Bunda terpaku dalam diam ketika mendapatkan tugas tantangan 10 hari dari kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional level 10. Membangun karakter anak melalui dongeng, itulah tema tugas pada level ini. Bunda suka mendongeng, tepatnya membacakan buku dongeng untuk anak-anak. Tapi bukan sekarang. Momennya saat ini kurang pas untuk bunda menyelipkan pesan melalui dongeng. Karena akhir-akhir ini, dua jagoan sedang pada masa super kritis, sedang tinggi rasa ingin tahunya. Jadi bunda harus menjawab semua pertanyaan, menyampaikan pesan dengan jawaban logis apa adanya yang bisa diterima oleh nalar mereka.
Mungkin di usia anak-anak umur 8 dan 9 tahun ini sedang memasuki masa super aktif. Melihat dan mendengarkan cerita kegiatan sehari-hari mereka, rasanya banyak hal yang harus diluruskan, banyak pesan yang harus disampaikan. Tapi tidak mungkin dalam sehari mereka diberondong oleh beribu nasihat dari bunda yang berdalih menginginkan kebaikan anak-anak kesayangan.
Bunda akan ceritakan salah satu kejadian beberapa hari terakhir yang membuat bunda teringat belum pernah menjelaskan tentang 'pelajaran' tersebut pada anak-anak.
Minggu lalu, anak-anak libur dalam rangka Idul Adha. Seperti biasa liburan mereka diisi dengan bermain bersama teman-teman seperumahan. Kadang di rumah kami, kadang di rumah tetangga, kadang juga di halaman mushola. Sejak pagi setelah mandi dan sarapan, mereka sudah langsung beredar. Mereka baru pulang menjelang sholat dzuhur, mengambil sarung lalu berangkat lagi untuk sholat jamaah ke mushola.
Tapi ada yang berbeda dengan hari itu. Abid, anak tertua Bunda pulang dari mushola dengan tangan kosong. Tak ada sarung yang dibawanya seperti biasa. Abid pulang dari mushola dengan celana pendek dan kaos oblong kostum bermainnya. Bunda tidak tahu keberangkatan anak-anak ke mushola karena baru sampai rumah di jam istirahat kantor.
"Mas dari mana?" tanya bunda sepulang Abid daei mushola.
Abid tampak kaget ditanya seperti itu oleh bunda, "Dari mushola."
Bunda menanyakan alasannya tidak membawa sarung dan peci saat ke mushola tadi. Abid pun menjawab singkat, katanya di mushola ada sarung yang bisa dipakai.
Tak salah memang, tapi alangkah baiknya kalau kita berangkat ke mushola dalam kondisi bersih dan rapi. Bukankan kita ke mushola untuk beribadah, untuk berdo'a pada Allah?
"Coba kalau Mas berangkat ke sekolah pakai baju main trus baru ganti di seragam, kira-kira baik gak?" tanya bunda mencoba memancing pemikirannya. Abid tampak termenung memikirkan kata-kata Bunda. Dia duduk di samping Bunda sambil terdiam agak lama. Kemudian dia menunduk lalu menggeleng.
Bunda pun melanjutkan celotehannya, "Kalau ke sekolah saja kita berusaha tampil rapi dan bersih sejak berangkat, apalagi ke mushola. Allah yang memberikan segalanya untuk kita, jadi sudah seharusnya kita berikan yang terbaik pula untuk Allah. Termasuk dalam hal berpakaian rapi dan bersih saat ke mushola. Lagipula, sarung yang disediakan di mushola itu sebenarnya untuk para musafir. Mas ingat gak kalau kita bepergian jauh, biasanya kita pinjam sarung di mushola SPBU atau masjid?"
"Iya, kan biasanya aku pakai celana pendek. Jadi kalau sholat pinjam sarung di mushola." jawabnya.
Bunda membalas jawaban Abid dengan senyuman, "Nah, karena itu kita harus jaga kebersihan sarung-sarung di mushola. Coba kalau sarung disana dipakai terus sama anak-anak yang baru bermain dan belum bersih-bersih diri seperti Mas tadi, pasti cepat kotor kan? Padahal Mas rumahnya dekat, bisa bersih-bersih diri dulu lalu pakai sarung dari rumah."
Abid menganggukkan kepala tanda paham dengan penjelasan panjang lebar bunda. Pelukan hangat pun dihadiahkan untuk Abid karena sudah mau mendengarkan penjelasan bunda.
Beginilah perkembangan anak-anak bunda sekarang. Mereka sedang ada pada masa ingin tahu yang tinggi. Jadi bunda belum bisa memasukkan pesan melalui dongeng untuk mereka. Bunda suka mendongeng, tapi bukan sekarang saatnya.
#bundasayang #institutibuprofesional #level10 #tantangan10hari #day1 #grabyourimagination
#30dwc #30dwcjilid14 #squad6 #day6
No comments:
Post a Comment