Saturday, 8 September 2018

Kenari yang Sombong

“Hei ayam kecil, tahu gak kamu, di antara semua hewan peliharaan di rumah ini akulah yang paling disayang oleh kakek tua itu,” celetuk Ken si kenari pada Cikcik si anak ayam.

Kenari dan Cikcik tinggal bersama di satu rumah yang cukup besar milik kakek Naryo. Banyak hewan peliharaan yang ada di rumah kakek. Ada kenari, ayam, kucing, ikan, dan kelinci.

Kakek Naryo memang sangat menyukai hewan peliharaan. Beliau sudah tidak bekerja lagi, jadi mengurusi hewan peliharaan menjadi kegiatan sehari-harinya. Setiap pagi kakek memberi makan peliaharaannya. Kakek juga tak pernah terlambat untuk membersihkan kandang, menjemur hewan-hewan agar terkena sinar matahari pagi bahkan memandikan satu persatu hewan peliharaannya.

Kakek Naryo sangat sabar dalam mengurusi semua hewan peliharaannya. Ken si kenari selalu menjadi yang pertama dikeluarkan dari rumah dan digantungkan sangkarnya di teras untuk berjemur. Setelah mengeluarkan hewan-hewan lain, kakek kemudian menyemprot badan kenari agar selalu bersih. Kakek juga menyuapi kenari makan menggunakan sendok kecil.

“Lihatlah aku selalu jadi yang pertama diurusi oleh kakek Naryo,” kata Ken pada Cikcik yang sedang sibuk mematuk-matuk makanan.

“Aku selalu disuapi bubur dan susu oleh kakek, sementara kamu dibiarkan mematuk-matuk sendiri makananmu seperti itu. Kelinci pun sama hanya disediakan wortel lalu dia melompat kesana kemari sambil mengerat wortelnya.” Ken masih terus sibuk berbicara dari balik sangkarnya.

Cikcik tetap saja sibuk mematuk biji-bijian yang tadi sudah diberikan oleh kakek Naryo di wadah yang diletakkam di halaman rumah. Bersama teman-temannya, Cikcik hanya mendengar sekilas saja apa yang dibicarakan Ken pada mereka.

Bagi Cikcik dan teman-temannya, kakek Naryo tak pernah membeda-bedakan perlakuan pada tiap hewan peliharaannya. Semua diurusi dengan baik oleh kakek. Cikcik tak pernah kelaparan dan kandangnya pun selalu dibersihkan. Dia juga dilepas untuk bisa bermain bebas di halaman rumah setiap pagi.

“Kakek Naryo itu orang yang baik. Beliau gak pernah mengistimewakan satu di antara kita. Buktinya aku gak pernah kelaparan selama berada di sini,” akhirnya Cikcik menjawab semua cerita Ken setelah burung kecil itu kesal karena merasa tidak didengarkan.

Ken semakin kesal jadinya, bagaimana bisa ayam kecil itu berpikir kalau dirinya tidak istimewa. Sudah jelas kalau kakek Naryo selalu mengurusinya paling awal. Kakek pun selalu menghabiskan waktu terlama bersamanya karena hewan lain dibiarkan makan dari wadah sementara dia disuapi setiap hari.

Ken si kenari masih terus berpikir kenapa tak satupun teman-temannya yang setuju kalau dia istimewa. Kemarin ketika dia cerita pada Rabs, kelinci putih itu pun mengatakan hal yang sama dengan apa yang disampaikan Cikcik tadi.

Padahal kan Rabs sama sekali tidak pernah disuapi makanan atau ditunggui lama oleh kakek Naryo seperti aku. Kenapa dia menganggap semua itu biasa saja. Memang sih, kakek Naryo selalu baik pada semua hewan yang ada di rumah ini. Tapi tetap saja, aku yang paling disayang dan diistimewakan.

“Selamat pagi, Ken,” sapa kakek Naryo padanya.

Ken pun langsung berkicau dengan riang menjawab sapaan kakek Naryo. Dia sengaja berkicau dengan lebih keras agar semua hewan peliharaan di rumah ini memperhatikannya dan melihat betapa istimewa perlakuan kakek padanya.

Kakek Naryo tersenyum senang mendengar kicauan merdu dari burung kecil di hadapannya, “Ken, hari ini kau coba untuk makan sendiri dari wadah ya. Aku rasa kau sudah cukup besar untuk terus disuapi. Nah, ini dia bubur kesukaanmu. Nanti kalau paruhmu sudah kuat akan kuganti makananmu dengan biji-bijian lezat.”

Ken terkejut dengan perkataan kakek Naryo. Jadi selama ini kakek menyuapinya bukan karena dia istimewa, tapi karena dia masih terlalu kecil untuk bisa mematuk sendiri makanan dari wadahnya. Wajah Ken langsung mendadak sedih, ditambah malu juga karena ternyata semua teman-teman sedang memperhatikannya. Kicauan kerasnya tadi benar-benar mengalihkan perhatian semua hewan peliharaan kepadanya. Mereka tersenyum mendengar perkataan kakek. Ken malu dan menyesal telah sombong selama ini karena merasa paling istimewa di antara hewan peliharaan lainnya.

#day14

Teknik Dasar Fotografi Menggunakan Ponsel

Ibu Ariana, praktisi fotografi menggunakan kamera ponsel, menjadi pemateri di sekolah online Bengkel Diri pada tanggal 31 Agustus 2018. Dia berbagi ilmunya tentang teknik dasar fotografi dan edit foto, terutama foto dengan menggunakan kamera ponsel.

Menurutnya faktor utama dalam fotografi adalah cahaya. Alagi jika kita menggunakan kamera ponsel, maka kita sangat membutuhkan dukungan cahaya matahari. Hasil foto dari kamera ponsel jika didukung pencahayaan matahari yang optimal akan terlihat 99% sama warnanya dengan objek aslinya. Padahal kita sering beranggapan jika memoto produk di dalam ruangan dengan kondisi semua lampu dinyalakan akan menghasilkan poto yang bagus. Ternyata anggapan kita itu salah, karena posisi lampu yang berada di atas produk akan memunculkan bayangan dalam foto, bisa bayangan produknya atau bayangan dari tangan orang yang memoto.  Apalagi jika lampu yang digunakan adalah jenis lampu kuning. Saran dari ibu Ariana, daripada menggunakan lampu lebih baik kita memilih untuk melakukan pemotretan produk di dekat jendela atau di teras dengan cahaya matahari alami.

Faktor kedua yang mendukung hasil foto adalah reflektor. Alat ini berguna untuk memantulkan cahaya ke objek. Tujuannya agar sisi yang tidak terkena cahaya tetap tampak terang. Kalau ada sisi yang tidak terkena sinar maka nanti saat diedit, dinaikkan tingkat brightnes-nya akan muncul titik-titik yang membuat foto noisy atau tidak jernih. Reflektor yang digunakan bukan hanya alat profesional yang berbeli saja tapi kita juga bisa memanfaatkan barang-barang di sekitar kita. Contoh alat yang bisa digunakan sebagai reflektor seperti cermin, aluminium foil, loyang aluminium, dll.

Difuser merupakan faktor ketiga yang menjadi faktor pendukung hasil foto. Merupakan alat untuk meredam cahaya yang terlalu terang. Ketika kita melakukan pemotretan di jendela contohnya, ada satu sisi yang mendapatkan cahaya berlebih. Hal ini akan membuat sisi tersebut overexposure atau terlalu terang. Oleh karena itu, kita harus menutupi sisi itu dengan difuser.


Bersambung....

Sunday, 2 September 2018

Materi Bengkel Diri: Aqidah Kokoh Modal Kehidupan




Prof. DR. Buya Hamka menyampaikan, "Jika hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja." Manusia diciptakan dengan memiliki akal, tidak sama dengan makhluk hidup lainnya. Hal ini bertujuan agar manusia memahami hakikat kehidupan. Jika telah memahami apa hakikat kehidupan maka hidupnya akan kaya makna dan langkahnya penuh kemantapan. Jika tidak memahami hakikat kehidupan, maka orang akan mudah gelisah, hidupnya tidak terarah dan kosong dari makna. 


Ada tiga pertanyaan mendasar manusia berkaitan dengan hakikat kehidupannya, yaitu:
  1. Darimana manusia berasal? 
  2. Untuk apa manusia hidup? 
  3. Kemana manusia setelah mati?
Untuk menjawab tiga pertanyaan mendasar tersebut, tentunya kita harus mencari sumber yang paling benar. Kita tidak bisa bersumber pada pemikiran spekulatif yang nilainya bisa benar dan bisa juga salah. Bagi umat Islam, sumber dari segala pertanyaan dalam kehidupannya adalah Al Qur'an. Tiada sedikitpun keraguan akan kebenaran isi dari Al Qur'an, karena kitab suci umat Islam ini merupakan firman-firman Allah. Dalam surat Al Baqarah ayat 23 Allah berfirman, "Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar."


Jawaban dari tiga pertanyaan mendasar manusia berkaitan dengan hakikat kehidupan, sebenarnya sudah dijelaskan dalam Al Qur'an. Allah menurunkan surat Al Ikhlas ayat 1 - 4 ketika Rasulullah terus menerus ditanya oleh kaum Quraisy tentang wujud Tuhan yang disembah olehnya. Mereka terus bertanya seperti apa Tuhan yang katanya menciptakan makhluk hidup dan seluruh alam semesta, apakah terbuat dari emas atau perak.

Di dalam surat Al Ikhlas telah terjawab bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa. Allah juga tempat satu-satunya bagi manusia untuk bergantung, memohon pertolongan dari segala permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan. Allah juga tidak beranak dan diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun dan sesuatu pun yang setara dengan Dia. Jika kita ingin mengenal Allah, jangan pikirkan tentang Dzat-Nya tapi pikirkan tentang ciptaan-ciptaan-Nya, maka niscaya kita akan senantiasa memuji kebesaran-Nya.



Setelah mengetahui darimana asal muasal manusia, maka pertanyaan berikutnya adalah untuk apa manusia diciptakan dan hidup di dunia? Jawaban pertanyaan ini pun sudah ada dalam Al Qur'an tepatnya surat Az Zariyat ayat 56. Allah berfirman, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/beribadah kepada-Ku."

Beribadah yang dimaksud merupakan ibadah dalam konteks yang luas, yaitu ibadah yang kaitannya hubungan dengan Allah (sholat, puasa, zakat, dll), ibadah yang kaitannya hubungan dengan diri sendiri (akhlaq, adab, dll) dan juga ibadah yang kaitannya hubungan dengan sesama makhluk Allah (menjaga lingkungan, hubungan sosial, pendidikan, dll). Jika manusia telah meyakini bahwa hidupnya adalah untuk beribadah maka langkah yang ditempuh sepanjang hidupnya sudah jelas arah dan tujuannya..


Hidup manusia tidak abadi di dunia, semua akan mati. Lalu kemana manusia setelah mati? Allah berfirman dalam Al Qur'an surat Al Mu'minun ayat 15-16, "Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati. Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat)." Setiap manusia akan dibangkitkan dari kuburnya pada hari kiamat nanti. Semua akan dikumpulkan di padang mahsyar untuk kemudian akan dihisab semua perbuatannya selama ada di dunia. 



Jawaban tiga pertanyaan tentang hakikat kehidupan inilah yang akan menjadi dasar aqidah Islam seseorang. Aqidah Islam adalah cara pandang yang komprehensiv terhadap dunia yang meyakini adanya Allah al Khaliq, yang menciptakan manusia di dunia untuk semata beribadah kepada-Nya dan adanya akhirat dimana manusia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap semua amalannya. Semakin kuat pemahamannya terhadap aqidah Islam maka makin yakin dan kokoh langkah hidupnya. 

Tulisan ini merupakan tugas membuat resume dari sekolah online Bengkel Diri.
Materi Dasar Islam - Aqidah Kokoh Modal Kehidupan
Disampaikan oleh ustadzah Fitri tanggal 28 Agustus 2018

Saturday, 1 September 2018

Sahabat Baik itu Tolong Menolong

Di sebuah aliran sungai hiduplah seekor penyu. Dia memiliki sahabat seekor kelinci yang hidup di dalam lubang pohon yang berada di pinggiran sungai. Awalnya mereka sering bertemu di rerumputan hijau yang indah membentang sepanjang tepi sungai. Penyu yang hidup di air, sesekali keluar dari sungai untum berjalan-jalan di tepiannya. Sementara kelinci suka berlompatan kesana kemari untuk bermain dan mencari makan di tempat yang sama. Karena sering bertemu dan bersama, akhirnya mereka pun berteman dan bersahabat. 

Penyu dan kelinci adalah sahabat yang baik. Mereka selalu bermain bersama. Hal ini membuat rubah yang mengincar keduanya untuk dimangsa merasa kesulitan untuk menangkap mereka. Ketika penyu ada di sungai, kelinci duduk di tepiannya. Bahkan terkadang kelinci ikut menelusuri aliran sungai dengan duduk di atas punggung penyu. Lalu ketika kelinci berada di dalam rumahnya, penyu duduk di depan lubang pohon itu. Rubah pun berpikir keras bagaimana cara menangkap salah satu dari mereka.

"Kelinci yang gembul dan kura-kura yang lucu itu pasti akan menjadi santapan yang lezat." pikir rubah. 

Sampai suatu hari, rubah melihat kura-kura tampak kesakitan. Dia berguling-guling di depan rumah kelinci menahan sakit perutnya. 

"Aduuuh perutku sakiit. Tolong aku kelinci." rengek kura-kura kesakitan. 

Kelinci yang tak tega melihat kura-kura, segera mengajak kura-kura untuk masuk ke dalam rumahnya. 

"Tenang kura-kura, kau tunggu saja di sini. Aku akan mencarikan dedaunan obat untuk menyembuhkan sakit perutmu," kata kelinci. 

Rubah yang sudah lama mengincar mereka, tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia yang tadinya bersembunyi di balik semak-semak dekat rumah kelinci, segera berlari menghampiri kura-kura. Rubah mengendap-endap perlahan memasuki lubang pohon sambil membawa sebuah kantong besar. Kura-kura yang masih merintih kesakitan tidak menyadari kehadiran rubah di ruangan yang sama. Dia sibuk berguling-guling sambil memegangi perutnya. Sampai tanpa sengaja, dia berguling ke dalam kantong besar yang sengaja diletakkan di dekatnya oleh rubah. Akhirnya rubah bisa menangkap kura-kura, memasukkannya ke dalam kantong lalu membawanya pergi. 

Kelinci yang baru pulang mencari obat untuk kura-kura sangat terkejut begitu melihat tak ada kura-kura di rumahnya. Kelinci sangat khawatir. 

"Kura-kuraaaa, dimana kau? Aku sudah membawakan daun obat-obatan untukmu." teriak kelinci semakin khawatir. Kelinci pun mencari kura-kura di sekeliling pohon dan tepian sungai. Tapi kelinci tak menemukan sahabatnya itu. Sampai lamat-lamat dia mendengar teriakan kura-kura. Diikutinya arah suara itu. Rupanya sumber suara itu ada pada sebuah kantong besar yang sedang dipanggul oleh rubah. 

"Aahh, rupanya rubah telah menangkap kura-kura. Aku tak boleh tinggal diam. Aku harus menolong sahabatku." kata kelinci dalam hati. 

Kelinci pun melompat perlahan-lahan untuk mengikuti langkah rubah. Diam-diam kelinci melangkah lebih cepat mendahului rubah. Kelinci lalu berpikir untuk pura-pura mati di tengah jalan yang akan dilalui rubah. Benar saja, begitu rubah melalui jalan itu dan melihat ada seekor kelinci yang tergeletak tak berdaya, dia sangat kegirangan. 

"Wah, siapa sangka aku akan mendapatkan dua mangsa sekaligus malam ini. Aku akan meletakkan kura-kura di rumah dulu. Setelah itu aku akan kembali untuk mengambil bangkai kelinci ini." dengan cepat rubah berlari ke rumah untuk meletakkan kantong besar berisi kura-kura. 

Sayangnya begitu rubah sampai di jalan yang dilalui tadi, dia tak lagi menemukan bangkai kelinci. Dia berjalan kesana kemari mencari mangsa yang sudah dibayangkannya akan menjadi santapan lezat tadi. 

"Kemana perginya bangkai kelinci tadi? Apa sudah ada yang memangsanya?" tanya rubah pada dirinya sendiri. 

Karena tidak menemukan bangkai kelinci yang dicari, rubah pun memutuskan untuk kembali ke rumah untuk segera menyantap kura-kura. Perutnya sudah lapar membayangkan mangsanya. Dia berlari cepat untuk pulang ke rumah. 

Begitu sampai di rumah, tanpa membuang waktu rubah pun langsung memasukkan kepalanya ke dalam kantong besar berisi kura-kura. Dia tak bisa lagi menahan lapar. Dia ingin langsung menyantap kura-kura untuk makan malam. 

Tapi apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Bukannya kura-kura yang didapatkan, rubah justru  bertemu dengan ratusan lebah di dalam kantong besar itu. Lebah-lebah pun seketika menyerbu rubah yang berlari pontang-panting.

"Tolonggg... tolong aku." teriak rubah yang badannya sudah mulai bentol-bentol terkena sengatan lebah. 

Sementara itu, di balik semak-semak ada dua sahabat yang sedang tertawa bersama melihat rubah yang berlari-lari menghindari lebah. Rupanya tadi kelinci mengendap-endap memasuki rumah rubah dan mengeluarkan kura-kura dari dalam kantong ketika rubah keluar rumah untuk mencari dirinya yang dikira sudah mati. Kemudian kelinci memasukkan sarang lebah ke dalam kantong yang tadi berisi kura-kura. 

"Terimakasih ya kelinci, kau sudah menolongku. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku sudah jadi santapan makan malam si rubah," kata kura-kura. 

"Sama-sama, kura-kura. Sebagai sahabat, sudah seharusnya kita saling tolong menolong," jawab kelinci. Mereka pun tersenyum bahagia dan berjalan bersama menuju rumah kelinci di tepian sungai. 

Materi Bengkel Diri: Melejitkan Potensi Diri (2)

Dalam tulisan kali ini, kita akan melanjutkan resume materi dari belajar online di Bengkel Diri yang pernah dituliskan pada Materi Bengkel Diri: Melejitkan Potensi Diri. Pada tulisan sebelumnya dijelaskan bahwa potensi diri akan lebih mudah muncul jika kita membutuhkannya dalam hidup. Jadi langkah awal yang perlu dilakukan sebelum menggali potensi diri adalah mengetahui terlebih dulu apa tujuan hidup kita, apa kebutuhan hidup kita. 

Allah dalam surat Az Zariat ayat 56 berfirman bahwa, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepada-Ku." Dalam ayat ini sudah jelas bahwa tujuan besar atau tujuan umum kita hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah. Beribadah dalam konteks hubungan kita dengan Allah, beribadah dalam konteks hubungan kita dengan diri sendiri, dan juga beribadah dalam konteks hubungan kita dengan sesama makhluk Allah. 

Dari tujuan umum tersebut, kita bisa menjabarkannya lagi ke dalam tujuan-tujuan khusus jangka panjang dan jangka pendek yang tentunya semua akhirnya bermuara kepada tujuan untuk beribadah kepada Allah. Menentukan tujuan hidup ini menjadi sangatlah penting agar hidup lebih terarah. Orang yang jelas tujuan hidupnya akan menjadi orang yang lebih kuat, sukses dan tidak suka menyia-nyiakan waktu. 

Dalam hadist riwayat Muslim, Rasulullah bersabda bahwa "Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, namun pada masing-masing (keduanya) ada kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan menjadi lemah. Jika kamu ditimpa sesuatu, jangan berkata seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu, tetapi katakanlah Allah telah menakdirkan dan kehendak Allah pasti dilakukan. Sebab kata 'seandainya' dapat membuka perbuatan setan."

Untuk menentukan tujuan khusus hidup, kita dapat memanfaatkan suatu teknik yang bernama life mapping. Teknik ini memanfaatkan seluruh otak kita melalui hasil perenungan-perenungan penting yang mendalam yang kita tuangkan dalam gambar. Dengan life mapping, hidup kita akan lebih terarah, kita akan memiliki guidline dalam melangkah, kita akan memiliki alat analisis kegagalan, kita akan lebih mudah dalam menentukan skala prioritas, kita akan lebih mudah dalam mendayagunakan potensi diri dan tentunya kita akan memiliki dasar dalam mengoreksi diri. 

Life mapping akan mengingatkan kita bahwa setelah satu urusan akan ada urusan lain yang harus kita selesaikan. Setelah satu tujuan akan ada tujuan berikutnya yang harus kita capai. Sebagaimana kata seorang ahli ilmu, DR Aid al Qorni, "Seorang mukmin itu akalnya selalu berpikir, pandangannya yang memberi pelajaran, lisannya yang berdzikir, hatinya yang bersyukur dan bersungguh-sungguh dalam hidup di dunia."

Untuk menyusun life mapping ada beberapa hal yang harus kita siapkan, antara lain:
  1. Tujuan hidup khusus berdasarkan waktu (per tahun, per 5 tahun, per 10 tahun)
  2. Tujuan hidup berdasarkan kelompok  (karir, pernikahan, kesehatan, pendidikan, agama, dll)
  3. Prioritas, semakin tinggi prioritasnya semakin ditebalkan atau dibesarkan tulisannya
  4. Catatan potensi yang harus dikembangkan
  5. Langkah konkrit yang harus dilakukan
Rasulullah pun pada zamannya telah menggunakan teknik semacam life mapping ini. Dari Bukhari dan Ibnu Mas'ud diceritakan bahwa Rasulullah pernah membuat gambar segi empat, di tengah-tengahnya ada garis lurus yang memanjang hingga keluar kotak. Di samping garis tengah ada garis-garis kecil. Lalu Rasulullah menerangkan, ini manusia dan garis persegi itu adalah kurungan ajalnya sedangkan garis panjang yang keluar batas adalah angan-angan dan cita-cita manusia. Garis kecil-kecil ini adalah gangguan-gangguan yang menghinggapi manusia. Maka bila ia selamat dari yang pertama, dia mungkin akan terkena yang kedua, jika terhindar dari yang satu akan terkena yang lain. 

Life mapping merupakan alat bantu kita untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan hidup di dunia yang kemudian tujuan akhirnya adalah untuk kehidupan akhirat kita. Oleh karena itu agar life mapping kita berjalan dengan baik, tujuan hidup kita bisa tercapai, maka kita disarankan untuk memperbaki ibadah, memperbaiki hubungan dengan orangtua, bersahabat dengan orang-orang sholih dan sukses, giat update ilmu dan memperbanyak sedekah. 

Resume dari materi Bengkel Diri, 25 Agustus 2018
Melejitkan Potensi Diri-Life Mapping Strategy
Oleh Ummu Balqis, Kepala Sekolah Bengkel Diri