Siang ini warga kantor pindah makan siang di kondangan. Kami mendapat undangan dari mitra yang sedang mantu. Entah hari ini hari apa sampai selera makan kami menggila semua. Satu persatu pondokan makanan kami coba. Sampai teman-teman cantik saya yang biasanya menghitung kalori makanan pun siang ini lahap makannya.
Pertama datang sengaja saya mengajak mereka untuk menyalami pengantin dulu yang kebetulan kedua mempelai juga pernah jadi mitra. Alasan saya biar lipstiknya belum hilang karena makanan. Pede banget mau diajak poto saya ini. Tapi kalau gak pede kan bukan saya.
Setelah bersalaman dan berpoto kami memulai petualangan. Dimulai dengan siomay yang rasanya langsung membuat kami semangat. Enak. Dan entah kenapa perasaan saya mengatakan menu yang lain juga enak. Setelah piring siomay kami satu per satu mulai kosong, kami pun mulai melirik bakso.
Dan benar saja, baksonya pun gak kalah enak. Masih panas kuahnya, seger banget ditambah dengan dua sendok sambal yang membuat keringat ini mengalir dengan derasnya. Wah petualangan kedua semakin menguatkan kami kalau menu-menu berikutnya pasti tak kalah enak.
Kami pun berdiskusi alias bisik bisik, menu yang mana dulu yang akan kami cicipi untuk petualangan berikutnya. Saya memilih untuk rehat sejenak dengan menikmati jus jambu dan segelas air mineral. Teman-temanpun sama ada yang memilih segelas es krim untuk selingan.
Tak lama rehat, kami melanjutkan petualangan dengan menu kluban bothok. Nah ini dia menu khas Pekalongan. Kalau Jawa Timur punya Rujak Soto atau Pecel Rawon, maka Pekalongan punya Kluban Bothok. Menu ini adalah perpaduan dari dua makanan yaitu Kluban dan Sayur Lodeh. Biasanya lebih mantap kalau disajikan pedas. Isinya ada kluban atau urap sayuran yang dicampur sayur lodeh yang isinya sayuran seperti kacang panjang, timun, labu siam, jagung putren, tahu, dan juga tempe gembus. Tapi dalam sayur lodeh ini ada rasa khasnya yang kalau gak salah nebak sih rasa kecombrang.
Dulu pertama kali makan Kluban Bothok, lidah saya masih kurang bisa menerima. Aneh. Tapi lama kelamaan doyan juga. Selain kluban dan sayur lodeh, Kluban Bothok ini dilengkapi juga dengan Krupuk Usek. Nah kerupuk ini juga saya bilang kerupuknya orang Pekalongan. Saya baru nemuin kerupuk ini disini. Mirip mirip sama kerupuk upil khas Kediri sih kalau menurut saya.
Petualangan tidak berhenti pada Kluban Bothok, kami melanjutkan petualangan berikutnya dengan Soto Tauto. Menu khas Pekalongan juga ini. Soto dengan campuran tauco yang memberikan citarasa khas di lidah. Soto Tauto ini ada yang memakai daging ayam ada juga yang memakai daging sapi, bahkan yang lebih khas lagi di Pekalongan memakai daging kerbau. Biasanya kalau di warung, soto ini akan lebih lengkap lagi dengan tambahan usus goreng. Wahhh mantapss deh.
Setelah mengosongkan mangkok soto ini teman-teman masih melanjutkan petualangan pada menu prasmanan. Tapi saya sudah melambaikan tangan ke kamera. Tak kuat lagi perut ini. Lagipula saya kasihan pada tukang video yang sudah muter buat merekam para tamu, eh pas balik ke arah kami belum berubah juga tamunya, masih kami ini lah hanya piring di tangan saja yang sudah berubah. Saya juga kasihan dengan petugas pengambil piring, berkali-kali mereka membereskan piring dan mangkok dari tamu yang masih sama.
Benar-benar deh hari ini kondangan rasa kulineran.
Terimakasih ya Bu Yuyuk. Selamat menempuh hidup baru untuk Galih dan Silia, semoga bahagia selamanya, jadi keluarga yang kompak dan kece slalu ya.
Baca juga: Poto dan Kopi = Potokopi?
Baca juga: Poto dan Kopi = Potokopi?
No comments:
Post a Comment