Alhamdulillah malam ini saya dan anak-anak seperti biasa melakukan sesi membaca sebelum tidur. Kali ini saya mengajak anak mbarep dan anak ragil untuk berlatih menemukan pesan dari sebuah cerita. Kalau kemarin saya sudah memberikan contoh pesan dari cerita Umar bin Khattab yang memberi makan orang miskin, sekarang anak-anak berlatih menemukan sendiri pesan dari buku yang mereka baca.
Anak mbarep membaca buku berjudul Burung Gagak yang Cerdik dan anak ragil membaca buku berjudul Katak yang Mengagumi Kerbau. Saya mengajak mereka untuk menceritakan kembali tentang apa yang mereka baca secara lisan terlebih dulu baru kemudian dituliskan. Anak mbarep yang mendapatkan giliran pertama untuk bercerita tampak sangat antusias sekali. Dengan mata berbinar dia menceritakan tentang burung gagak dalam buku bersampul biru. Saya pun mengajak anak mbarep untuk menemukan pesan yang ada dalam cerita itu.
Pada suatu hari ada Burung Gagak yang cerdik. Bururng gagak itu kehausan diapun terus terbang. Lalu dia menemui teko berisi air.Dia mau minum tetapi paruh gagak terlalu besar.Dia pun mencari ide dia menemui ide.Lalu dia mengambil krikil.Dia memasukkan krikil kedalam teko .Akhirnya penuh.Dia pun bisa minum dia bisa menghilangkan rasa haus. Pesan dalam cerita tersebut adalah kita harus berusaha tidak boleh putus asa.Email Abid2009@ gmail com.
Itulah yang diceritakan anak mbarep tentang si burung gagak yang cerdik. Alhamdulillah anak mbarep sudah lebih baik dalam menceritakan ulang tentang apa yang dia baca. Dia juga telah berhasil menemukan pesan dalam cerita. Dan rupanya diam-diam anak mbarep mengamati tentang email. Saya memang pernah beberapa kali menyinggung tentang penggunaan email yang dibutuhkan dalam beberapa keperluan. Tapi belum membahas lebih detail tentang itu, rupanya anak mbarep sudah terinspirasi untuk membuat alamat email pribadinya. Baiklah insyaallah kita akan bahas tentang pengertian email dan kegunaannya ya nak.
Setelah Mamasnya selesai menceritakan kembali apa yang dia baca secara lisan, anak ragil pun tidak mau kalah semangat. Dia menceritakan tentang katak yang mengagumi kerbau, dimana ada katak kecil yang bertemu dengan hewan yang besar sekali saat ia bermain di sungai. Katak kecil pun bercerita pada teman-teman dan saudaranya tentang hewan besar itu, termasuk pada katak besar yang bernama Pak Big. Merasa penasaran, Pak Big terus bertanya sebesar apa hewan itu. Katak kecil berkata kalau hewan itu lebih besar dari Pak Big. Karena tidak mau tersaingi, Pak Big menghirup udara sebanyak-banyaknya agar bisa tampak lebih besar. Sayangnya meski berusaha sekuat tenaga untuk menghirup udara agara tampak besar, katak kecil tetap berkata bahwa hewan di sungai itu tetap lebih besar dari Pak Big. Tetap tak mau kalah, Pak Big terus menghirup udara hingga perutnya semakin membesar, membesar sampai akhirnya meledak.
Ketika saya tanya pesan apa yang bisa kita temukan dari cerita itu, anak ragil menjawab dengan riang gembira, "Pesannyaaaaaa kita tidak boleh menghirup udara banyak-banyak. Nanti perut kita meledak."
Jawaban polos dari anak 6 tahun yang tidak bisa disalahkan. Dia melihat dari sisi yang berbeda dengan kita. Luar biasa bukan?
"Bagus sekali temuan adik. Kita tidak boleh menghirup udara banyak-banyak, nanti perut kita bisa meledak. Itu kalau dalam cerita ya. Kalau beneran, perut akan sakit saat kita menghirup udara terlalu banyak. Dan ada satu lagi pesan penting yang ada dalam cerita ini. Kita tidak boleh merasa jadi yang paling besar, paling hebat seperti Pak Big. Karena pasti ada yang lebih besar dari kita. Tidak perlu merasa kalah, tidak perku merasa tersaingi. Hanya Allah yang Maha Besar, kita hanya makhluk Allah yang kecil jadi tidak boleh sombong." saya mencoba menyampaikan pesan yang ada dalam cerita katak pada anak ragil dan anak mbarep.
"Bagus sekali temuan adik. Kita tidak boleh menghirup udara banyak-banyak, nanti perut kita bisa meledak. Itu kalau dalam cerita ya. Kalau beneran, perut akan sakit saat kita menghirup udara terlalu banyak. Dan ada satu lagi pesan penting yang ada dalam cerita ini. Kita tidak boleh merasa jadi yang paling besar, paling hebat seperti Pak Big. Karena pasti ada yang lebih besar dari kita. Tidak perlu merasa kalah, tidak perku merasa tersaingi. Hanya Allah yang Maha Besar, kita hanya makhluk Allah yang kecil jadi tidak boleh sombong." saya mencoba menyampaikan pesan yang ada dalam cerita katak pada anak ragil dan anak mbarep.
Anak ragil yang menyimak kata-kata saya dengan mata berbinar pun kemudian menceritakan apa yang dia baca melalui tulisan. Tapi sayangnya belum sampai selesai dia menulis, dia tiba-tiba terbatuk-batuk sampai muntah. Mungkin banyak riak yang membuat tenggorokannya gatal. Alhasil anak ragil tidak bisa menyelesaikan tulisannya sampai tuntas dan saya pun harus membereskan kasur yang terkena muntahannya.
Di sesuatu danau hiduplah keluarga katak di keluarga katak ada yang paling besar dibandingkan katak lain ia biasa dipanggil pak big.Suatu hari keluarga katak sedang mencari makan tapiadasatu katak yang tidak mencari makan yaitu: katak kecil dia hanya berlompat - lompatan.Dia hanya bersenang- senang melompat .Saat dia sedang bersenanang.
Itulah tulisan anak ragil yang belum bisa diselesaikannya. Tak apa, setidaknya dia sudah berusaha. Alhamdulillah meski sedang kurang enak badan, batuk pilek, anak ragil masih semangat dan antusias untuk berkolaborasi dengan saya dalam membaca, menulis dan menemukam pesan dalam sebuah cerita. Baiklah, saatnya istirahat nak. Besok kita akan membaca, menulis dan belajar bersama lagi.
#GameLevel5 #Tantangan10Hari #harike5 #KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst #InstitutIbuProfesional
No comments:
Post a Comment