Showing posts with label Fiksi. Show all posts
Showing posts with label Fiksi. Show all posts

Saturday, 1 September 2018

Sahabat Baik itu Tolong Menolong

Di sebuah aliran sungai hiduplah seekor penyu. Dia memiliki sahabat seekor kelinci yang hidup di dalam lubang pohon yang berada di pinggiran sungai. Awalnya mereka sering bertemu di rerumputan hijau yang indah membentang sepanjang tepi sungai. Penyu yang hidup di air, sesekali keluar dari sungai untum berjalan-jalan di tepiannya. Sementara kelinci suka berlompatan kesana kemari untuk bermain dan mencari makan di tempat yang sama. Karena sering bertemu dan bersama, akhirnya mereka pun berteman dan bersahabat. 

Penyu dan kelinci adalah sahabat yang baik. Mereka selalu bermain bersama. Hal ini membuat rubah yang mengincar keduanya untuk dimangsa merasa kesulitan untuk menangkap mereka. Ketika penyu ada di sungai, kelinci duduk di tepiannya. Bahkan terkadang kelinci ikut menelusuri aliran sungai dengan duduk di atas punggung penyu. Lalu ketika kelinci berada di dalam rumahnya, penyu duduk di depan lubang pohon itu. Rubah pun berpikir keras bagaimana cara menangkap salah satu dari mereka.

"Kelinci yang gembul dan kura-kura yang lucu itu pasti akan menjadi santapan yang lezat." pikir rubah. 

Sampai suatu hari, rubah melihat kura-kura tampak kesakitan. Dia berguling-guling di depan rumah kelinci menahan sakit perutnya. 

"Aduuuh perutku sakiit. Tolong aku kelinci." rengek kura-kura kesakitan. 

Kelinci yang tak tega melihat kura-kura, segera mengajak kura-kura untuk masuk ke dalam rumahnya. 

"Tenang kura-kura, kau tunggu saja di sini. Aku akan mencarikan dedaunan obat untuk menyembuhkan sakit perutmu," kata kelinci. 

Rubah yang sudah lama mengincar mereka, tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia yang tadinya bersembunyi di balik semak-semak dekat rumah kelinci, segera berlari menghampiri kura-kura. Rubah mengendap-endap perlahan memasuki lubang pohon sambil membawa sebuah kantong besar. Kura-kura yang masih merintih kesakitan tidak menyadari kehadiran rubah di ruangan yang sama. Dia sibuk berguling-guling sambil memegangi perutnya. Sampai tanpa sengaja, dia berguling ke dalam kantong besar yang sengaja diletakkan di dekatnya oleh rubah. Akhirnya rubah bisa menangkap kura-kura, memasukkannya ke dalam kantong lalu membawanya pergi. 

Kelinci yang baru pulang mencari obat untuk kura-kura sangat terkejut begitu melihat tak ada kura-kura di rumahnya. Kelinci sangat khawatir. 

"Kura-kuraaaa, dimana kau? Aku sudah membawakan daun obat-obatan untukmu." teriak kelinci semakin khawatir. Kelinci pun mencari kura-kura di sekeliling pohon dan tepian sungai. Tapi kelinci tak menemukan sahabatnya itu. Sampai lamat-lamat dia mendengar teriakan kura-kura. Diikutinya arah suara itu. Rupanya sumber suara itu ada pada sebuah kantong besar yang sedang dipanggul oleh rubah. 

"Aahh, rupanya rubah telah menangkap kura-kura. Aku tak boleh tinggal diam. Aku harus menolong sahabatku." kata kelinci dalam hati. 

Kelinci pun melompat perlahan-lahan untuk mengikuti langkah rubah. Diam-diam kelinci melangkah lebih cepat mendahului rubah. Kelinci lalu berpikir untuk pura-pura mati di tengah jalan yang akan dilalui rubah. Benar saja, begitu rubah melalui jalan itu dan melihat ada seekor kelinci yang tergeletak tak berdaya, dia sangat kegirangan. 

"Wah, siapa sangka aku akan mendapatkan dua mangsa sekaligus malam ini. Aku akan meletakkan kura-kura di rumah dulu. Setelah itu aku akan kembali untuk mengambil bangkai kelinci ini." dengan cepat rubah berlari ke rumah untuk meletakkan kantong besar berisi kura-kura. 

Sayangnya begitu rubah sampai di jalan yang dilalui tadi, dia tak lagi menemukan bangkai kelinci. Dia berjalan kesana kemari mencari mangsa yang sudah dibayangkannya akan menjadi santapan lezat tadi. 

"Kemana perginya bangkai kelinci tadi? Apa sudah ada yang memangsanya?" tanya rubah pada dirinya sendiri. 

Karena tidak menemukan bangkai kelinci yang dicari, rubah pun memutuskan untuk kembali ke rumah untuk segera menyantap kura-kura. Perutnya sudah lapar membayangkan mangsanya. Dia berlari cepat untuk pulang ke rumah. 

Begitu sampai di rumah, tanpa membuang waktu rubah pun langsung memasukkan kepalanya ke dalam kantong besar berisi kura-kura. Dia tak bisa lagi menahan lapar. Dia ingin langsung menyantap kura-kura untuk makan malam. 

Tapi apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Bukannya kura-kura yang didapatkan, rubah justru  bertemu dengan ratusan lebah di dalam kantong besar itu. Lebah-lebah pun seketika menyerbu rubah yang berlari pontang-panting.

"Tolonggg... tolong aku." teriak rubah yang badannya sudah mulai bentol-bentol terkena sengatan lebah. 

Sementara itu, di balik semak-semak ada dua sahabat yang sedang tertawa bersama melihat rubah yang berlari-lari menghindari lebah. Rupanya tadi kelinci mengendap-endap memasuki rumah rubah dan mengeluarkan kura-kura dari dalam kantong ketika rubah keluar rumah untuk mencari dirinya yang dikira sudah mati. Kemudian kelinci memasukkan sarang lebah ke dalam kantong yang tadi berisi kura-kura. 

"Terimakasih ya kelinci, kau sudah menolongku. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku sudah jadi santapan makan malam si rubah," kata kura-kura. 

"Sama-sama, kura-kura. Sebagai sahabat, sudah seharusnya kita saling tolong menolong," jawab kelinci. Mereka pun tersenyum bahagia dan berjalan bersama menuju rumah kelinci di tepian sungai. 

Sunday, 18 February 2018

Arjuna Si Pengawas Sampah

📷 source: pinterest


"Kenapa kok kalau hujan jalan-jalan pada banjir Bunda?" Arjuna bertanya sambil menatap genangan air dari balik jendela mobil. 

Seharusnya air hujan mengalir ke dalam got bukan menggenang di jalanan. Air dalam got akan mengalir menuju sungai lalu bermuara di lautan. Tapi sayangnya sekarang aliran air dalam got banyak yang tidak lancar, tersumbat oleh sampah. Begitupun air sungai, sekarang mulai tak lancar mengalir ke hilir. 

"Kenapa ada sampah di got? Sampah kan harusnya di tempat sampah." begitulah pendapat polos anak umur 5 tahun yang masih memegang teguh teori yang benar.

Nak, seandainya semua orang dewasa di luar sana masih mengingat apa yang diajarkan orang tuanya semasa mereka kecil, mungkin got-got dan sungai-sungai itu masih jernih sampai sekarang. Tapi sayangnya bawaan orang dewasa itu suka lupa Nak. Termasuk lupa di mana tempat membuang sampah. 

"Jadi kita harus ingetin tante-tante sama om-om yang lupa dimana tempat buang sampah ya Bunda?" matanya berbinar merasa mendapatkan mandat baru yang harus dilaksanakan. 

Sebenarnya menjaga kebersihan itu adalah tugas kita semua. Mengingatkan orang lain yang berbuat salah termasuk membuang sampah di got dan sungai juga tugas kita. Karena Allah memerintahkan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. 

Obrolan seru Bunda dan Arjuna membuat perjalanan ini menjadi cepat. Tanpa terasa kita sudah mau sampai di rumah. Setelah jembatan di depan sana lalu belok kanan, sampai deh kita di rumah. 

"Pelan Ayah ... pelan Ayah ...." tiba-tiba Arjuna berteriak meminta ayahnya mengurangi kecepatan laju mobil ketika bergerak menaiki jembatan. Dan seketika dia membuka jendela. 

"Ooooommm buang sampah itu gak boleh di sungai tauuu. Nanti banjiiir. Buang di tempat sampah doong." 


Tulisan ini diikutkan dalam challenge grup Menulis Cerita Anak. Tantangan untuk membuat cerita fiksi bertemakan superhero dengan pesan cerita menjaga lingkungan. #kelasmenulisceritaanak
#kelasMCA

#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday48
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday27
#PerempuanBPSMenulis #MenulisAsyikdanBahagia #15haribercerita #harike16

Thursday, 1 February 2018

Cintaku Di Ujung Sembilu



Sembilan bulan sepuluh hari lamanya
Salamku setia menyapamu lewat gelombang suara
Menyapa kamu yang belum jua mengenalku
Dan aku tetap saja memandangmu dari balik jendela itu

Sampai tiba saatnya
Pagi yang cerah seketika menjadi kelabu di hatiku
Ada mata ayu di balik punggungmu

Hatiku panas, seketika pikiranku linglung
Cintaku semakin tak jelas dimana berujung
Terbang tak tentu arah bagaikan layang-layang putus dari talinya

Cintaku di ujung sembilu
Senyummu menggores hatiku

Ahhh ....
Sudahlah
Ini hanyalah cinta monyet, cinta anak sekolah yang lugu
Tak perlu kutangisi sampai mata sembab begitu


#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday10 #tantanganodop2
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday32 #tantangan2

Cerita ini lanjutan dari: 
http://bit.ly/MelihatmuDiBalikJendela 1.
http://bit.ly/_Teman 2.

Wednesday, 24 January 2018

Mengapa Ada Sang Hitam Bila Putih Menyenangkan?



Mengapa ada sang hitam bila putih menyenangkan?

Aku benci mendengar lagu Sheila on 7 itu. Mereka tak pernah mengerti perasaanku.

Kamu itu menyenangkan bagiku”, kamu berusaha menghiburku.

Tidak, semua tahu kamu lebih menyenangkan”, jawabku

Kamu terus saja meyakinkan kalau hadirku ditunggu. Siapa yang mau menunggu duka? Tak ada. Semua menunggu bahagia.

Kamu terus saja berbicara. Kamu bercerita jika pernah membaca sebuah artikel di dunia maya yang menuliskan kalau sosok sepertiku adalah sosok yang kuat dan berwibawa. Ah, itu hanya artikel hoaks belaka. Bagaimana mungkin kamu bisa dengan mudah percaya pada tulisan hoaks yang tak jelas sumbernya.

Nyatanya mereka semua tak suka padaku. Bagi mereka aku hanya membawa kelam dan suram. Aku bukanlah sosok yang bersih dan suci sepertimu. Sama sekali bukan.

Aku bukan siapa-siapa. Tak ada yang menanti hadirku. Tak ada yang suka padaku. Aku hanya kegelapan bagimu dan bagi mereka di sudut itu. Semua kata-katamu hanya untuk menghiburku. Kau hanya ingin menghiburku, hanya itu.

Faktanya mereka tetap membuang mata dariku. Sepertinya aku terlalu seram bagi mereka. Sepertinya aku terlalu mencekam dan menakutkan. Tapi biarlah. Biarlah aku tetap menjadi sosok misterius bagi mereka. 

Toh aku tetap bahagia melihat binar mata mereka memandangmu dengan suka. Kamu yang terbaik untukku dan untuk mereka. Semua mencarimu, semua menantimu dan semua menyukaimu.

Kamu tak perlu memikirkan aku. Bahagiamu adalah bahagiaku. Kamu terlalu tulus, bersih dan suci. Sementara aku? Siapalah aku ini.

Tapi....”, matamu mulai berkaca. 

Sudah, tenang saja. Apapun kata mereka tentangku atau tentangmu, kita akan selalu bersama, kita akan menyatu untuk saling melengkapi. 

Aku akan menjadi hitamnya goresan pena diatas putihmu. Menguntai kata, merajut berjuta cerita yang penuh makna.”

Aku akan menjadi hitamnya peci yang menemani putihmu. Bersama melangkah untuk bersujud pada Yang Kuasa.”

Aku akan menjadi hitamnya kopi di dalam cappuccino lezat ketika menyatu dengan kamu, putih.”

Kita berdua berbeda, aku sang hitam yang mencekam dan kamu sang putih yang suci.

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbchoaks #30hbc1824
#odopfor99days #odofor99days2018 #odopday24
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday3

Sunday, 21 January 2018

Rania : Hasil Mengarang Indah

Tantangan @30haribercerita #30hbc1821
MINGGU PAGI INI AKU BANGUN DI tengah serakan kertas yang sudah bergumpal tak berbentuk. Rasa kantuk masih saja memeluk manja.  Aku Rania, wanita karir dengan pekerjaan mapan dan kantoran yang hobi menyusun coretan. Wanita jaman now yang masih saja cinta dengan aroma kertas dan pena disaat penulis lain bergulat dengan tuts keyboardnya. 

Membuka mata sambil mengingat bagaimana bisa terpejam begitu saja sementara belum ada selembar pun kertas berisi coretan yang berjejer rapi di meja. Ahhh, kemana perginya sang ilham? 

Malam ini aku benar-benar kehilangan arah perginya sang ide yang biasanya berkelana liar di kepala. 

Sungguh, ini adalah hal yang tak biasa. Aku adalah penulis yang hampir tak pernah kehausan ide sebelumnya. Penaku selalu saja bergerak lincah saat bertatapan dengan lembaran kertas dan khas aromanya. Semua yang kulihat, semua yang kudengar, semua yang kubau, semua yang kurasa bisa mengalir begitu saja menjadi kumpulan ide segar di kepala. Tentang sarapan roti beroleskan mentega kesukaanku, tentang kucing tetangga yang beranak lima, tentang warga Jogja ini yang masih bertahan dengan keramahannya, bahkan tentang orang gila di ujung jalan sana yang entah mengapa setiap hari MEMELUK TIANG LISTRIK. 

Sepertinya aku harus segera beranjak dari selimut hangat. Mungkin keluar rumah dan menghirup udara pagi akan  sedikit menyegarkan pikiran ini. Menyapa sang embun yang tak pernah bosan mendampingi pagi si daun. Mendengar gemericik air yang memanjakan ikan di tempatnya bermain. Mencium aroma tanah yang sedap bercampur gerimis di pagi yang indah. Merasakan sedapnya nasi goreng ikan asin buatan ibu, kesukaanku selain roti oles mentega itu. 

Pagi ini membuatku benar-benar tak biasa. Semua  ritual menggugah ide-ide liar berlalu begitu saja. Ini benar-benar tak biasa. 

Aku Rania, penulis yang tak pernah kehabisan kata.

Aku Rania, penulis handal yang bisa membuat pena dengan mudah menggoreskan kata-kata, semudah biduan yang langsung bergoyang ASALKAN DIIRINGI MUSIK DANGDUT. 

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1821 #30hbcmengarang #odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday21
#ODOPday1 #Onedayonepost #ODOPbatch5

Monday, 8 January 2018

Teman?


Aku melihatnya.....

 Hanya melihatnya dari balik jendela

Teman?

Sepertinya definisi teman pun tak terpenuhi dalam kisah kita

Jabat tangan perkenalan tak pernah ada

Aku tahu namanya

Tapi dia.... .

Dia hanya tahu ada salam yang selalu tersampaikan lewat gelombang suara.

Radio.

Dari aku yang belum menjadi temannya.



#mencobaberimajinasi #tulisannurulku #tulisannurulku2018 #nurulkustory @30haribercerita #30haribercerita #30hbc #30hbc18 #30hbc1808 #30hbcteman