mendewakan kalimat 'Aku tahu yang terbaik untuk anakku' tanpa berusaha memahami mereka terlebih dahulu.

Mungkin kita terbiasa dengan masa kecil dulu saat menjadi anak dan murid yang menerima begitu saja semua yang diberikan oleh orang tua dan guru. Ketika SD dulu suasana kelas itu harus sunyi, semua murid duduk manis mendengarkan guru. Mereka yang banyak bicara apalagi banyak tingkah dianggap bukan murid yang baik. 

Pada zaman sekarang kita harus mengubah semua kebiasaan itu. Jika anak tidak bisa belajar dengan cara kita mengajar, maka kita yang harus belajar untuk mengajar sesuai cara mereka. Kita harus menyadari bahwa fitrah setiap anak adalah mereka pasti bisa belajar dengan baik. Setiap anak akan belajar dengan cara yang berbeda.

Gaya belajar itu dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak akan dapat berkembang dengan lebih baik. Kita bisa memberikan strategi belajar pada anak sesuai dengan modalitas belajarnya. Cara informasi masuk ke dalam otak melalui indra yang kita miliki adalah makna dari modalitas belajar.

Ada tiga macam modalitas belajar anak:
  • Auditory. Modalitas ini mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada, irama, cerita, dialog, dan pemahaman  materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair, dan hal-hal lain yang terkait.
  • Visual. Modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar, catatan, tabel, diagram, grafik serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait.
  • Kinestetik. Modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktifitas tubuh, emosi, koordinasi dan hal-hal lain yang terkait.
Dengan memahami modalitas belajar anak, kita akan lebih mudah untuk menerapkan strategi belajar terbaik untuk mereka. Mari mulai untuk memahami gaya belajar anak dan mendampingi mereka dengan benar.

Sumber: Materi Kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional, level 4

#30DWC #30DWCJilid12 #Squad3 #Day6