Tujuan tanpa perencanaan hanya akan menjadi harapan tanpa kenyataan.
Membuat perencanaan dan menetapkan skala prioritas seingat saya adalah pelajaran yang selalu ditekankan dan diulang-ulang dalam perkuliahan Institut Ibu Profesional. Dari tahap matrikulasi sampai sekarang kami ada di tahap ke-3 yaitu Bunda Cekatan. Kami selalu diingatkan untuk fokus pada hal paling penting dulu untuk dilakukan. Tujuan utama yang mana dulu untuk diprioritaskan.
Dan ini adalah tantangan besar bagi saya. Masih sulit bagi saya menentukan satu tujuan besar yang hubungannya dengan potensi diri. Saya belum benar-benar menemukan satu potensi diri yang bisa saya tumpukan di sana tujuan besar dalam hidup.
Saya masih saja merasa gak punya kemampuan apa-apa untuk di'besarkan'. Saya gak punya ketrampilan luar biasa untuk kemudian jadi ahli dalam bidang itu. Saya masih saja merasa gak punya modal apa-apa. Padahal selama proses pembelajaran di Institut Ibu Profesional saya selalu diajak untuk menggali potensi diri. Tapi entah kenapa belum timbul kepercayaan diri ini. Saat sudah merasa menemukan potensi diri, lalu melihat orang lain dengan potensi yang sama di bidang itu, rasanya ingin bersembunyi dan malu mengakui kalau saya terampil di bidang yang sama. Saya takut dan malu untuk mengakui karena kemampuan yang tidak sebanding dengan mereka. Alih-alih berjuang untuk semakin ahli, semakin terampil, semakin cekatan di bidang itu, biasanya saya akan terus melarikan diri dan menghilang. Lalu saya akan menyibukkan diri untuk mencari potensi lain lagi yang tidak sama dengan orang-orang di sekitar. Lalu saya gak menemukannya dan berakhir pada putus asa lantas menganggap diri ini tidak berdaya.
Karena tugas minggu ini diminta kembali untuk membuat skala prioritas, saya akhirnya membuka lagi mindmap yang sudah dibuat pada awal kelas Bunda Cekatan.
Ada 5 bidang yang ingin dipelajari dalam mindmap saya:
1. Ilmu agama
2. Ilmu parenting
3. Manajemen waktu
4. Healthy food
5. Urban farming
Tentang mindmap saja masih bingung dan belum yakin. Sepertinya teman-teman memasukkan kekuatannya dalam mindmap, tapi saya justru memasukkan hal-hal yang ingin dipelajari karena membutuhkannya sekarang ini. Jadi dalam 5 hal itu sebenarnya ya gak ada kekuatan saya. Entahlah.....
Tapi berbicara tentang 5 bidang itu, dalam pembelajaran Bunda Cekatan saya sudah masuk 2 kelas untuk meperdalam bidang parenting dan manajemen waktu. Saya pernah masuk kelas portofolio dan bullet journal. Tapi kurang sreg dengan kelas portofolio, karena kebanyakan membahas untuk usia balita. Jadi saya merasa tidak pas. Untuk kelas bullet journal, alhamdulillah sampai sekarang saya masih pakai ilmu ini.
Untuk dua bidang lainnya yaitu healthy cooking dan urban farming, meski belum pernah masuk kelasnya di Bunda Cekatan, saya mempelajari lewat youtube dan instagram. Dan di masa WFH tiga bulan kemarin saya sangat menikmati menjalani dua bidang ini bersama keluarga.
Nah, untuk satu bidang lagi yaitu ilmu agama, menjadi pilihan saya dalam program mentorship Bunda Cekatan. Saya memilih program Al qur'an journaling. Yang ada dalam pikiran saya waktu memilih, karena butuh dan ada dalam mindmap.
Kalau diminta membuat skala prioritas, begini susunannya:
1. Ilmu Agama
2. Manajemen waktu
3. Parenting
4. Healthy cooking
5. Urban farming
Kalau diminta membuat rencana, bidang yang ingin saya tekuni sampai cekatan (setidaknya di kelas Bunda Cekatan ini ya) :
Al Qur'an Journaling
Dalam 1-2 bulan ke depan :
Saya ingin konsisten melakukan Al Qur'an Journaling dengan konsep yang benar.
Dalam 1-2 tahun ke depan :
Saya ingin konsisten membagikan hasil Al Qur'an Journaling saya di sosial media untuk menginspirasi orang lain melakukan hal yang sama.
Saya ingin rutin menyampaikan hasil Al Qur'an journaling saya pada suami dan anak-anak agar mereka juga mendapatkam ilmu yang saya pelajari dari Al Qur'an.
Pada akhirnya nanti:
Saya ingin Al Qur'an journaling menjadi kegiatan rutin saya sebagai jalan memperdalam agama dan menanamkan ilmu agama ke dalam keluarga. Dan ilmu dari Al qur'an tersebut menjadi nafas dan tuntunan dalam keluarga kami.
Langkah saya:
1. Belajar dari mentor maupun sumber lain tentang seluk beluk Al Qur'an Journaling - deadline selama program mentorship
2. Mulai menjalankan Al Qur'an Journaling rutin 2x seminggu (Senin dan Kamis)
3. Membagikan hasil Al Qur'an Journaling di instagram
4. Membagikan hasil Al Qur'an Journaling di sesi obrolan keluarga
No comments:
Post a Comment