Saturday, 8 September 2018

Kenari yang Sombong

“Hei ayam kecil, tahu gak kamu, di antara semua hewan peliharaan di rumah ini akulah yang paling disayang oleh kakek tua itu,” celetuk Ken si kenari pada Cikcik si anak ayam.

Kenari dan Cikcik tinggal bersama di satu rumah yang cukup besar milik kakek Naryo. Banyak hewan peliharaan yang ada di rumah kakek. Ada kenari, ayam, kucing, ikan, dan kelinci.

Kakek Naryo memang sangat menyukai hewan peliharaan. Beliau sudah tidak bekerja lagi, jadi mengurusi hewan peliharaan menjadi kegiatan sehari-harinya. Setiap pagi kakek memberi makan peliaharaannya. Kakek juga tak pernah terlambat untuk membersihkan kandang, menjemur hewan-hewan agar terkena sinar matahari pagi bahkan memandikan satu persatu hewan peliharaannya.

Kakek Naryo sangat sabar dalam mengurusi semua hewan peliharaannya. Ken si kenari selalu menjadi yang pertama dikeluarkan dari rumah dan digantungkan sangkarnya di teras untuk berjemur. Setelah mengeluarkan hewan-hewan lain, kakek kemudian menyemprot badan kenari agar selalu bersih. Kakek juga menyuapi kenari makan menggunakan sendok kecil.

“Lihatlah aku selalu jadi yang pertama diurusi oleh kakek Naryo,” kata Ken pada Cikcik yang sedang sibuk mematuk-matuk makanan.

“Aku selalu disuapi bubur dan susu oleh kakek, sementara kamu dibiarkan mematuk-matuk sendiri makananmu seperti itu. Kelinci pun sama hanya disediakan wortel lalu dia melompat kesana kemari sambil mengerat wortelnya.” Ken masih terus sibuk berbicara dari balik sangkarnya.

Cikcik tetap saja sibuk mematuk biji-bijian yang tadi sudah diberikan oleh kakek Naryo di wadah yang diletakkam di halaman rumah. Bersama teman-temannya, Cikcik hanya mendengar sekilas saja apa yang dibicarakan Ken pada mereka.

Bagi Cikcik dan teman-temannya, kakek Naryo tak pernah membeda-bedakan perlakuan pada tiap hewan peliharaannya. Semua diurusi dengan baik oleh kakek. Cikcik tak pernah kelaparan dan kandangnya pun selalu dibersihkan. Dia juga dilepas untuk bisa bermain bebas di halaman rumah setiap pagi.

“Kakek Naryo itu orang yang baik. Beliau gak pernah mengistimewakan satu di antara kita. Buktinya aku gak pernah kelaparan selama berada di sini,” akhirnya Cikcik menjawab semua cerita Ken setelah burung kecil itu kesal karena merasa tidak didengarkan.

Ken semakin kesal jadinya, bagaimana bisa ayam kecil itu berpikir kalau dirinya tidak istimewa. Sudah jelas kalau kakek Naryo selalu mengurusinya paling awal. Kakek pun selalu menghabiskan waktu terlama bersamanya karena hewan lain dibiarkan makan dari wadah sementara dia disuapi setiap hari.

Ken si kenari masih terus berpikir kenapa tak satupun teman-temannya yang setuju kalau dia istimewa. Kemarin ketika dia cerita pada Rabs, kelinci putih itu pun mengatakan hal yang sama dengan apa yang disampaikan Cikcik tadi.

Padahal kan Rabs sama sekali tidak pernah disuapi makanan atau ditunggui lama oleh kakek Naryo seperti aku. Kenapa dia menganggap semua itu biasa saja. Memang sih, kakek Naryo selalu baik pada semua hewan yang ada di rumah ini. Tapi tetap saja, aku yang paling disayang dan diistimewakan.

“Selamat pagi, Ken,” sapa kakek Naryo padanya.

Ken pun langsung berkicau dengan riang menjawab sapaan kakek Naryo. Dia sengaja berkicau dengan lebih keras agar semua hewan peliharaan di rumah ini memperhatikannya dan melihat betapa istimewa perlakuan kakek padanya.

Kakek Naryo tersenyum senang mendengar kicauan merdu dari burung kecil di hadapannya, “Ken, hari ini kau coba untuk makan sendiri dari wadah ya. Aku rasa kau sudah cukup besar untuk terus disuapi. Nah, ini dia bubur kesukaanmu. Nanti kalau paruhmu sudah kuat akan kuganti makananmu dengan biji-bijian lezat.”

Ken terkejut dengan perkataan kakek Naryo. Jadi selama ini kakek menyuapinya bukan karena dia istimewa, tapi karena dia masih terlalu kecil untuk bisa mematuk sendiri makanan dari wadahnya. Wajah Ken langsung mendadak sedih, ditambah malu juga karena ternyata semua teman-teman sedang memperhatikannya. Kicauan kerasnya tadi benar-benar mengalihkan perhatian semua hewan peliharaan kepadanya. Mereka tersenyum mendengar perkataan kakek. Ken malu dan menyesal telah sombong selama ini karena merasa paling istimewa di antara hewan peliharaan lainnya.

#day14

Teknik Dasar Fotografi Menggunakan Ponsel

Ibu Ariana, praktisi fotografi menggunakan kamera ponsel, menjadi pemateri di sekolah online Bengkel Diri pada tanggal 31 Agustus 2018. Dia berbagi ilmunya tentang teknik dasar fotografi dan edit foto, terutama foto dengan menggunakan kamera ponsel.

Menurutnya faktor utama dalam fotografi adalah cahaya. Alagi jika kita menggunakan kamera ponsel, maka kita sangat membutuhkan dukungan cahaya matahari. Hasil foto dari kamera ponsel jika didukung pencahayaan matahari yang optimal akan terlihat 99% sama warnanya dengan objek aslinya. Padahal kita sering beranggapan jika memoto produk di dalam ruangan dengan kondisi semua lampu dinyalakan akan menghasilkan poto yang bagus. Ternyata anggapan kita itu salah, karena posisi lampu yang berada di atas produk akan memunculkan bayangan dalam foto, bisa bayangan produknya atau bayangan dari tangan orang yang memoto.  Apalagi jika lampu yang digunakan adalah jenis lampu kuning. Saran dari ibu Ariana, daripada menggunakan lampu lebih baik kita memilih untuk melakukan pemotretan produk di dekat jendela atau di teras dengan cahaya matahari alami.

Faktor kedua yang mendukung hasil foto adalah reflektor. Alat ini berguna untuk memantulkan cahaya ke objek. Tujuannya agar sisi yang tidak terkena cahaya tetap tampak terang. Kalau ada sisi yang tidak terkena sinar maka nanti saat diedit, dinaikkan tingkat brightnes-nya akan muncul titik-titik yang membuat foto noisy atau tidak jernih. Reflektor yang digunakan bukan hanya alat profesional yang berbeli saja tapi kita juga bisa memanfaatkan barang-barang di sekitar kita. Contoh alat yang bisa digunakan sebagai reflektor seperti cermin, aluminium foil, loyang aluminium, dll.

Difuser merupakan faktor ketiga yang menjadi faktor pendukung hasil foto. Merupakan alat untuk meredam cahaya yang terlalu terang. Ketika kita melakukan pemotretan di jendela contohnya, ada satu sisi yang mendapatkan cahaya berlebih. Hal ini akan membuat sisi tersebut overexposure atau terlalu terang. Oleh karena itu, kita harus menutupi sisi itu dengan difuser.


Bersambung....

Sunday, 2 September 2018

Materi Bengkel Diri: Aqidah Kokoh Modal Kehidupan




Prof. DR. Buya Hamka menyampaikan, "Jika hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja." Manusia diciptakan dengan memiliki akal, tidak sama dengan makhluk hidup lainnya. Hal ini bertujuan agar manusia memahami hakikat kehidupan. Jika telah memahami apa hakikat kehidupan maka hidupnya akan kaya makna dan langkahnya penuh kemantapan. Jika tidak memahami hakikat kehidupan, maka orang akan mudah gelisah, hidupnya tidak terarah dan kosong dari makna. 


Ada tiga pertanyaan mendasar manusia berkaitan dengan hakikat kehidupannya, yaitu:
  1. Darimana manusia berasal? 
  2. Untuk apa manusia hidup? 
  3. Kemana manusia setelah mati?
Untuk menjawab tiga pertanyaan mendasar tersebut, tentunya kita harus mencari sumber yang paling benar. Kita tidak bisa bersumber pada pemikiran spekulatif yang nilainya bisa benar dan bisa juga salah. Bagi umat Islam, sumber dari segala pertanyaan dalam kehidupannya adalah Al Qur'an. Tiada sedikitpun keraguan akan kebenaran isi dari Al Qur'an, karena kitab suci umat Islam ini merupakan firman-firman Allah. Dalam surat Al Baqarah ayat 23 Allah berfirman, "Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar."


Jawaban dari tiga pertanyaan mendasar manusia berkaitan dengan hakikat kehidupan, sebenarnya sudah dijelaskan dalam Al Qur'an. Allah menurunkan surat Al Ikhlas ayat 1 - 4 ketika Rasulullah terus menerus ditanya oleh kaum Quraisy tentang wujud Tuhan yang disembah olehnya. Mereka terus bertanya seperti apa Tuhan yang katanya menciptakan makhluk hidup dan seluruh alam semesta, apakah terbuat dari emas atau perak.

Di dalam surat Al Ikhlas telah terjawab bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa. Allah juga tempat satu-satunya bagi manusia untuk bergantung, memohon pertolongan dari segala permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan. Allah juga tidak beranak dan diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun dan sesuatu pun yang setara dengan Dia. Jika kita ingin mengenal Allah, jangan pikirkan tentang Dzat-Nya tapi pikirkan tentang ciptaan-ciptaan-Nya, maka niscaya kita akan senantiasa memuji kebesaran-Nya.



Setelah mengetahui darimana asal muasal manusia, maka pertanyaan berikutnya adalah untuk apa manusia diciptakan dan hidup di dunia? Jawaban pertanyaan ini pun sudah ada dalam Al Qur'an tepatnya surat Az Zariyat ayat 56. Allah berfirman, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/beribadah kepada-Ku."

Beribadah yang dimaksud merupakan ibadah dalam konteks yang luas, yaitu ibadah yang kaitannya hubungan dengan Allah (sholat, puasa, zakat, dll), ibadah yang kaitannya hubungan dengan diri sendiri (akhlaq, adab, dll) dan juga ibadah yang kaitannya hubungan dengan sesama makhluk Allah (menjaga lingkungan, hubungan sosial, pendidikan, dll). Jika manusia telah meyakini bahwa hidupnya adalah untuk beribadah maka langkah yang ditempuh sepanjang hidupnya sudah jelas arah dan tujuannya..


Hidup manusia tidak abadi di dunia, semua akan mati. Lalu kemana manusia setelah mati? Allah berfirman dalam Al Qur'an surat Al Mu'minun ayat 15-16, "Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati. Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat)." Setiap manusia akan dibangkitkan dari kuburnya pada hari kiamat nanti. Semua akan dikumpulkan di padang mahsyar untuk kemudian akan dihisab semua perbuatannya selama ada di dunia. 



Jawaban tiga pertanyaan tentang hakikat kehidupan inilah yang akan menjadi dasar aqidah Islam seseorang. Aqidah Islam adalah cara pandang yang komprehensiv terhadap dunia yang meyakini adanya Allah al Khaliq, yang menciptakan manusia di dunia untuk semata beribadah kepada-Nya dan adanya akhirat dimana manusia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap semua amalannya. Semakin kuat pemahamannya terhadap aqidah Islam maka makin yakin dan kokoh langkah hidupnya. 

Tulisan ini merupakan tugas membuat resume dari sekolah online Bengkel Diri.
Materi Dasar Islam - Aqidah Kokoh Modal Kehidupan
Disampaikan oleh ustadzah Fitri tanggal 28 Agustus 2018

Saturday, 1 September 2018

Sahabat Baik itu Tolong Menolong

Di sebuah aliran sungai hiduplah seekor penyu. Dia memiliki sahabat seekor kelinci yang hidup di dalam lubang pohon yang berada di pinggiran sungai. Awalnya mereka sering bertemu di rerumputan hijau yang indah membentang sepanjang tepi sungai. Penyu yang hidup di air, sesekali keluar dari sungai untum berjalan-jalan di tepiannya. Sementara kelinci suka berlompatan kesana kemari untuk bermain dan mencari makan di tempat yang sama. Karena sering bertemu dan bersama, akhirnya mereka pun berteman dan bersahabat. 

Penyu dan kelinci adalah sahabat yang baik. Mereka selalu bermain bersama. Hal ini membuat rubah yang mengincar keduanya untuk dimangsa merasa kesulitan untuk menangkap mereka. Ketika penyu ada di sungai, kelinci duduk di tepiannya. Bahkan terkadang kelinci ikut menelusuri aliran sungai dengan duduk di atas punggung penyu. Lalu ketika kelinci berada di dalam rumahnya, penyu duduk di depan lubang pohon itu. Rubah pun berpikir keras bagaimana cara menangkap salah satu dari mereka.

"Kelinci yang gembul dan kura-kura yang lucu itu pasti akan menjadi santapan yang lezat." pikir rubah. 

Sampai suatu hari, rubah melihat kura-kura tampak kesakitan. Dia berguling-guling di depan rumah kelinci menahan sakit perutnya. 

"Aduuuh perutku sakiit. Tolong aku kelinci." rengek kura-kura kesakitan. 

Kelinci yang tak tega melihat kura-kura, segera mengajak kura-kura untuk masuk ke dalam rumahnya. 

"Tenang kura-kura, kau tunggu saja di sini. Aku akan mencarikan dedaunan obat untuk menyembuhkan sakit perutmu," kata kelinci. 

Rubah yang sudah lama mengincar mereka, tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia yang tadinya bersembunyi di balik semak-semak dekat rumah kelinci, segera berlari menghampiri kura-kura. Rubah mengendap-endap perlahan memasuki lubang pohon sambil membawa sebuah kantong besar. Kura-kura yang masih merintih kesakitan tidak menyadari kehadiran rubah di ruangan yang sama. Dia sibuk berguling-guling sambil memegangi perutnya. Sampai tanpa sengaja, dia berguling ke dalam kantong besar yang sengaja diletakkan di dekatnya oleh rubah. Akhirnya rubah bisa menangkap kura-kura, memasukkannya ke dalam kantong lalu membawanya pergi. 

Kelinci yang baru pulang mencari obat untuk kura-kura sangat terkejut begitu melihat tak ada kura-kura di rumahnya. Kelinci sangat khawatir. 

"Kura-kuraaaa, dimana kau? Aku sudah membawakan daun obat-obatan untukmu." teriak kelinci semakin khawatir. Kelinci pun mencari kura-kura di sekeliling pohon dan tepian sungai. Tapi kelinci tak menemukan sahabatnya itu. Sampai lamat-lamat dia mendengar teriakan kura-kura. Diikutinya arah suara itu. Rupanya sumber suara itu ada pada sebuah kantong besar yang sedang dipanggul oleh rubah. 

"Aahh, rupanya rubah telah menangkap kura-kura. Aku tak boleh tinggal diam. Aku harus menolong sahabatku." kata kelinci dalam hati. 

Kelinci pun melompat perlahan-lahan untuk mengikuti langkah rubah. Diam-diam kelinci melangkah lebih cepat mendahului rubah. Kelinci lalu berpikir untuk pura-pura mati di tengah jalan yang akan dilalui rubah. Benar saja, begitu rubah melalui jalan itu dan melihat ada seekor kelinci yang tergeletak tak berdaya, dia sangat kegirangan. 

"Wah, siapa sangka aku akan mendapatkan dua mangsa sekaligus malam ini. Aku akan meletakkan kura-kura di rumah dulu. Setelah itu aku akan kembali untuk mengambil bangkai kelinci ini." dengan cepat rubah berlari ke rumah untuk meletakkan kantong besar berisi kura-kura. 

Sayangnya begitu rubah sampai di jalan yang dilalui tadi, dia tak lagi menemukan bangkai kelinci. Dia berjalan kesana kemari mencari mangsa yang sudah dibayangkannya akan menjadi santapan lezat tadi. 

"Kemana perginya bangkai kelinci tadi? Apa sudah ada yang memangsanya?" tanya rubah pada dirinya sendiri. 

Karena tidak menemukan bangkai kelinci yang dicari, rubah pun memutuskan untuk kembali ke rumah untuk segera menyantap kura-kura. Perutnya sudah lapar membayangkan mangsanya. Dia berlari cepat untuk pulang ke rumah. 

Begitu sampai di rumah, tanpa membuang waktu rubah pun langsung memasukkan kepalanya ke dalam kantong besar berisi kura-kura. Dia tak bisa lagi menahan lapar. Dia ingin langsung menyantap kura-kura untuk makan malam. 

Tapi apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Bukannya kura-kura yang didapatkan, rubah justru  bertemu dengan ratusan lebah di dalam kantong besar itu. Lebah-lebah pun seketika menyerbu rubah yang berlari pontang-panting.

"Tolonggg... tolong aku." teriak rubah yang badannya sudah mulai bentol-bentol terkena sengatan lebah. 

Sementara itu, di balik semak-semak ada dua sahabat yang sedang tertawa bersama melihat rubah yang berlari-lari menghindari lebah. Rupanya tadi kelinci mengendap-endap memasuki rumah rubah dan mengeluarkan kura-kura dari dalam kantong ketika rubah keluar rumah untuk mencari dirinya yang dikira sudah mati. Kemudian kelinci memasukkan sarang lebah ke dalam kantong yang tadi berisi kura-kura. 

"Terimakasih ya kelinci, kau sudah menolongku. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku sudah jadi santapan makan malam si rubah," kata kura-kura. 

"Sama-sama, kura-kura. Sebagai sahabat, sudah seharusnya kita saling tolong menolong," jawab kelinci. Mereka pun tersenyum bahagia dan berjalan bersama menuju rumah kelinci di tepian sungai. 

Materi Bengkel Diri: Melejitkan Potensi Diri (2)

Dalam tulisan kali ini, kita akan melanjutkan resume materi dari belajar online di Bengkel Diri yang pernah dituliskan pada Materi Bengkel Diri: Melejitkan Potensi Diri. Pada tulisan sebelumnya dijelaskan bahwa potensi diri akan lebih mudah muncul jika kita membutuhkannya dalam hidup. Jadi langkah awal yang perlu dilakukan sebelum menggali potensi diri adalah mengetahui terlebih dulu apa tujuan hidup kita, apa kebutuhan hidup kita. 

Allah dalam surat Az Zariat ayat 56 berfirman bahwa, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepada-Ku." Dalam ayat ini sudah jelas bahwa tujuan besar atau tujuan umum kita hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah. Beribadah dalam konteks hubungan kita dengan Allah, beribadah dalam konteks hubungan kita dengan diri sendiri, dan juga beribadah dalam konteks hubungan kita dengan sesama makhluk Allah. 

Dari tujuan umum tersebut, kita bisa menjabarkannya lagi ke dalam tujuan-tujuan khusus jangka panjang dan jangka pendek yang tentunya semua akhirnya bermuara kepada tujuan untuk beribadah kepada Allah. Menentukan tujuan hidup ini menjadi sangatlah penting agar hidup lebih terarah. Orang yang jelas tujuan hidupnya akan menjadi orang yang lebih kuat, sukses dan tidak suka menyia-nyiakan waktu. 

Dalam hadist riwayat Muslim, Rasulullah bersabda bahwa "Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, namun pada masing-masing (keduanya) ada kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan menjadi lemah. Jika kamu ditimpa sesuatu, jangan berkata seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu, tetapi katakanlah Allah telah menakdirkan dan kehendak Allah pasti dilakukan. Sebab kata 'seandainya' dapat membuka perbuatan setan."

Untuk menentukan tujuan khusus hidup, kita dapat memanfaatkan suatu teknik yang bernama life mapping. Teknik ini memanfaatkan seluruh otak kita melalui hasil perenungan-perenungan penting yang mendalam yang kita tuangkan dalam gambar. Dengan life mapping, hidup kita akan lebih terarah, kita akan memiliki guidline dalam melangkah, kita akan memiliki alat analisis kegagalan, kita akan lebih mudah dalam menentukan skala prioritas, kita akan lebih mudah dalam mendayagunakan potensi diri dan tentunya kita akan memiliki dasar dalam mengoreksi diri. 

Life mapping akan mengingatkan kita bahwa setelah satu urusan akan ada urusan lain yang harus kita selesaikan. Setelah satu tujuan akan ada tujuan berikutnya yang harus kita capai. Sebagaimana kata seorang ahli ilmu, DR Aid al Qorni, "Seorang mukmin itu akalnya selalu berpikir, pandangannya yang memberi pelajaran, lisannya yang berdzikir, hatinya yang bersyukur dan bersungguh-sungguh dalam hidup di dunia."

Untuk menyusun life mapping ada beberapa hal yang harus kita siapkan, antara lain:
  1. Tujuan hidup khusus berdasarkan waktu (per tahun, per 5 tahun, per 10 tahun)
  2. Tujuan hidup berdasarkan kelompok  (karir, pernikahan, kesehatan, pendidikan, agama, dll)
  3. Prioritas, semakin tinggi prioritasnya semakin ditebalkan atau dibesarkan tulisannya
  4. Catatan potensi yang harus dikembangkan
  5. Langkah konkrit yang harus dilakukan
Rasulullah pun pada zamannya telah menggunakan teknik semacam life mapping ini. Dari Bukhari dan Ibnu Mas'ud diceritakan bahwa Rasulullah pernah membuat gambar segi empat, di tengah-tengahnya ada garis lurus yang memanjang hingga keluar kotak. Di samping garis tengah ada garis-garis kecil. Lalu Rasulullah menerangkan, ini manusia dan garis persegi itu adalah kurungan ajalnya sedangkan garis panjang yang keluar batas adalah angan-angan dan cita-cita manusia. Garis kecil-kecil ini adalah gangguan-gangguan yang menghinggapi manusia. Maka bila ia selamat dari yang pertama, dia mungkin akan terkena yang kedua, jika terhindar dari yang satu akan terkena yang lain. 

Life mapping merupakan alat bantu kita untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan hidup di dunia yang kemudian tujuan akhirnya adalah untuk kehidupan akhirat kita. Oleh karena itu agar life mapping kita berjalan dengan baik, tujuan hidup kita bisa tercapai, maka kita disarankan untuk memperbaki ibadah, memperbaiki hubungan dengan orangtua, bersahabat dengan orang-orang sholih dan sukses, giat update ilmu dan memperbanyak sedekah. 

Resume dari materi Bengkel Diri, 25 Agustus 2018
Melejitkan Potensi Diri-Life Mapping Strategy
Oleh Ummu Balqis, Kepala Sekolah Bengkel Diri

Wednesday, 29 August 2018

Naufal dan Sandal

“Bunda kenapa teman-teman menertawakan aku dari tadi pagi?” tanya Naufal ketika dijemput bunda di depan sekolah taman kanak-kanaknya.
Bunda pun heran kenapa tiba-tiba Naufal bertanya seperti itu. Untuk menjawab pertanyaan Naufal, bunda pun mengamatinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Naufal menunggu bunda yang sedang mengamatinya dengan wajah penasaran. Dia bingung kenapa teman-teman melihatnya dengan aneh seharian ini.
Sepertinya tidak ada yang aneh.
Eits ...
Tunggu dulu. Apa itu?
Pantas saja Naufal ditertawakan teman-temannya. Ternyata hari ini dia memakai sandal beda warna dan beda model kanan dan kiri. Bunda lalu jongkok sambil tersenyum, “Nak, mungkin ini yang membuat teman-teman tertawa. Ada yang lucu di sini.” Bunda menunjuk pada sandal Naufal yang berwarna merah di kanan dan biru di kiri. Satu sandal berbentuk sandal jepit dan satu sandal berbentuk selop.
Ekspresi Naufal belum berubah, wajahnya masih menunjukkan keheranan. “Apa yang lucu, Bunda?” tanyanya.
“Coba Adik lihat sandal teman-teman, semua warnanya sama. Modelnya pun sama antara sandal kanan dan kiri.” Bunda mencoba memberikan pengertian.
Naufal melihat satu per satu temannya yang lewat. Dia mengamati sandal yang dipakai teman-temannya. Benar juga, pikirnya. Semuanya memakai sandal dengan warna dan model yang sama kanan dan kiri. Dia lalu kembali melihat ke ujung bawah kakinya. Tapi, apa yang salah dengan sandalnya?
“Tapi apa yang salah dengan sandalku, Bunda? Naufal masih bingung kenapa teman-teman memandangnya aneh.
Bunda yang tidak menyadari anaknya memakai sandal yang berbeda sejak tadi pagi mengantarnya sekolah, mencoba menjelaskan, “Nak, umumnya orang-orang memakai sandal yang warna dan modelnya sama. Karena hari ini Adik memakai sandal yang warna dan modelnya berbeda antara kanan dan kiri, itu dianggap lucu sama teman-teman. Emang kenapa kok Adik pakai sandal yang berbeda hari ini?”
Naufal pun menjawab, “Sandalku merah yang kiri putus kemarin. Tapi yang kanan masih bagus. Jadi kan masih bisa dipakai. Ya udah aku pakai aja. Sayang kan kalau masih bagus harus dibuang.”
Masyaallah ternyata itu alasannya kenapa hari ini Naufal memakai sandal yang berbeda. Dia tidak tega untuk membuang sandal merah yang kanan karena kondisinya masih bagus.

Monday, 27 August 2018

Bunda Suka Mendongeng, Tapi Bukan Sekarang

Bunda terpaku dalam diam ketika mendapatkan tugas tantangan 10 hari dari kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional level 10. Membangun karakter anak melalui dongeng, itulah tema tugas pada level ini. Bunda suka mendongeng, tepatnya membacakan buku dongeng untuk anak-anak. Tapi bukan sekarang. Momennya saat ini kurang pas untuk bunda menyelipkan pesan melalui dongeng. Karena akhir-akhir ini, dua jagoan sedang pada masa super kritis, sedang tinggi rasa ingin tahunya. Jadi bunda harus menjawab semua pertanyaan, menyampaikan pesan dengan jawaban logis apa adanya yang bisa diterima oleh nalar mereka. 

Mungkin di usia anak-anak umur 8 dan 9 tahun ini sedang memasuki masa super aktif. Melihat dan mendengarkan cerita kegiatan sehari-hari mereka, rasanya banyak hal yang harus diluruskan, banyak pesan yang harus disampaikan. Tapi tidak mungkin dalam sehari mereka diberondong oleh beribu nasihat dari bunda yang berdalih menginginkan kebaikan anak-anak kesayangan.

Bunda akan ceritakan salah satu kejadian beberapa hari terakhir yang membuat bunda teringat belum pernah menjelaskan tentang 'pelajaran' tersebut pada anak-anak. 

Minggu lalu, anak-anak libur dalam rangka Idul Adha. Seperti biasa liburan mereka diisi dengan bermain bersama teman-teman seperumahan. Kadang di rumah kami, kadang di rumah tetangga, kadang juga di halaman mushola. Sejak pagi setelah mandi dan sarapan, mereka sudah langsung beredar. Mereka baru pulang menjelang sholat dzuhur, mengambil sarung lalu berangkat lagi untuk sholat jamaah ke mushola. 

Tapi ada yang berbeda dengan hari itu. Abid, anak tertua Bunda pulang dari mushola dengan tangan kosong. Tak ada sarung yang dibawanya seperti biasa. Abid pulang dari mushola dengan celana pendek dan kaos oblong kostum bermainnya. Bunda tidak tahu keberangkatan anak-anak ke mushola karena baru sampai rumah di jam istirahat kantor. 

"Mas dari mana?" tanya bunda sepulang Abid daei mushola. 

Abid tampak kaget ditanya seperti itu oleh bunda, "Dari mushola."

Bunda menanyakan alasannya tidak membawa sarung dan peci saat ke mushola tadi. Abid pun menjawab singkat, katanya di mushola ada sarung yang bisa dipakai. 

Tak salah memang, tapi alangkah baiknya kalau kita berangkat ke mushola dalam kondisi bersih dan rapi. Bukankan kita ke mushola untuk beribadah, untuk berdo'a pada Allah?

"Coba kalau Mas berangkat ke sekolah pakai baju main trus baru ganti di seragam, kira-kira baik gak?" tanya bunda mencoba memancing pemikirannya. Abid tampak termenung memikirkan kata-kata Bunda. Dia duduk di samping Bunda sambil terdiam agak lama. Kemudian dia menunduk lalu menggeleng. 

Bunda pun melanjutkan celotehannya, "Kalau ke sekolah saja kita berusaha tampil rapi dan bersih sejak berangkat, apalagi ke mushola. Allah yang memberikan segalanya untuk kita, jadi sudah seharusnya kita berikan yang terbaik pula untuk Allah. Termasuk dalam hal berpakaian rapi dan bersih saat ke mushola. Lagipula, sarung yang disediakan di mushola itu sebenarnya untuk para musafir. Mas ingat gak kalau kita bepergian jauh, biasanya kita pinjam sarung di mushola SPBU atau masjid?"

"Iya, kan biasanya aku pakai celana pendek. Jadi kalau sholat pinjam sarung di mushola." jawabnya. 

Bunda membalas jawaban Abid dengan senyuman, "Nah, karena itu kita harus jaga kebersihan sarung-sarung di mushola. Coba kalau sarung disana dipakai terus sama anak-anak yang baru bermain dan belum bersih-bersih diri seperti Mas tadi, pasti cepat kotor kan? Padahal Mas rumahnya dekat, bisa bersih-bersih diri dulu lalu pakai sarung dari rumah."

Abid menganggukkan kepala tanda paham dengan penjelasan panjang lebar bunda. Pelukan hangat pun dihadiahkan untuk Abid karena sudah mau mendengarkan penjelasan bunda. 

Beginilah perkembangan anak-anak bunda sekarang. Mereka sedang ada pada masa ingin tahu yang tinggi. Jadi bunda belum bisa memasukkan pesan melalui dongeng untuk mereka. Bunda suka mendongeng, tapi bukan sekarang saatnya. 

#bundasayang #institutibuprofesional #level10 #tantangan10hari #day1 #grabyourimagination
#30dwc #30dwcjilid14 #squad6 #day6











Sunday, 26 August 2018

Materi Bengkel Diri: Melejitkan Potensi Diri

Potensi diri adalah suatu kekuatan di dalam diri yang mungkin belum muncul atau belum tampak bahkan oleh diri kita sendiri. Potensi diri merupakan karunia dari Allah yang bisa kita kembangkan agar kita lebih bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. 

Sesungguhnya tiap insan adalah juara. Dimulai dari proses kehadiran diri kita di dunia sudah menunjukkan kalau kita adalah juara. Ribuan sperma berebut untuk mendekati sel telur dan pada akhirnya hanya ada satu yang bisa menjadi juara untuk bersatu dan menjadi embrio, menjadi calon diri kita kemudian. 

Allah pun berfirman dalam At-Tin ayat 4, "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." Seharusnya hal ini bisa membuat kita merasa percaya kalau kita dihadirkan di dunia dengan suatu keistimewaan yang telah diberikan oleh Allah. 

Dalam surat Al isro ayat 70, Allah juga menjelaskan tentang keistimewaan penciptaan manusia di dunia ini. "Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak-cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."

Potensi diri mana setiap manusia bermacam-macam adanya. Setiap orang memiliki potensi yang berbeda dengan orang lain. Potensi yang terpendam dalam diri akan lebih mudah muncul kalau kita merasa membutuhkan potensi tersebut. Memahami tujuan hidup akan membantu kita untuk lebih memahami apa potensi diri yang kita butuhkan dan harus lebih kita tonjolkan untuk mencapai tujuan hidup tersebut. 

...bersambung

Resume dari materi Bengkel Diri, 25 Agustus 2018
Melejitkan Potensi Diri-Life Mapping Strategy
Oleh Ummu Balqis, Kepala Sekolah Bengkel Diri

#30dwc #30dwcjilid14 #squad6 #day5

Saturday, 25 August 2018

Materi Bengkel Diri : Adab Menuntut Ilmu (Bagian 2)

Para malaikat selalu membentangkan sayapnya menaungi para penuntut ilmu karena senang dengan perbuatan itu, dan orang alim dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi dan ikan-ikan di dalam air. Kelebihan orang alim atas ahli ibadah bagaikan kelebihan cahaya rembulan atas cahaya bintang 
(HR. Abu Daud)

Betapa Allah memuliakan orang-orang yang senantiasa menuntut ilmu. Malaikat pun senang dengan para penuntut ilmu.  Rasulullah bersabda dalam hadist riwayat Muslim bahwa jika manusia mati, terputuslah amalnya kecuali tiga hal, shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendo'akan dirinya. 

Agar ilmu yang kita pelajari bermanfaat dan menjadi ladang amal jariyah maka kita bisa menyampaikannya pada orang lain. Jika orang lain mengamalkan ilmu itu maka kita akan mendapatkan pahala sebesar pahala orang yang melakukan kebaikan itu. Hal ini disampaikan Rasulullah dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim.

Empat hal yang bisa dilakukan sebagai muslim dalam menuntut ilmu, antara lain:
  1. Pembentukan nalar rasional
  2. Pengakuan metode eksperimental
  3. Memetik segala yang bermanfaat
  4. Memberantas tahayul dan khurafat
Berkaitan dengan ilmu, setiap muslim wajib untuk:
  1. Mengkaji tsaqafah Islam untuk memberi arah bagi hidupnya dan mengkaji dengan landasan keimanan
  2. Mengkaji ilmu untuk diamalkan
  3. Mempelajari sains dan teknologi yang diminati, dalam kerangka beribadah kepada Allah dan diamalkan sesuai syariah.
Dalam menuntut ilmu, seorang muslim diharapkan untuk memahami adabnya agar bernilai sebagai ibadah. Adab tersebut antara lain:
  • Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu
  • Rajin berdo'a kepada Allah, memohon ilmu yang bermanfaat
  • Bersungguh-sungguh dalam belajar dan senantiasa merasa haus ilmu
  • Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah
  • Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu
  • Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan oleh ustadz, syaikh atau guru
  • Berusaha memahami, menghafalkan ilmu syar'i yang disampaikan. Mengikat ilmu atau pelajaran dengan tulisan, mengamalkan ilmu yang diperoleh.
  • Berusaha mendakwahkan ilmu

#bengkeldiri #bengkeldiriangkatan4 #BD4Ummusalamah #resumeMDIsesi1BD46
#30DWC #30DWCjilid14 #squad6 #day4

Friday, 24 August 2018

Materi Bengkel Diri: Adab Menuntut Ilmu (Bagian 1)

Allah berfirman dalam Al Qur'an surat Az Zariat ayat 56:

"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."

Ustadzah Wahyuningtyas Riski Fitriandini yang akrab dipanggil dengan ustadzah Fitri , dalam materi dasar Islam komunitas Bengkel Diri angkatan 4, menyampaikan bahwa ibadah yang dimaksud adalah ibadah dalam dimensi yang luas. Bukan hanya mencakup hubungan manusia dengan Allah saja, tapi juga mencakup hubungan manusia dengan diri sendiri  dan hubungan dengam manusia lainnya. 

Hubungan dengan Allah berkaitan dengan aqidah dan ibadah. Hubungan dengan diri sendiri berkaitan dengan akhlaq dan adab tentang pelaksanaan kegiatan sehari-hari, seperti cara makan, minum, berpakaian, dll. Hubungan dengan manusia lain berkaitan dengan hukum, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, dll. 

Seluruh aspek kegiatan dalam kehidupan kita ternyata bisa dinilai sebagai ibadah. Akan tetapi ada satu syarat yang harus dipenuhi agar kegiatan kita bernilai ibadah, yaitu kita tahu ilmunya. Tanpa kita berdasar pada ilmu maka apa yang kita kerjakan akan sia-sia dan tidak mendatangkan keridhoan dari Allah. Oleh karena itu, Allah berfirman "Allah mengangkat derjat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS: Mujadalah 11).  Orang yang berilmu tahu mana kegiatan yang diridhoi Allah, bernilai ibadah sehingga mendekatkan ke surga dan mana kegiatan yang justru mendatangkan kemurkaan Allah sehingga mendekatkan ke neraka. 


#bengkeldiri #bengkeldiriangkatan4 #BD4Ummusalamah #resumeMDIsesi1BD46
#30DWC #30DWCjilid14 #squad6 #day3

Friday, 1 June 2018

Sudah Bisa Memilih








Bunda lupa le, kalau kamu sudah besar. Bajupun masih dipilihkan. Hari ini kamu dengan tegas bilang, "Aku gak suka yang itu, aku suka yang ini." Ayah dan bunda yang selalu sibuk ngomongin bahan yang adem, jahitan rapi dan sebagainya langsung terdiam. Melihatmu yang sudah semakin besar  dan tinggi. Ayah bunda tersadar, kamu sudah besar, sudah bisa memilih jalanmu sendiri. Bukan hanya memilih baju. 

Ajari ayah bunda untuk selalu memahami perkembanganmu, Nak. 

#RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day21
#semuaanakadalahbintang #institutibuprofesional #kelasbundasayang #Day15

Setiap Anak Istimewa


Allah memgantarkanku untuk kembali bersyukur. Memasuki sekolah ini hatiku bergetar. Ada satu anak seumuran SMP, baru datang lalu menyalami semua orang yang dia lewati, termasuk aku. Wajah penuh asa yang aku lihat darinya. Tersenyum ceria bersalaman dengan siapapun yang ditemuinya. Langkahnya tak sedikitpun menunjukkan lemah, dia melangkah dengan bahagia. 

Berikutnya aku bertemu dengan beberapa murid sekolah ini lainnya. Masyaallah tak ada duka tergurat dalam wajah mereka. Sungguh, mereka istimewa. 

Teringat anak-anakku di rumah. Betapa kita sebagai orang tua selama ini dibutakan oleh ekspektasi. Menilai prestasi dan perkembangan anak dibandingkan dengan orang lain bukan dengan dirinya sendiri. 

Tingginya ekspektasi membuat kita lupa kalau setiap anak itu istimewa.

Maafkan bunda, Nak. Kalian sangat istimewa.



#RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day20
#semuaanakadalahbintang #institutibuprofesional #kelasbundasayang #Day14

Thursday, 31 May 2018

Nilaiku Jelek



Dalam obrolan siang tiba-tiba anak sulung bercerita, "Bunda, maaf ya tadi nilai UKK Al Islamku jelek." 

Wajahnya sedih merasa bersalah, mungkim juga takut kena marah. Saya hanya tersenyum menjawabnya, "Emang dapat nilai berapa?"

"Dapat 84, yang dapat nilai 100 cuma satu, Zahra aja", jawabnya sambil takut-takut.

Saya pun menjelaskan padanya kalau nilai 84 itu sudah bagus. Tidak harus semua nilai kita 100. Asalkn kita sudah berusaha dan belajar sungguh-sungguh. Jawaban yang salah pada saat UKK kali ini, akan jadi pengingat untuk kita. Kesalahan itu membuat kita paham mana jawaban yang benar. 

Lagipula UKK itu kan mengukur sejauh mana kita paham akan materi yang kita pelajari. Kalau memang kita belum paham, yang tidak jadi masalah. Berarti kita perlu belajar lagi, membaca lagi. 

Anak sulung mendengarkan dengan seksama. Begitu saya selesai memberi penjelasan, dia langsung berhambur memeluk saya dengan erat. "Makasih, Bunda. Aku saaaayang, Bunda".

Dan tak lama dia pun tertidur di samping adiknya yang sedari tadi ikut menyimak obrolan kami.

#RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day19
#semuaanakadalahbintang #institutibuprofesional #kelasbundasayang #Day13

Tuesday, 29 May 2018

Ujian Kenaikan Kelas

Mengharapkan anak untuk mendapatkan nilai dan ranking bagus pasti ada dalam pikiran semua orangtua, termasuk saya. Entah rumusan apa yang ada dalam kepala, tapi pikiran itu muncul dengan sendirinya. Terkadang membuat kita lupa tentang esensi belajar dan sekolah. Bukan sebuah pemahaman tapi mendewakan angka. 

Saya pernah terjebak dalam pemikiran itu. Meminta anak belajar sekuat tenaga pada saat ujian, meski di hari biasa sudah berlatih dan membaca. Saya tahu kalau bukan nilai tujuan akhirnya, tapi seperti di alam bawah sadar mendorong anak untuk mencapai nilai terbaiknya. 

Sampai suatu hari saya mengalami kejadian yang memilukan hati. Mengajari anak sulung dengan sepenuh jiwa tapi dia gak ngerti-ngerti juga. Dalam hati bertanya, apa memang hanya segini kemampuannya? 

Cara lain pun dicoba, lebih telaten, lebih kalem dan tutur bahasa dijaga. Menghadirkan suasana belajar yang ceria. Anak bahagia, nilai tinggipun bisa dicapainya. Tapi itu tak bertahan lama. Ketika kebosanan belajar kembali melanda, saya pun mulai kehabisan sabar seketika. Ingin cara singkat, anak langsung menguasai materi belajar semuanya.

Saya lupa, nilai lagi yang menjadi dewa. Tak peduli ekspresi masam tampak di wajahnya. 

Sekarang, pekan ujian kenaikan kelas. Saya mencoba berdiskusi dengan diri sendiri. Apa yang sebenarnya saya cari. Belajar atau mencari nilai. 

Saya mencoba menekan emosi, gengsi dan obsesi. Membebaskan anak-anak untuk mencari cara belajar sendiri. Membiarkan anak belajar dengan cara yang bisa mereka nikmati. Saya hanya menjadi pendamping bukan algojo yang akan panas kuping saat mereka tak mengerti. 

Saya hanya mengatakan, Bunda percaya pada kalian. Belajarlah dengan mandiri. Bunda ada kalau kalian mau bertanya tentang materi yang belum kalian pahami. 






#RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day18
#semuaanakadalahbintang #institutibuprofesional #kelasbundasayang #Day12

Monday, 28 May 2018

Setiap Anak Adalah Bintang

Dulu, saya pernah berpikir pratis bahwa anak-anak itu sama dan saya bisa memperlakukan mereka dengan cara yang sama pula. Ternyata saya salah. Memili dua anak dengan jenis kelamin yang sama dan jarak usia yang tidak jauh bukan berarti membuat saya bisa memperlakukan mereka dengan cara yang sama. Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Dulu, saya meyakini bahwa anak-anak terlahir bagai kertas kosong. Putih dan bersih. Selanjutnya tergantung kita, para orangtua, bagaimana mau mengisi kertas kosong itu. Lagi-lagi ternyata saya salah. Anak-anak dilahirkan sudah membawa bintang mereka masing-masing. Anak-anak terlahir dengan kehebatannya masing-masing. Tugas kita adalah membantu anak untuk menemukan dirinya, menggali bakat dan minatnya. Hal ini biasa disebut discover ability.

Mengenalkan anak kepada bermacam-macam aktivitas dan memperkaya wawasan anak sampai menemukan aktivitas yang membuat mata mereka berbinar-binar. Biarkan anak menghabiskan waktu untuk mempelajari sesuatu atau melakukan aktivitas yang membuat mata mereka berbinar. Inilah masa anak untuk menemukan misi spesifiknya sebagai manusia.

Sunday, 27 May 2018

Anak Lelaki Belajar Masak

Meski belum memiliki anak perempuan, bukan berarti tidak ada yang membantu saya di dapur. Anak sulung saya suka sekali ikut memasak. Sejak kecil dia sudah senang melihat dan menemani saya memasak. Meski yang dilakukannya justru mengacak-acak isi lemari dapur, tapi saya tetap membiarkan dia berada di dapur.

Memasuki masa TK, saya sudah mengizinkannya mengupas bawang atau mengulek bumbu. Dia sudah bisa mengupas bawang menggunakan tangan karena saya belum mengizinkannya menggunakan pisau. Dia memasukkan bahan masakan yang sudah saya iris-iris ke dalam wadah yang sudah disiapkan. Dia juga belajar mengulek bumbu meski belum bisa halus dan masih tumpah kececeran.

Saturday, 26 May 2018

Berkunjung ke TPI Tawang


Tanpa rencana sebelumnya, tiba-tiba saja kami terpikir untuk pergi ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang sepulang menjemput anak-anak dari sekolah. TPI Tawang terletak di Rowosari, Weleri, Kendal. Butuh waktu tempuh 1 jam 45 menit dari Kota Pekalongan.

Ini kali pertama saya dan anak-anak berkunjung, sedangkan suami sudah beberapa kali ke sini. Katanya harga ikan dan hasil laut lainnya lebih murah dibanding dengan TPI lain di daerah pantura barat. Dan benar saja, semua serba murah apalagi jika harganya dibandingkan dengan harga di pasar.

Friday, 25 May 2018

Ramadan yang Kan Dirindukan

Derap kaki beriringan menuju satu arah
Celoteh ceria bersahutan sepanjang langkah
Senja pun bersemu merah membersamainya

Takjil sederhana menanti mereka di musala
Sederhana tapi membawa bahagia
Berbuka puasa bersama teman sebaya

"Bunda, tolong pecahin es batunya ya," pinta adik menyodorkan sebungkus es batu padaku. Waktu menunjukkan pukul 17.30, beberapa menit menuju waktu berbuka. Nafasnya terengah-engah, seperti habis berlari maraton. 

Dua jagoan kecilku sudah berangkat ke musala sejak jam lima tadi untuk mengikuti kultum sore. Tapi setiap menjelang berbuka mereka pulang hanya untuk mengambil es batu. Ide kreatif dari mereka sejak hari kedua Ramadan, membawa es batu ke musala. 

Setiap hari, kami warga perumahan, bergantian menyediakan takjil di musala. Makanan sederhana yang ternyata dinantikan anak-anak di waktu berbuka. Setiap sore mereka berbondong-bondong menuju musala. Membayangkan makanan apa yang akan mereka dapatkan kali ini. Teh hangat menemani menu takjil untuk mereka. Mungkin kurang segar segelas teh hangat untuk berbuka, mereka pun punya ide untuk membawa es batu dari rumah. 

Thursday, 24 May 2018

Perhatian Tiga Lelakiku

Inilah yang kusuka dari bulan Ramadan, makan bersama pun terasa lebih ceria dari biasanya. Tiga lelakiku tampak lahap sekali menikmati makanannya. Padahal sebelum salat tarawih tadi sudah menyantap beberapa potong martabak.

Tanpa terasa senyumku mengembang, penuh rasa syukur dalam hatiku. Melihat senyum dan semangat mereka adalah anugerah bagiku.

"Bundaaa... tolong geser dikit. Aku kesempitan nih duduknya." aku keluar dari lamunan. Anak bungsu sudah mendorong lenganku agar aku sedikit bergeser.

Wednesday, 23 May 2018

Menumbuhkan Cinta pada Rumah-Nya

Mas dan adik sedang duduk serius dengan buku pelajarannya sore ini. Sesuai kesepakatan, selama pekan ujian kenaikan kelas, untuk sementara jam main sore diganti dengan belajar. Meski agak sedih, mereka tetap nurut untuk langsung belajar setelah salat asar. 

Sore ini saya hanya mengarahkan saja bab-bab mana yang harus mereka pelajari. Selebihnya, saya memberikan kebebasan pada anak-anak untuk memilih cara belajar yang nyaman bagi mereka. Adik lebih suka belajar dengan membaca semua materi yang sudah dia pelajari di sekolah. Sedangkan Mas lebih suka sedikit membaca tapi banyak mengerjakan soal-soal. 

"Bunda, nanti kita boleh buka puasa sama salat magrib di musala?" tanya adik dengan wajah penuh harap. Dia memandang saya yang sedang sibuk menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. 

"Boleh dong, Nak. Saatnya buka puasa dan salat, ya berhenti dulu dong belajarnya. Kalian tetap boleh kok buka puasa dan salat di musala." jawab saya sambil melempar senyum termanis pada anak bungsu ini. 

Tuesday, 22 May 2018

Anak Sulung Belajar Menghadapi Perundungan

"Aku sebel banget, temen-temen tiap hari ngece aku pacaran sama Nafiz." anak sulung saya masuk rumah dengan wajah kesal. 

Baru kali ini dia kesal, biasanya dia tipikal anak yang loyal sekali kalau berurusan dengan teman. Sebenarnya ini sudah kali kedua dia bercerita tentang itu. Pertama kali cerita dulu, saya hanya meminta dia untuk cuek saja. Kalau teman-teman ngece dan kita gak merasa melakukan apa yang dikatakan mereka, ya biarkan saja. Tidak perlu menanggapi apa yang mereka katakan. Kalau kita tampak marah atau sebal, teman-teman akan semakin senang ngece kita. 

Rupanya dia sudah mempraktekkan apa yang saya sarankan. Tapi ternyata teman-temannya masih saja mengolok-olok dia. Si Mas duduk tegak dengan wajah yang sudah kusut menahan kesal. Masih memakai seragam sekolah, dia terus saja mengungkapkan kekesalannya. 

Monday, 21 May 2018

Kelapa Si Banyak Guna

"Bunda itu tadi di depan warung ada orang bakar-bakar batok kelapa" kata adik dalam perjalanan pulang sekolah. 

Jadilah sepanjang perjalanan sampai sudah masuk rumah kita asyik ngobrolin si kelapa. Kita flasback lagi kegiatan bulan lalu. Saat itu saya dan suami mengajak anak-anak menyusuri jalan sepanjang pantai utara daerah Kabupaten Batang. Menikmati pemandangan sepanjang pantai, menikmati hembusan angin sore dari balik jendela mobil. 

Kami adalah keluarga pembelajar yang suka jalan-jalan. Banyak hal yang bisa dipelajari dalam setiap petualangan. Termasuk menyusuri pantai. Kami membahas hewan dan tumbuhan yang hidup di pantai. Ada kerang dan burung camar yang hidup di pantai. Ada juga pohon kelapa, cemara laut dan mangrove atau bakau. 

Sunday, 20 May 2018

Eksperimen Membuat Plastisin



Assalamu'alaikum Ayah Bunda,

Memiliki jarak usia yang tidak terlalu jauh, membuat Mas dan Adik selalu bersama. Meski tak selalu akur, tapi hampir semua kegiatan mereka lalui berdua. Apalagi ketika hari libur, mereka selalu kompak untuk mencari kegiatan seru. Dan yang namanya punya dua jagoan ganteng itu harus sering-sering isi ulang stok kesabaran. Mereka sering sekali berantem, meski masih batas wajar menurut saya. Kalau sedang akur biasanya mereka sedang terlibat dalam suatu konspirasi.

Seperti kali ini tiba-tiba saja mereka terlihat sibuk di dapur. Karena penasaran, saya pun ikut nimbrung di sana. Ternyata wadah tepung sudah terbuka. Dan ada adonan merah di tangan mereka. Oh tidaaakkkkk....

Apa yang terjadi?

Saturday, 19 May 2018

Bunda Belajar Darimu, Nak



Assalamu'alaikum Ayah Bunda,

Kekecewaan orangtua pada anak, biasanya terjadi karena terlalu tingginya ekspektasi atau harapan. Mungkin juga terjadi karena orangtua lupa kalau anak-anak bukanlah orang dewasa yang bisa diperlakukan sama sesuai pikiran mereka. Dan terkadang orangtua terlalu egois dengan hanya memikirkan perasaannya sendiri bukan memposisikan diri pada posisi anak-anak. 

Meski telah banyak belajar ilmu parenting tentang perbedaan talents masing-masing anak, saya masih saja sering terjerembab pada jebakan yang sama. Hari ini saya mendampingi anak mbarep untuk belajar Bahasa Indonesia, persiapan ujian kenaikan kelasnya. Ini jebakan pertama. Saya lupa kalau anak mbarep kurang suka pelajaran ini dan memang kemampuan verbal bukanlah bakat unggulannya. Ekspektasi yang tinggi memunculkan rasa kecewa saya ketika membuat kalimat sederhana saja gagal dilakukannya. 

Friday, 18 May 2018

Puasa Hari Pertama Krucil



Assalamu'alaikum Ayah Bunda,

Bagaimana puasa si kecil hari pertama? 

Alhamdulillah Duo Fahlavi puasa penuh di hari pertama. Ini tahun ke-3 mereka belajar berpuasa dan tahun ke-2 insyaallah puasa penuh. Hari pertama tidak terlalu drama. Setelah sholat shubuh mereka langsung main sepeda bareng teman-temannya keliling perumahan. Bundanya yang lebay takut mereka kehausan langsung minta mereka pulang. Hehehe.

Mereka libur sekolah di hari pertama dan kedua puasa. Jadi siang ini mereka bermain seperti biasa, berkumpul di rumah bersama teman-teman seperumahan. Alhamdulillah mereka tetap kuat berpuasa meskipun melihat adik-adik kecilnya makan biskuit. Kata anak ragil, "Kan anak kecil belum ngerti puasa. Aku udah ngerti kok. Jadi gak pengen ikutan maem."

Thursday, 17 May 2018

Marhaban Ya Ramadhan


Assalamu'alaikum Ayah Bunda,

Alhamdulillah hari ini kita mulai memasuki bulan Ramadhan 1439H. Semoga kita semua bisa mendulang pahala sebanyak-banyaknya ya. Memperbanyak ibadah dan amal kebaikan di bulan penuh berkah ini dijanjikan pahala yang berlipat ganda oleh Allah.

Dan jangan lupa juga untuk membagikan semangat berpuasa dan beribadah pada anak-anak kita ya Ayah Bunda. Apa nih persiapan yang sudah dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan dalam keluarga kita?

Beberapa hari terakhir kami sudah mulai sounding tentang puasa pada anak-anak. Kami mengingatkan lagi kalau tahun lalu mereka sudah hebat karena berhasil puasa penuh selama sebulan, kecuali satu hari saat perjalanan mudik. Mendengarkan cerita keberhasilan mereka di Ramadhan tahun lalu cukup melecut semangat mereka untuk kembali menang dalam Ramadhan tahun ini. 

Monday, 30 April 2018

Mendekatkan Anak pada Matematika


Matematika selama ini menjadi mata pelajaran yang menghantui sebagian besar anak Indonesia. Hal ini disebabkan karena pengenalan matematika kepada anak-anak tidak melalui proses yang menyenangkan. Padahal matematika adalah sesuatu yang seru dan selalu ditemui anak-anak dalam kesehariannya.

Dua macam kecerdasan dasar yang memicu kecerdasan lainnya adalah kecerdasan bahasa dan kecerdasan matematika. Hanya saja sebagian orangtua terlalu terburu-buru menginginkan anaknya untuk segera menguasai dua kecerdasan ini. Hal ini menyebabkan sebagian besar anak bisa menguasai dua kecerdasan tersebut tapi mereka tidak suka

Padahal sebenarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan matemtika logis pada dirinya. Kecerdasan matematika logis menurut Gardner adalah kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, berpikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman pola-pola abstrak serta hubungan-hubungan.

Membangun Karakter Positif Anak

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 02 Bendan, Kota Pekalongan

SD Muhammadiyah 02 Bendan Kota Pekalongam mengundang wali murid kelas 1 dan calon wali murid baru  untuk mengikuti acara Smart Parenting pada hari Sabtu, 28 April lalu. Acara yang berjudul Membangun Karakter Positif Anak ini diadakan di kampus STIE Muhammadiyah Pekalongan. Menghadirkan pembiacara seorang dosen sekaligus psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Dr. Sri Lestari, M.Si.

Ibu Sri menyajikan materi dengan sangat menyenangkan. Tidak terkesan teoritis tapi memberikan contoh-contoh kasus yang erat dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga semua materi yang beliau sampaikan bisa tersampaikan dengan baik pada peserta Smart Parenting. Banyaknya penanya setelah penyampaian materi juga menunjukkan tingginya antusiasme para wali murid dalam mengikuti acara bergizi ini. 

Wednesday, 18 April 2018

Bermain Adalah Dunia Anak-Anak

Duniaku dunia anak-anak
Tempat berkumpul bermain dan bernyanyi
Lagu-lagu baru ada disini
Di dunia anak-anak
Ada satu ya dibagi-bagi 
Ada dua ya dibagi rata 
Kalau lihat teman sedang bersedih
 Dikitik-kitik biar tertawa

Lagu lawas yang dinyanyikan oleh Trio Kwek Kwek ini menggambarkan betapa sederhana dunia anak-anak. Bermain dan bernyanyi adalah dua kegiatan yang digambarkan dalam lagu itu. Bermain memang kebutuhan pokok dalam dunia anak-anak. Dalam kegiatan bermain, sesungguhnya ada banyak hal yang mereka pelajari. Anak-anak belajar memahami diri sendiri ketika bermain. Mereka menentukan sendiri mau main apa, dengan siapa dan bermain di mana. Semua pilihan itu akan membantu terbentuknya gambaran tentang diri mereka.

Bermain juga mendorong perkembangan fisik dan intelektual anak-anak. Mereka bergerak bebas tanpa banyak aturan yang mengikat ketika bermain. Seluruh bagian tubuh mereka kerahkan. Bergerak merupakan respons dari otak. Semakin sering mendapatkan stimulasi untuk bergerak maka akan semakin sering juga saraf-saraf otaknya bekerja. Salah satu cara memberikan stimulus gerak sejak dini adalah dengan bermain.

Sunday, 15 April 2018

Sesi Bicara Rangkul Pekalongan



Rangkul adalah Relawan Keluarga Kita, sebuah program pemberdayaan keluarga yang diinisasi oleh Keluarga Kita dengan dukungan berbagai kalangan di berbagai daerah. Rangkul mendorong orang tua berdaya untuk orang tua lain dengan terus menjadi sumber belajar yang efektif dan berbagi praktik baik pengasuhan untuk mendukung tumbuh kembang anak. Pada akhirnya, tanggung jawab pengasuhan adalah peran kolektif untuk masyarakat dan negara yang lebih baik, bukan hanya dari dan untuk satu keluarga.

Itulah sekilas profil Rangkul yang dijelaskan pada official website Keluarga Kita. Sejak awal saya tertarik pada salah satu kalimat dalam penjelasan di atas. 'Rangkul mendorong orang tua berdaya untuk orang tua lain dengan terus menjadi sumber belajar yang efektif dan berbagi praktik baik pengasuhan untuk mendukung tumbuh kembang anak.' Pada kelas kurikulum pertama saya pernah bertanya pada pengajar, apa yang dimaksud dengan 'orang tua berdaya untuk orang tua lain?'

Saturday, 14 April 2018

Matematika Belanja

Saya pernah agak idealis untuk gak mengenalkan anak-anak pada kegiatan 'njajan'. Waktu anak mbarep masuk SD, saya selalu membawakan bekal. Tapi lama kelamaan saya berpikir kalau anak-anak harus dikenalkan pada penggunaan uang. Akhrinya saya pun memberikan kepercayaan pada anak-anak untuk 'njajan' di sekolah. Meski hanya boleh di kantin saja, tidak boleh jajan di luar pagar sekolah.

Di rumah pun kami melatih anak-anak untuk berbelanja. Kami sering meminta mereka untuk membeli telur, minyak atau kebutuhan lain di warung tetangga. Biasanya saya sengaja memberikan uang dengan nominal lebih besar dari harga barang-barang yang mau dibeli. 

Memberikan kepercayaan pada anak-anak untuk berbelanja itu memiliki banyak manfaat. Selain melatih keberanian, anak-anak juga jadi tahu kalau setiap barang itu ada harganya. Lalu mereka juga harus paham tentang uang kembalian. 

Matematika Perbandingan Berat

Terkadang kita sebagai orang tua merasa pusing sekali untuk membuat anak cinta matematika. Padahal penyebabnya karena pikiran kita sendiri sudah dipatri untuk rumit jika mendengar kata matematika. 

Bagai hantu yang ditakuti, matematika menjadi pelajaran yang turun temurun tidak disukai. Saya tidak mau anak-anak mengalami itu. Masa ibunya lulusan statistik trus anaknya gak suka angka? 

Lhoh apa hubungannya? Hehe

Bukan itu sih alasan utamanya. Sebenarnya saya hanya ingin memberikan pemahaman pada anak-anak bahwa ilmu matematika itu memang diperlukan dalam kehidupan kita. Lalu saya memberikan contoh langsung penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Matematika Bisnis

Jadi ceritanya, sepulang acara liburan long weekend kemarin si adik tiba-tib bilang kalau dia mau jualan jajan di sekolah. Biskuit yang dia beli waktu liburan masih banyak di kotaknya. Dia pengen jual ke teman-temannya. 

Wuah saya dan suami menyambut dengan semangat dong. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Baru sehari sebelumnya kami berdikusi tentang pendidikan bisnis pada anak-anak. Tujuannya sih ingin mengenalkan pada mereka kalau untuk mendapatkan sesuatu, maka kita harus berusaha. Eh, kami belum menemukan jalannya malah si adik sudah mengajukan proposal duluan. 

Kami langsung mengajari dia menentukan harga jual. Kami menjelaskan kalau namanya jualan itu, kita ambil untung atas barang itu. Tapi untungnya tidak boleh terlalu besar. 

Matematika Ban Truk

Sepanjang perjalanan balik ke Pekalongan dari rumah Uti beberapa minggu lalu, kami juga mengajak anak-anak untuk mengamati ban truk. Sepanjang jalur pantura Jawa banyak dijumpai truk dengan aneka ukuran. Ada truk kecil yang hanya memiliki 4 ban, ada truk besar yang jumlah bannya sampai 22 buah.

Mereka semangat sekali menyebutkan nama-nama bangun datar dari setiap bagian truk. Ban berbentuk lingkaran, bak truk berbentuk persegi panjang, dan kaca depan truk yang ternyata juga berbentuk persegi panjang. Kami juga mencari perbedaan antara persegi dan persegi panjang.

Selalu seru membahas 'pelajaran' dalam suasana yang lebih menyenangkan. Anak-anak akan lebih mudah memahami materi tanpa membuka buku dan tanpa suasana belajar yang formal.

Kami juga mengajak anak-anak berlomba menghitung jumlah ban dari truk yang parkir di pinggir jalan. Lalu menjumlahkan semua ban yang ada pada beberapa truk yang kita temui. Meski terkadang permainan ini membuat merek eyel-eyelan dan sedikit berantem kemudian. Tapi justru konflik kecil ini bisa menjadi jalan untuk mengajarkan pada mereka bagaimana cara mengatasi konflik yang baik. 

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
#Day7

Matematika Lama Perjalanan

Padatnya kegiatan akhir-akhir ini membuat tulisan tentang interaksi kami dengan matematika jadi ikut tertunda. Tapi alhamdulillah prakteknya tidak tertunda karena padatnya kegiatan tidak boleh mengurangi waktu untuk mendampingi anak-anak bermain dan belajar. 

Saya dan suami selalu menyampaikan kepada anak-anak kalau matematika itu penting dan ada gunanya. Ketika paham apa gunanya maka mereka akan semangat untuk mempelajarinya. 

Kami membawa matematika ke dalam obrolan sehari-hari. Seperti dalam obrolan perjalanan balik dari rumah Uti eberapa minggu lalu.

"Ummi kita jam berapa nyampe Pekalongannya nanti?" tanya anak mbarep.

"Perjalanan Purworejo ke Pekalongan itu kalau lancar sekitar 6 jam. Kalau sekarang jam 10 berarti nanti jam berapa kita nyampe rumah?", saya balik bertanya pada anak mbarep.

Hal seperti ini biasa kami lakukan. Menstimulasi matematika logis pada anak-anak dalam obrolan sehari-hari. Anak-anak pun suka dengan soal-soal tersembunyi yang kami sampaikan seperti ini. Biasanya mereka akan berlomba untuk menjadi penjawab tercepat.



#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
#Day6