Saturday 16 December 2017

Saya Hanya Remahan Rengginang

Poto: wikipedia.org

Seringkali saat kambuh penyakit minder saya, kalimat sakti yang muncul dari hati pikiran dan mulut saya adalah 'Apalah saya ini hanya remahan rengginang di pojokan kaleng bekas Konghuan'. Itu kalimat andalan saat saya benar-benar merasa bukan siapa-siapa di tengah orang-orang hebat sekitar saya. 

Di rumah saya hanyalah seorang anak ragil yang tak tahu bagaimana kabar saudaranya, di perumahan saya hanyalah tetangga yang gak pinter masak seperti tetangga lainnya, di sekolah saya hanyalah wali murid yang gak gaul seperti ibu-ibu wali murid lainnya, di kantor apalagi saya hanyalah pegawai yang suka berisik dan miskin ilmu dibanding pegawai lainnya. 

Semua hal itu kadang muncul berbarengan dan sukses membuat hari saya kelabu. Sampai beberapa hari lalu saya dipertemukan dengan salah satu teman dalam komunitas Institut Ibu Profesional (IIP) Semarang dalam momen CoD, Celebrity of the Day. Beliau sosok yang sangat mempesona bagi saya. Konsepnya dalam mendidik anak dan mengembangkan keluarganya melalui konsep Family Branding sangat luar biasa. Keberhasilan beliau untuk merangkul suami belajar bersama dalam hal pendidikan keluarga juga mengagumkan. 

Satu sentilan yang saya dapatkan dari beliau saat kulwap adalah tentang kata-kata saya yang menyamakan diri dengan remahan rengginang. Beliau menyampaikan bahwa rasa minder itu muncul justru karena kata-kata kita sendiri yang merefleksikan diri dengan remahan rengginang. Sehingga itu akan secara tidak sadar tercermin pada cara kita membawakan diri ketika berhadapan dengan orang-orang yang menurut pemikiran kita lebih wow dan hebat.

Menurut Mbak Ilva, kita merasa bukan siapa-siapa tapi bagi pasangan, anak dan keluarga, kita adalah seseorang yang luar biasa. Agar kembali rasa percaya diri kita jangan segan untuk menawarkan dan berbagi ilmu kepada teman-teman dan komunitas. Dari situ juga teman-teman akan tahu kapasitas kita. Cobalah untuk rileks  dan semangat dalam membangun citra positif. 

Momentum tahun baru 2018 akan menjadi titik balik yang tepat untuk meninggalkan kalimat 'Apalah saya ini, hanya remahan rengginang di dalam sudut paling dalam kaleng bekas Konghuan'. 

Angkat dagumu dan melangkah dengan penuh percaya diri. Percaya bahwa Allah menciptakan kita ke dunia bukan tanpa manfaat. Tinggal bagaimana kita menggali manfaat apa yang bisa kita bagikan untuk sekitar kita. 

3 comments:

  1. Setuju mbak. Sbnrny rasa takut atau minder itu sndiri datang krna kita yg undang. Ttp semangat mbakb😊

    ReplyDelete
  2. Iya ya mbak. Harus berlatih terus ini mbak untuk menjauhkan diri dari rasa minder. Semangaat juga mbak.

    ReplyDelete
  3. Remah rengginang enak and mahal kalau bisa membawa and menyajikannya

    ReplyDelete