Monday, 1 July 2013

Ibu Gaul Jaman Sekarang


Akhir-akhir ini kalau ada ibu-ibu muda berkumpul trus ngobrol seputar rumahtangga, anak dll banyak kosakata baru yang mungkin gak dimengerti oleh ibu kita dulu. Kosakata ini booming di dunia maya yang akhirnya terbawa ke dunia nyata. Akhirnya kayak ngerasa belum gaul kalau belum tau kosakata berikut ini:


  • Gentle birth
  • Hypnobirthing
  •  Inisiasi Menyusui Dini
  • Rawat gabung ibu dan bayi
  • ASIX alias ASI Eksklusif
  • ASIP alias ASI Perah/Pompa
  • Breastfeeding
  • Pumping  
  • Homemadehealthy babyfood
  • Glenn Doman
  • Natural Cooking Club
  • Dapur Sehat Ibu
  • Roomchildren
  • Dll
So, sudahkah Anda merasa jadi ibu gaul?

-latepost-


Tuesday, 19 March 2013

Diejek Sepanjang Masa?


Pernah terpikir gak sih kalo ada orang yang sepanjang hidupnya selalu jadi bahan ejekan?

Yah,,,beberapa hari lalu aku menangis, tepatnya menangisi diriku sendiri. Aku baru sadar kalau mulai aku TK dulu aku selalu jadi bahan ejekan dan sering ditertawakan orang. Dulu saat TK sampai SMP aku jadi bahan ejekan karena aku paling kecil dan pendek dibanding teman-teman seumuranku.
Bahkan guru-guru di TK&SD ku dulu selalu menyuruhku untuk membawa "dhingklik" (kursi kayu kecil) ke sekolah biar aku nyampek kalau disuruh nulis di papan tulis.
Mulai SMA bahan ejekan mulai berubah, fokus mereka tidak lagi pada kecilku, tapi berganti menjadi besarku. Aku mengalami pertumbuhan ke samping mulai masa SMA. Dan tentu saja itu kembali menjadi bahan ejekan dan tertawaan.
Aku sangka ejekan itu hanya berlaku di dunia sekolah, dunia anak muda yang memang dianggap pantas untuk digoda atau diajak bercanda.
Ternyata tidak....
Sampai masuk bangku kuliah,
Bahkan saat aku masuk dunia kerja,
Tetap saja...
Banyak orang tertawa
"Besar"ku ini menjadi bahan mereka untuk bercanda.

Lagu Project Pop -Kok Kamu Gendut- bahkan menjadi lagu yang "aku banget" di tempatku pertama bekerja dulu. Kalau ada lagu itu, semua pasti ingat aku, kalau mengingat aku pasti ingat lagu itu. :-D

Marahkah aku?

Aku gak ngerti harus marah atau bagaimana. Malah aku lebih sering  ikut tertawa bersama mereka.

Kenapa?

Karena aku justru merasa, mereka bisa tertawa lepas dan sangat bahagia saat mentertawakan ke"besar"anku ini.

Aku pikir ya sudahlah kalau dengan begitu mereka jadi bisa tertawa, kalau dengan begitu mereka bisa sejenak melepaskan penat dan beban di pundaknya....


Biarlah......

Meski aku akan menangis dibalik punggung mereka.

Dan bertanya dalam hati....

Sampai kapan aku begini?