Friday, 15 May 2020

Menguatkan Sayap Untuk Terbang

Memasuki pekan ke-2 program mentorship tahap kupu-kupu di kelas Bunda Cekatan. Ada beberapa hal menarik dari pembelajaran pekan ini. Keputusan saya untuk menjadi mentee di bidang Al Qur'an Journaling bisa dibilang 'salah jalur'. Karena di tahap telur-telur dan tahap kepompong saya tidak mengumpulkan ilmu atau makanan tentang itu. Jadi bagaimana bisa saya akan terbang dengan bekal yang baru, bukan bekal yang sudah saya kumpulkan dan saya ramu sebelumnya. 

Pesan Bu Septi tentang konsistensi terhadap apa yang kita pelajari cukup menohok bagi saya. Beliau menyampaikan, ketika belajar satu bidang jangan hanya permukaannya saja tapi lanjutkan sampai kita mahir dan hebat di bidang itu lalu pada akhirnya akan bisa terbang menjadai kupu-kupu cantik dengan sayap indah dan kuat. 

Di tahapan sebelumnya saya lebih condong mempelajari tentang parenting, khususnya portofolio. Benar kata Bu Septi, saya hanya belajar permukaannya saja. Di kelas portofolio saya hanya sekedar tahu. Karena di sana lebih membahas tentang portofolio anak untuk usia balita dan anak homeschooling, saya lalu menepi. Bukan melanjutkan perjalanan dengan mencari tahu bagaiamana cara membuat portofolio yang sesuai dengan kebutuhan saya. Saya hanya mencatat perkembangan menarik anak-anak lewat poto dan sedikit cerita di sosial media. Setelah itu saya lari ke bullet journal.  Di sini saya merasa lebih nyaman karena sesuai dengan apa yang sedang saya sukai dan saya butuhkan. Saat tahap kepompong saya lari pada tahap parenting dari sisi yang lain lagi. Dan sekarang saya lari lagi ke Al Qur'an journaling. 

Sampai tadi saat video call dengan mentor pun beliau nanya, mbak ini sudah benar sesuai dengan mindmap? 

Kalau ditanya apa sudah sesuai mindmap, jawabannya ya sesuai. Tapi gak sesuai dengan perjalanan saya di tahap telur-telur dan tahap kepompong.

Mentor saya nanya lagi, trus gimana mbak, mau lanjut mentoring bidang ini apa mau pindah?

Insyaallah saya tetap belajar bidang ini.

Saya dan mentor sepakat, perjalanan saya yang makan ini dan itu banyak sekali, sebenarnya bisa ditarik satu garis lurus. MENCATAT.

Portofolio, bullet journal, Al Qur'an journaling. 

Semua tentang satu hal, MENCATAT.

Dan bagi saya, ketiga bidang itu sangat bermanfaat bagi peran saya sebagai ibu. Dengan portofolio anak, saya bisa mencatat progress capaian anak-anak. Dengan bullet journaling, saya bisa mencatat semua kebutuhan saya termasuk manajemen keuangan dan manajeman waktu agar hidup saya lebih efisien sehingga waktu saya mendampingi anak-anak juga jadi lebih baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dengan Al Qur'an journaling, saya jadi punya bahan tambahan untuk dibahas bersama anak-anak. 

Ya, saya tidak salah arah, insyaallah. Saya tetap bisa menguatkan sayap dengan MENCATAT, dan akan terbang menjadi kupu-kupu indah, kuat dan hebat dengan MENCATAT.

(Thanks buat mbak Wafy, mentorku yang sudah bersedia sharing singkat lewat video call meski kendala perbedaan waktu Indonesia-Mesir membuat kita pending 2 kali videocallnya. Tapi alhamdulillah singkat tapi mengena ya mbak percakapan kita.)


Friday, 8 May 2020

Kupu-kupu Cantik Mencari Cinta

Kepompong yang telah berpuasa 30 hari lamanya, kini telah menjelma kupu-kupu nan cantik menawan. Cantik saja ternyata tak cukup, kupu-kupu itu harus belajar agar semakin terampil mengepakkan sayapnya tuk arungi dunia. 

Perjalanan kali ini kami para kupu-kupu cantik diminta untuk menjadi guru dan murid, menjadi mentor dan mentee. Bunda dihadapkan kembali pada pilihan. Ini adalah sebuah persoalah yang rumit. Sebagai seorang yang sulit memilih, bunda menemui kendala dalam memilih bidang apa yang akan bunda pilih sebagai mentor dan mentee. 

Langkah awal adalah membaca satu per satu profil mentor yang ada pada daftar. Semakin banyak membaca, semakin bingung lah bunda. Pada tahapan lalu, bunda sudah pernah belajar manajemen waktu, parenting tepatnya membuat portofolio anak, dan juga public speaking. Rasanya bunda sedang tidak ingin belajar ketiga bidang itu. Tentang manajemen waktu sepertinya bunda sudah mendapatkan inti cara mengendalikan diri dalam manajemen waktu. Tentang ilmu parenting, bunda sedang ingin istirahat dari banyaknya teori ilmu parenting. Bunda sedang ingin membangun bonding yang baik dengan anak-anak selagi masa work from home (wfh) ini. Dijejali banya teori membuat bunda agak terbebani untuk mempraktekannya. Biar bunda praktekkan semua yang sudah pernah dipelajari dulu sebelum upgrade ilmu parenting lagi. Untuk ilmu public speaking juga sedang tidak menjadi prioritas.

Lalu bidang apa yang ingin bunda pelajari dari mentor-mentor cantik ini?

Bunda baca satu per satu, mulai dari bidang bisnis, parenting, menggendong, memasak, food preparation, traveling, MPASI, menggendong, mengaji dan masih banyak lagi.

Tiba-tiba bunda berhenti pada satu profil, tepatnya pada rangkaian kata "Al Qur'an Journaling.

Seperti ketika dulu bertemu dengan jodoh, bunda merasa langsung klik. 

Bunda pernah mendengar Al Qur'an Journaling dari salah satu teman di grup bullet journal Bunda Cekatan. Beliau setiap hari mencatat alis menjurnalkan satu ayat menarik yang dia pelajari. Tadabur Al Qur'an dan membuat refleksi diri dari itu. 

Ah rasanya akan sangat menyenangkan dan menenangkan ketika bunda berinteraksi setiap hari dengan Al Qur'an. 

Tanpa menunda, bunda langsung menghubungi mentor itu. 

Ternyata beliau berada nun jauh di belahan bumi lain. Mbak Wafy namanya, beliau berada di Cairo sekarang. Beliau seorang aktifis rupanya kalau melihat profil yang diberikan ketika kami berkenalan. Banyak pengalaman organisasi dan komunitas beliau. Selain itu, beliau memang sudah rutin mengisi kelas tadabur Alqur'an. Wuah, gak salah pilih mentor nih. Dan rupanya bunda dan mbak wafy pernah sama-sama ada dalam grup bullet journal tapi gak saling ngeh. Satu lagi, mbak Wafy ini sedang menekuni dunia kepenulisan. Sudah ada beberapa buku antologi hasil karya beliau. Semoga kami juga bisa berkolaborasi dalam dunia kepenulisan ya someday.
Nah, apa kabar mencari mentee?

Itu dia, bunda memutuskan untuk menjadi mentor dalam bidang keuangan keluarga. Tapi rupanya belum beruntung euy. Sampai sekarang belum juga mendapatkan mentee. 

Tapi it's ok lah. Mungkin sekarang belum saatnya untuk menjadi mentor. So, semangat dulu untuk menjadi mentee ya.