Tuesday, 6 March 2018

Tiga Buku Satu Malam Bersama Duo Fahlavi


Anak ragil baru mereda demam, batuk dan pileknya. Sekarang gantian anak mbarep yang demam dan mulai batuk. Ditambah dengan kondisi kesehatan Ummi yang beberapa minggu ini ada sedikit keluhan membuat malam ini terasa istimewa. Malam ini kami berkunjung ke dokter, makan malam lalu bersiap tidur. 

Anak ragil membaca satu buku sebelum tidur, Anak Domba yang Tersesat. Anak ragil berkata, "Aku gak mau nulis malam ini. Aku mau cerita aja." 


"Ada domba-domba sedang mencari makan di padang rumput. Waktu langit mulai gelap mereka mau pulang. Tapi ada satu domba yang gak nurut namanya Dombi. Dia malah terus mainan. Akhirnya Dombi terpisah dari rombongan. Dia ketakutan karena sendirian. Trus dia ketemu serigala. Dombi mau dimakan. Dia berpikir gimana caranya biar gak dimakan serigala, akhirnya dia bilang ke serigala kalau mau makan dia harus memeinkan seruling dulu. Pas serigala main seruling, Dombi langsung lari mencari rombongan domba lain. Akhirnya Dombi ketemu dengan rombongan domba dan Dombi minta maaf ke ibunya karena gak nurut pas diajakin pulang. Pesannya kita harus nurut sama orang tua biar gak tersesat."


Anak mbarep yang mulai diserang demam memperhatikan dengan seksama adiknya bercerita  sambil meringkuk di balik selimut. "Aku gak mau baca, aku mau dibacain Ummi" kata anak mbarep sambil terbatuk-batuk.              


Saya pun membacakan buku untuk anak-anak. Burung Unta dan Kasuari menjadi pilihan saya malam ini. Menceritakan tentang Unta dan Kasuari yang merasa heran kenapa mereka tidak bisa terbang seperti kutilang dan sriti padahal mereka sama-sama memiliki sayap. unta dan Kasuari terus berlatih terbang tapi tak jua bisa. Bertanya kesana kemari kenapa mereka tak bisa terbang, tapi tak jua ada yang bisa menjawabnya. Sampai pada suatu hari mereka dihadabg harimau. Sriti dan kutilang yang melihat kejadian itu segera mengingatkan burung unta dan kasuari untuk berlari. Mereka pun berlari kencang. Semakin mereka mengepakkan sayapnya, kecepatam lari mereka bertambah. Setelah selamat dari kejaran harimau, mereka baru sadar kalau sayap merea bukan untuk terbang. Tapi ada manfaar lain. 

"Apa pesan dari cerita ini?" tanya saya. 

Anak mbarep menjawab, "Tidak boleh sombong."

"Kita harus bersyukur." jawab anak ragil. 

Dua-duanya benar, burung unta dan kasuari tidak boleh sombong dengan sayap besar mereka. Karena ternyata yang bisa terbang justru sriti dan kutilang yang sayapnya kecil. Peaan kedua adalah kita harus bersyukur. Allah menciptakan semua makhluk dengan kelebihan dan kekurangam masing-masing yang harus selalu disyukuri. 


Buku ketiga yang kami baca malam ini adalah Nasehat Burung Kenari. Anak mbarep sudah mulai terlelap ketika saya membacakan buku ketiga. Sementara itu, anak ragil masih memperhatikan cerita saya dengan seksama. Untuk cerita yang ini dia mengatakan, "Aku gak ngerti cerita ini pesannya apa." 

Saya pun menyampaikan bahwa buku ini berpesan kalau kita tidak boleh lelah atau takut untuk terus saling mengingatkan dan menasehati. Karena Allah pun memerintahkan kita untuk selalu mengingatkan dalam kebaikan. 

Sudah tiga buku cerita kami baca, saatnya berdo'a sebelum tidur dan beristirahat untuk kembali beraktifitas dengan semangat esok hari. 



#GameLevel5 #Tantangan10Hari #harike6 #KuliahBunsayIIP 
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst #InstitutIbuProfesional

No comments:

Post a Comment