Wednesday, 6 December 2017

Hidup Itu Bukan Lomba Lari


Hidup itu bukan lomba lari

Hidup itu bukan ajang kompetisi

Hidup hanyalah sebuah proses mengantri

Proses mengantri panggilan dari Illahi

Proses mengantri satu-satunya yang bisa kita nikmati

Kita diberi waktu untuk menjelajahi dunia ini 

Kita diberi waktu untuk saling mengenal dan menyayangi

Kita diberi waktu untuk saling mengasihi

Kita diberi waktu untuk hal-hal seru yang bisa dijalani

Kita diberi waktu untuk mengumpulkan bekal yang akan ditimbang nanti

Bekal yang ditimbang saat waktu habis di alam fana ini

Singkat dan sangat singkat

Hanya mengantri sesaat

Memastikan waktu pendek ini dilalui dengan penuh manfaat

Ketika tiba panggilan itu, semoga kenangan manis yang melekat

Ketika tiba panggilan itu, semoga kebaikan yang tersirat

Ketika tiba panggilan itu, semoga telah terpegang tiket menuju surga yang penuh nikmat






(Pekalongan, 6 Desember 2017 17.08)

Baca juga : Kacang Rasa Kwaci 

Tuesday, 5 December 2017

Berlatih Mandiri Sejak Dini

Anak ragil sedang menyapu

Si anak ragil tiba-tiba mangambil sapu dan masuk ke kamarnya. "Ada apanya dek kok disapu kamarnya malam-malam gini?", tanya saya pada anak ragil. 

"Hehe adik tadi makan jajan di kamar. Maaf ya ummi, tadi prothol jajane tapi udah adik sapu kok ini.", seperti biasa dia selalu dengan tenang mengaku dan meminta maaf kalau dia memang salah. 

"Bagus. Alhamdulillah anak Ummi sudah paham tentang tanggung jawab ya. Pintar lho. Nyapunya yang bersih ya biar gak ada semut di kamar adik.", satu apresiasi untuk anak ragil  

Alhamdulillah anak-anak sudah belajar hidup mandiri sejak kecil. Saya dan Pak Bojo kalau bercanda selalu bilang, "Bukan anak tentara tapi pendidikan militer ya kawan-kawan ini". Begitulah, kadang kami merasa terlalu keras mendidik anak-anak. Tapi bagi kami itu bekal berharga untuk mereka besar nanti. 

Dalam materi Bunda Sayang level 2 tentang Melatih Kemandirian dijelaskan apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, maka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

Jadi jangan kaget kalau di rumah kami, anak-anak pegang sapu atau alat pel di usia mereka yang masih kelas 1 dan 2 SD ini. Kalau mereka menumpahkan sesuatu ya mereka tahu konsekuensinya untuk membersihkannya. Ya semua gak terus berjalan mulus sesuai yang diharapkan. Ada kalanya muncul masa 'ndableg'. Bagi saya itu bukan masalah, selama saya masih bisa mengingatkan, masih bisa cerewetin, masih bisa jadi 'radio rusak' buat mereka. Kalau 'radio rusak'nya lebih sering berbunyi itu tandanya mereka masih dalam masa 'ndableg'. Kalau gak ada masa 'ndableg'nya bukan anak-anak namanya. Hehehe

Untuk melatih kemandirian anak, orang tua berperan penting di dalamnya. Masih dari materi Bunda Sayang level 2 tentang Materi Kemandirian disampaikan bahwa kunci orang tua dalam melatih kemandirian anak usia sekolah, antara lain:
  1. Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orang tuanya.
  2. Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri.
  3. Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
  4. Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko.

Melatih kemandirian anak itu seperti mengajak mereka berjuang saat kecil, tapi akan memudahkan hidup mereka di saat besar nanti. 

Baca juga : Mandiri  Dalam Memilih

#harike6
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip
#kelasbundasayang
#institutibuprofesional
#iippekalongan
#iipsemarang
#iipjawatengah

Monday, 4 December 2017

Mandiri Dalam Memilih

Melatih kemandirian anak sejak dini itu adalah pembelajaran yang sangat penting. Peran orang tua adalah mendampingi anak-anak agar terbiasa untuk belajar tidak bergantung baik pada orang tua maupun pada orang lain. 

Kemandirian memiliki makna antara lain:
  • Memiliki suatu penghayatan atau semangat untuk menjadi lebih baik dan percaya diri,
  • Mengelola pikiran untuk menelaah masalah dan mengambil keputusan untuk bertindak ,
  • Disiplin dan tanggung jawab
  • Tidak bergantung pada orang lain
(Sumber: Cemilan Kemandirian kelas Bunda Sayang, 29 Nopember 2017)

Melatih kemandirian itu bisa dari berbagak bidang bukan hanya tentang mandi dan makan sendiri. Belanja pun bisa melatih kemandirian anak lho. Dalam hal ini anak bisa belajar untuk lebih percaya diri dalam memilih dan juga tidak bergantung pada kami orang tuanya untuk menentukan pilihan dan membuat sebuah keputusan.

Alhamdulillah meski bulan Desember ini gajian tanggal '34' kami masih diberi rejeki untuk membelikan kawan-kawan kecil kami sprei baru. Pulang sekolah di hari Sabtu kemarin kami labgsung mengajak mereka ke toko sprei. Sangat bersemangat mereka memasuki toko. Kami sudah menyampaikan pada mereka saat masih di mobil bahwa mereka boleh memilih sprei sendiri. 

"Mamas mau yang gambar bola.", pilihan pertama anak mbarep cukup bagus. Tapi saya tidak serta merta menyetujui pilihan itu. "Mas, pilihan Mamas bagus tapi sayangnya kainnya kurang halus. Bagaimana kalau kita mencari gambar yang seperti itu untuk bahan yang lebih halu."

Anak ragil mendengar dan mengamati dengan seksama penjelasan saya pada anak mbarep. "Ummi kalau yang ini halus gak?", anak ragil menunjukkan sprei Mickey Mouse pilihannya memastikan pilihannya sudah benar. 

Sprei pilihan anak mbarep
 "Kalau kain sprei nya gak halus, nanti tidurnya gak nyaman. Jadi kita pilih yang halus ya.", saya mencoba menjelaskan kenapa anak mbarep gak bisa memilih gambar kesukaannya. 

Anak mbarep yang awalnya tampak kecewa, perlahan mulai bisa menelaah apa yang saya sampaikan. Anal ragil lalu sibik mencari sprei dengan gambar bagus dan merk yang sama dengan penjelasan saya sebelumnya. Satu per satu sprei dia turunkan dari tumpukannya. 

"Setelah ini kita bereskan lagi ya tumpukan spreinya.  Kasian kan kalau om penjualnya harus merapikan sendiri padahal kita sudah membuatnya berantakan. Alhamdulillah anak ragil menyimak pelajarannya. Stau per satu sprei ditata di tempat semula. 

Sprei pilihan anak ragil
"Nanti kau sudah sampai di rumah, kawan-kawan langsung pasang ya spreinya. Harus dijaga kebersihannya biar gak cepat kotor spreinya.", mumpung sedang bahagia dengan 2 sprei barunya saya mencoba menyuntikkan semangat pada mereka untuk menjaga kebersihan dan kerapian tempat tidurnya. 

Ya, satu lagi pelajaran mandiri telah kita pelajari kawan-kawan. Mandiri dalam memilih dan pastinya harus bertanggung jawab terhadap pilihan ya. Anak mbarep sudah memilih sprei Dinosaurus dan salah satu klub sepak bola ternama dan anak ragil telah memilih sprei Donald Duck san Mickey Mouse. Dan kami telah membuat sebuah kesepakatan lagi, untuk menjaga sprei dan tempat tidur tetap bersih dan rapi.


#harike5
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip
#kelasbundasayang
#institutibuprofesional
#iippekalongan
#iipsemarang
#iipjawatengah