Showing posts with label Bunda dan Keluarga. Show all posts
Showing posts with label Bunda dan Keluarga. Show all posts

Wednesday, 8 April 2020

Mengelola Waktu di Masa WFH

Pekan kedua puasa di kelas kepompong, bunda memilih untuk bisa mengelola waktu di masa work from home (WFH). Jujur membagi waktu di masa WFH adalah hal yang sulit bagi bunda. WFH ini serasa menguji kesaktian bunda untuk bisa membelah diri. Biasanya kalau di kantor kan ya cuma fokus ke pekerjaan, kali ini bunda harus bisa multifungsi di waktu yang bersamaan. Pekan lalu bunda puasa untuk gak ngomel tanpa alasan yang benar, tapi bunda mencari penyebabnya lagi, apa yang membuat bunda ngomel gak jelas. Yup, ternyata karena bunda sendiri belum tuntas mengatur waktu dalam menjalani hari-hari multifungsi ini.

Pekan kedua ini bunda mencoba untuk membagi waktu, pagi-pagi untuk pekerjaan rumah, lalu 'masuk kantor' sebentar, dilanjutkan fokus mendampingi anak-anak belajar, istirahat siang menyiapkan makan, menuntaskan pendampingan belajar anak, kalau sudah tuntas bunda baru bisa 'masuk kantor' lagi. Jadi malam hari tinggal menghitung kekurangan waktu 'masuk kantor' yang belum dibayar di malam hari.

Pengelolaan waktu ini harus dipilih oleh bunda karena mengerjakan pekerjaan kantor, pekerjaan rumah dan mendampingi belajar anak-anak dalam satu waktu itu sangat melelahkan dan menguras emosi bunda. 

Senin, 30 Maret 2020

Bunda masih dalam tahap mencoba memberlakukan pengaturan waktu yang baru. Berat sih, pesan WA dari kantor terus saja berbunyi di saat bunda mencoba 'keluar kantor' untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan mendampingi belajar anak-anak dulu. Tapi alhamdulillah bisa dibilang cukup memuaskan percobaan hari ini.

Selasa, 31 Maret 2020

Predikat cukup memuaskan di hari kemarin lumayan jadi modal bunda untuk lebih semangat hari ini. Menjalani hari dengan pengaturan waktu yang sama dengan kemarin. Mencoba untuk sedikit cuek dengan pesan-pesan WA yang masuk. Membuat kandang waktu untuk setiap kegiatan ternyata cukup efektif hari ini.

Rabu, 1 April 2020

Alhamdulillah hari ini masih kondusif pengelolaan waktunya, malah bunda sempat belanja ke pasar bareng si ayah yang hari ini mulai WFH juga. Jadi bisa berbagi peran juga sama si ayah dalam pekerjaan rumah maupun pendampingan belajar anak-anak. Meski malam hari bunda harus lembur tapi setidaknya kondisi emosi bunda bisa lebih terkendali.



Kamis, 2 April 2020

Keberhasilan 3 hari kemarin seketika kacau hari ini. Kemarin di kantor ada rapat para pimpinan dan hari ini hasilnya dibagikan pada kami. Tumpukan tugas terpampang nyata di hadapan, seketika membuat bunda stres. Emosi bunda kacau seketika dan pengaturan waktu pun jadi kacau balau. Panik menghadapi daftar tugas yang ternyata malah lebih banyak dibanding bekerja di kantor, membuat semua kembali kacau.

Jum'at, 3 April

Kekacauan di hari kemarin harus segera diatasi. Bunda mencoba mengurai satu per satu tugas yang diberikan dari kantor. Memilah mana yang harus jadi prioritas dan mana yang bisa ditunda. Mencoba menyusun semua tugas, diurutkan satu per satu berdasarkan tenggat waktunya. Alhamdulillah kepanikan hari kemarin bisa diatasi. Hari ini bunda kembali beraktivitas dengan tenang, bahkan bisa menyajikan masakan request si ayah, tongseng.


Sabtu, 4 April 2020

Benar memang kata orang, ketika kita bisa menguasai waktu maka yang lain akan lancar mengikuti. Hari ini meski bunda harus lembur mengerjakan tugas kantor yang urgent untuk diselesaikan, tapi bunda masih bisa memasak makanan enak favorit keluarga. Bunda juga merasa menjalani semuanya dengan bahagia jadi interaksi dengan anak-anak dan si ayah pun aman terkendali tanpa emosi yang tak berarti.





Minggu, 5 April 2020

Alhamdulillah hari ini juga berjalan dengan lancar. Bunda berkebun dari pagi sampai siang. Bersama si ayah, kami merapikan taman depan dan taman belakang. Menanam bibit buah-buahan yang sudah waktunya dipindah ke planter bag. Setelah jam makan siang, bunda kembali berkutat menyelesaikan tugas kantor yang urgent untuk dituntaskan segera dan hati bunda tetap bahagia. 


Sunday, 29 March 2020

Puasa Ngomel Tanpa Alasan yang Benar


Puasa minggu pertama di kelas kepompong sengaja milih puasa ngomelin anak tanpa alasan yang benar.

Puasa minggu pertama ini bertepatan dengan awal masa Work from Home (WFH). Butuh adaptasi secara pembagian waktu, tenaga dan emosi. Bunda memiliki peran bukan hanya ganda tapi berlapis-lapis. Memgerjakam pekerjaan kantor, mengurusi rumah, mendampingi belajar anak dalam waktu yang bersamaan tanpa ada partner di rumah karena ayahnya masih harus kerja dan kami tanpa asisten rumah tangga. Ini adalah kenikmatan yang luar biasa.

Empat hari pertama, kondisi emosi bunda masih sangat labil. Masih sering ngomelin anak-anak tanpa alasan yang benar. Ngomel karena melihat semua perilaku dan pekerjaan anak dari perspektif bunda, bukan dari ukuran mereka. Juga ngomel karena bunda sendiri yang gak tuntas dalam pembagian waktu, tenaga, pikiran, dan emosi.

Kondisi baru mulai lebih terkendali di tiga hari terakhir saat bunda berusaha untuk selalu sadar diri ketika berkomunikasi dengan anak-anak. Sadar diri untuk tidak termakan emosi. Dan mungkin juga disebabkan bunda mulai beradaptasi untuk bekerja di rumah dengan segala perannya. 

Thursday, 26 March 2020

Mengagumi Mereka


Bismillah,

Memasuki hari ketiga tantangan cekatan menjadi bunda yang memanusiakan anaknya. Tujuannya adalah untuk menyadarkan diri bunda kalau anak itu punya perasaan, pikiran dan keinginan sendiri yang gak selamanya terus bisa kita atur sesuai cara pandang kita, orangtua. Perasaan bunda hari ini jauh lebih rileks dari hari sebelumnya karena tantangan hari ini adalah:

Poto dari instagram @anakjugamanusia
Pernah gak setelah ngomelin atau marahin anak trus kita mandangin wajah mereka waktu tidur dengan sejuta penyesalan di dalam dada?

Pasti pernah ya, semarah apapun kita akan luluh dan menyesal saat melihat wajah polos mereka dalam lelap. Melihat mereka terpejam biasanya akan langsung muncul bayangan-bayangan kebaikan dari mereka yang akan menghapus kemarahan bahkan mampu memunculkan tangisan.

Sayangnya, seringkali kita baru menemukan hal-hal baik yang bisa kita kagumi dari mereka setelah omelan dan kemarahan kita meledak. Bayangkan, betapa baiknya anak-anak. Setiap hari kita omeli, kita marahi, tapi mereka tetap tersenyum dan memeluk kita ketika malam menjelang. 

Tantangan ini membuat bunda berusaha untuk selalu dalam posisi sadar dan ingat untuk mengagumi anak-anak. Jujur, bunda sering sekali merasa frustasi karena apa yang dikerjakan anak-anak tidak sesuai dengan kemauan, aturan atau standar bunda. Tapi hari ini, bunda belajar untuk melihat dari sisi kebaikan mereka. Biarkan mereka menjadi yang "sebenarnya" bukan yang "seharusnya. 

Bunda mencoba mengabadikan dalam poto beberapa kegiatan anak-anak hari iniyang membuat bunda kagum pada mereka. 

Mamas sedang piket nyapu dalam rumah
  
Adik sedang piket siram tanaman
Inilah yang dilakukan anak-anak setiap hari. Mereka dapat jadwal piket di rumah setiap hari. Ada 2 macam tugas, yang pertama adalah beresin, nyapu dan ngepel dalam rumah dan teras belakang juga nyiramin taman belakang, yang kedua adalah nyapu teras, nyapu garasi, ngepel teras, nyiramin taman depan dan membuang sampah dari dapur ke tong sampah depan. Mereka akan bertukar tugas piket seminggu sekali, jadi misal minggu ini mamas piket dalam rumah dan adik piket luar rumah, minggu depan gantian mamas yang piket luar rumah dan adik piket dalam rumah. Kalau hari sekolah, biasnaya mereka bagi waktu sendiri mana yang bisa dilakukan sebelum berangkat sekolah dan mana yang akan dilakukan sepulang sekolah atau sore hari. Kalau sekarang ketika mereka sekolah di rumah, semua dilakukan di pagi hari. 

Hal pertama yang membuat bunda kagum sama mereka adalah tanggung jawab mereka dalam melaksanakan piket ini. Mereka benar-benar melaksanakan apa yang sudah kami sepakati. Ya meski sesekali bunda masih perlu mengingatkan, tapi mereka tergolong sangat bertanggung jawab dengan amanah piket ini. Hal yang luar biasa bagi bunda.



Adik pengen maem mi rebus yang jatahnya hanya seminggu sekali. Bunda setujui asal adik mau masak sendiri. Kalau ada kesulitan baru bunda akan bantu
Hal kedua yang membuat bunda kagum pada anak-anak hari ini adalah kemandirian mereka. Ceritanya pagi ini mereka ingin makan mi rebus yang jatahnya hanya boleh seminggu sekali. Bunda setujui dengan syarat mereka masak sendiri. Bunda hanya akan ke dapur membantu mereka kalau ada kesulitan. Sepakat dengan itu, Mamas yang memang hobi masak langsung terjun ke dapur. Nah, si Adik nih yang masih suka maju mundur nyemplung ke dapur akhirnya maju juga demi semangkuk mi rebus. Dan berhasil, bunda hanya bantu menuang mi dengan kuah panas ke mangkuk saja. Good job nak!!

Mamas abis sarapan, kasih sarapan buat Sammy si kura-kura.
Kekaguman ketiga adalah kepedulian anak-anak pada hewan peliharaan. Kami punya 3 kolam ikan dan 1 aquarium. Anak-anak sangat peduli dengan peliharaannya, baik koi di kolam depan, nila, patin, kura di kolam dalam, ikan lele di kolam belakang maupun ikan-ikan hias di aquarium. Seperti pagi ini, setelah sarapan Mamas gantian ngasih sarapan buat si Sammy. Dia nyuapin 2 lembar kubis untuk kura-kura kesayangannya. Sore tadi juga Mamas dan Adik nguras dan membersihkan aquarium, katanya harus dikuras dan dibersihkan seminggu sekali biar airnya tetap bersih dan ikannya gak mabok. Mamas bagian mengeluarkan air dari aquarium ke ember menggunakan pompa dan mencuci tanaman hiasnya, lalu adik bagian mengisi aquarium dengan air yang baru. Kerjasama yang mereka bagi sendiri. Sayang bunda lupa untuk mendokumentasikannya. 


Berjemur sambil mengerjakan PR Kumon

Selama bekerja dan sekolah di rumah, jam 10an adalah jadwal kami untuk berjemur. Biar gak hanya duduk diam, kami memanfaatkan waktu untuk mengerjakan tugas. Bunda dengan pekerjaan kantor dan anak-anak dengan mengerjakan PR Kumon. Tugas selesai, berjemur untuk kesehatan tubuh pun terlaksana. Meski adik sering bilang panas...panas...udah 15 menit belum... tapi tetap saja dia duduk manis di teras karena bunda sudah menjelaskan apa pentingnya kita berjemur terutama di masa wabah virus seperti ini.


Mamas dan Adik sedang menyimak materi Gaya dan Gerak dari youtube
Mamas hari ini dapat tugas untuk mempelajari tentang gaya dan gerak dari youtube. Dan seperti biasa si Adik selalu ingin tahu apa saja yang dipelajari sama Mamas. Jadilah tugas anak kelas 4 ini disimak pula sama di anak kelas 3. Bahkan kadang Adik membantu menjelaskan ketika Mamasnya ada yang gak paham. Belajar bersama judulnya ya nak.

Mamas membantu bunda membuat lumpia
Koki cilik bunda ini memang hobi ke dapur sejak kecil. Semakin besar dia semakin terampil di dapur. Apalagi kalau boleh memilih antara mengerjakan PR atau membantu bunda di dapur, gak perlu ditanya deh jawabannya apa. Karena itu, bunda mencoba untuk terus mengasah ketrampilan Mamas di dapur biar menjadi satu sumber kekuatan yang bisa diandalkan nantinya.


Bermain bersama
Beginilah mereka setiap harinya, kadang akur bermain bersama, kadang baku hantam sampai bundanya puyeng. Tapi baiknya hati anak-anak, beranteman sebentar setelah itu mereka ya akur lagi kayak gini. Alhamdulillah. 


Untuk tantangan hari ini nilai bunda adalah Very Good!!

Yeay, semangat. Semoga besok lebih semangat berproses menjadi bunda yang lebih baik lagi, menjadi bunda yang lebih memanusiakan anak-anaknya. 

#tantangan30hari #kelaskepompong #hari3 #bundacekatan #institutibuprofesional #portofolioanak

Wednesday, 25 March 2020

Anakku, Ekspresikan Perasaanmu

Bismillah,

Hari iniadalah hari kedua bunda berusaha menjadi cekatan dalam memanusiakan anak. Tantangan untuk hari ini adalah:

Poto dari instagram @anakjugamanusia

Catatan ini menohok sekali rasanya buat bunda. Setiap hari, alih-alih membimbing anak-anak, bunda lebih banyak meminta mereka untuk selalu menuruti perintah. Dan semakin bunda melakukan refleksi diri, semakin sadar kalau banyak hal yang belum bunda syukuri dari anak-anak. 

Beberapa hari bunda work from home (wfh) dan membersamai mereka seharian, bunda semakin sadar kalau Mamas dan Adik adalah tipikal anak yang sangat bisa diatur. Mereka lebih banyak menuruti apa yang kami minta, apa yang kami perintahkan. Meski kadang sambil menggerutu pelan atau dengan pasang wajah manyun, tapi mereka selalu mengerjakan apa yang kita minta. Misalnya lagi enak-enak menikmati gadget time-nya tiba-tiba kita minta mereka bantu beres-beres, meski sambil ngomel ya mereka tetap ikut membantu.

Nah, sesuai dengan tantangan di atas,  bunda berusaha mengijinkan mereka untuk mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka rasakan. Bunda berkomitmen untuk memahami bukan menuntut untuk dipahami.

Sejak pagi bunda membebaskan mereka untuk memilih kegiatan apa yang akan dilakukan terlebih dahulu. Apakah mau mengerjakan pekerjaan rumah dulu, mengerjakan tugas sekolah, mengerjakan PR Kumon atau yang lainnya. 
Mamas mengulek kentang goreng untuk membuat perkedel kentang

Mamas memilih untuk membantu bunda menyiapkan sarapan, sedangkan adik memilih untuk mengerjakan PR Kumon dulu. 

Suasana ketika sekolah di rumah
Bunda sudah merasa sukses di pagi hari karena sudah berhasil menekan ego untuk membebaskan mereka memilih. Padahal biasanya bunda selalu hadir dengan perintah panjang mamas harus ini dulu, adik harus itu dulu, abis ini lalu itu, abis itu lalu ini dan seterusnya. 

Adik baru mengerjakan tugas membuat dan menghias kartu pos di malam hari, bunda ijinkan dia mengerjakan yang lain dulu termasuk bermain. Tapi alhamdulillah tanpa diingatkan dia kembali melanjutkan tugasnya di malam hari.

Tapi ternyata itu baru langkah pertama. Satu hari itu panjang kawan. Masih pagi hari di dapur menyiapkan sarapan bareng Mamas, bunda sudah terpancing emosi. Bunda lupa tepatnya apa, yang pasti Mamas melakukan satu hal yang gak sesuai dengan standar bunda. Yup, standar bunda, bukan standar Mamas. Itulah, betapa besar ego bunda terhadap anak. Bunda mengukur kemampuan ketrampilan Mamas di dapur berdasarkan standar bunda bukan standar Mamas.


Hasil karya adik membuat dan menghias kartu pos, sempat rusak karena keinjek Mamas waktu mau sholat maghrib. Di sini bunda terpancing emosi, karena sebelumnya bunda sudah mengingatkan adik untuk menyimpan dulu pekerjaannya karena kita akan segera sholat Maghrib. Mungkin karena merasa sudah menunda pekerjaan dari tadi pagi, adik tetap lanjut mewarnai. Alhasil sobek sedikit kartu posnya keinjek kaki mamas yang basah air wudhu.

Menyadari itu, bunda beristighfar, berusaha untuk kembali menahan diri. Memahami, bukan menuntut dipahami. Seharian bunda berusaha, dan rasanya seperti naik roller coster. Emosi ini up and down dan beatraksi dengan bebasnya.  Seharian rasanya seperti permainan sepak bola, beberapa menit berusaha bertahan, beberapa menit kemudian kebobolan, begitu seterunya. Tapi setidaknya ada fase sadar untuk mengendalikan diri meski belum sempurna.



Mereka yang masih bersinar terang sampai jam 22.30 saat bunda mengerjakan tugas Bunda Cekatan. Biasanya bunda langsung ngomel minta mereka cepat tidur tanpa mendengarkan cerita mereka. Kali ini bunda sadar untuk mendengarkan cerita mereka. Ternyata mereka membuat lego tembakan, yang bisa jadi pedang dan pesawat juga. Apresiasi karya mereka, baru diajak diskusi kalau badannya butuh istirahat dan bermainnya bisa kita lanjutkan lagi esok.

Semoga esok menjadi hari yang lebih baik. Semoga esok bunda bisa menjadi orang tua yang lebih memahami anaknya, menjadi orang tua yang tulus untuk mengijinkan anak-anaknya mengekspresikan pikiran dan perasaannya.

Nilai hari ini lebih baik dari kemarin, Satisfactory


#tantangan30hari #kelaskepompong #hari2 #bundacekatan #institutibuprofesional

Tuesday, 5 November 2019

Mengatur Keuangan Keluarga

Menjadi menteri keuangan merupakan salah satu tugas dari seorang ibu rumah tangga. Dan mengatur keuangan rumah tangga bisa dikatakan yang paling berat setelah tugas mendidik anak. Bunda harus bisa mengatur pendapatan rumah tangga tidak hanya untuk mememuhi kebutuhan hidup tapi juga untuk tabungan dan investasi masa depan. Berikut ada tips mengatur keuangan keluarga yang saya dapatkan dari Mbak Prita Ghozie seorang Financial Planner dan founder ZAP Finance. 

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung semua pendapatan yang diperoleh setiap bulannya. Cara ini akan efektif jika pendapatan suami dan istri berada dalam satu pengelolaan, karena tidak semua keluarga menjadikan satu pendapatan di tangan istri. Hal kedua yang harus dilakukan adalah membuat pos-pos anggaran sebelum gaji diterima. Sehingga saat uang sudah ada di tangan, kita sudah siap untuk membagi-baginya sesuai dengan pos-pos anggaran. Langkah ini bermanfaat untuk menghindari pemborosan atau penggunaan uang untuk hal-hal yang tidak penting. 

Nah, mbak  Prita Ghozie memberikan tips cara menata pos-pos anggaran dengan membaginya ke dalam 5 pos anggaran sebagai berikut:

1. Sosial dan zakat - 5%

Pos anggaran ini disediakan untuk pembayaran zakat rutin bulanan, seperti zakat profesi (2,5%). Selebihnya bisa digunakan untuk infaq/sedekah, membantu orangtua/ saudara dan pengeluaran sejenisnya. Meskipun untuk kami, pos membantu orang tua dimasukkan ke pos lain karena kebutuhannya lebih besar. Jadi pos ini hanya kami gunakan untuk zakat dan infaq saja.

2. Dana darurat dan asuransi - 10%

Tabungan darurat bersifat wajib dimiliki oleh suatu keluarga. Dana ini bisa digunakan ketika tiba-tiba kendaraan rusak, alat rumah tangga rusak, kehilangan pekerjaan/sumber pendapatan padahal kebutuhan dan tagihan bulanan masih terus berjalan, perawatan kesehatan yang tidak ditanggung asuransi dan juga ketika terjadi musibah lain yang di luar dugaan. Sementara itu, asuransi yang dimaksud di sini adalah asuransi kesehatan. Di keluarga kami, karena asuransi kesehatan menggunakan BPJS yang dipotong langsung dari gaji, maka pos asuransi ini kami ganti dengan tabungan pendidikan untuk anak-anak.

3. Cicilan dan biaya hidup - 60%

Cicilan yang dimaksud dalam pos anggaran ini hanya cicilan rumah dan kendaraan. Untuk pembelian barang konsumsi, prinsipnya kalau bisa tunai yang jangan nyicil, kalau gak bisa tunai maka tahan diri dan nabung dulu saja. Dalam pos ini, semakin besar cicilan maka biaya hidup harus lebih dihemat. Dalam pos anggaran ini, kita bagi lagi ke dalam pos-pos kecil sesuai kebutuhan. Sebelum menerima gaji, Bunda sudah harus mencatat semua kebutuhan bulan depan baik yang bersifat rutin maupun tidak. Mulai dari cicilan, listrik, air, bensin, pulsa, laundry, belanja bulanan, belanja dapur mingguan, SPP sekolah anak, bayar les anak, dll. Kami juga memasukkan anggaran untuk orang tua, tabungan haji dan tabungan hari raya ke dalam pos ini.

4. Tabungan dan investasi - 15 %

Pembagian persentase antara tabungan dan investasi bisa Bunda atur sendiri sesuai dengan prioritas keluarga. Pos tabungan bisa digunakan untuk mempersiapkan target-target jangka pendek seperti liburan keluarga, perbaikan rumah, pembelian perabot rumah tangga, dll. Untuk investasi bisa berupa emas perhiasan (tapi pilih yang sederhana saja ya agar tidak anjlok harganya saat dijual lagi nanti), logam mulia, tabungan rencana, reksadana atau alat investasi lain yang bersifat menguntungkan dalam jangka panjang. Investasi adalah tabungan untuk masa depan seperti dana pendidikan atau dana pensiun.

5. Lifestyle - 10%

Nah, yang paling saya suka dari cara yang diberikan oleh mbak Prita Ghozie adalah adanya pos anggaran lifestyle. Karena Bunda, Ayah maupun anak-anak pasti butuh anggaran untuk gaya hidup. Berkumpul dengan teman, menjalankan hobi, membeli barang-barang yang disukai, membeli pakaian, dll. Dengan adanya pos ini, kita masih bisa menjalankan hobi dan melakukan kegiatan menyenangkan lainnya tanpa dibuntuti rasa bersalah karena takut mengganggu anggaran keluarga.

Disiplin!!

Kelima pos anggaran di atas tentunya hanya bisa dijalankan jika kita disiplin. Kalau yang kami terapkan dalam keluarga, pada akhir bulan saya sudah membuat catatan pendapatan dan pos-pos anggaran. Saat awal bulan kami menerima gaji, saya langsung memasukkan uang ke dalam amplop-amplo sesuai catatan pos anggaran. Tagihan-tagihan seperti listrik, biaya les, dll yang bisa dibayarkan secara online juga harus ditransfer hari itu juga.

Cara ini sangat membantu kita agar bisa menjalani kehidupan dengan lebih tenang karena semua kebutuhan sudah ada pos anggarannya. Semua kebutuhan sudah ada jatahnya, jadi kita terhindar dari pemborosan. Dan yang paling penting lagi adalah kita terhindar dari hutang karena dengan adanya pos-pos anggaran kita sudah punya pagar batas agar tidak membebaskan setiap keinginan untuk dipenuhi. Karena sebenarnya dengan uang sedikit kita akan tetap bisa hidup, tapi dengan uang sebanyak apapun tidak akan pernah cukup untuk gaya hidup. 

Friday, 1 June 2018

Sudah Bisa Memilih








Bunda lupa le, kalau kamu sudah besar. Bajupun masih dipilihkan. Hari ini kamu dengan tegas bilang, "Aku gak suka yang itu, aku suka yang ini." Ayah dan bunda yang selalu sibuk ngomongin bahan yang adem, jahitan rapi dan sebagainya langsung terdiam. Melihatmu yang sudah semakin besar  dan tinggi. Ayah bunda tersadar, kamu sudah besar, sudah bisa memilih jalanmu sendiri. Bukan hanya memilih baju. 

Ajari ayah bunda untuk selalu memahami perkembanganmu, Nak. 

#RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day21
#semuaanakadalahbintang #institutibuprofesional #kelasbundasayang #Day15

Setiap Anak Istimewa


Allah memgantarkanku untuk kembali bersyukur. Memasuki sekolah ini hatiku bergetar. Ada satu anak seumuran SMP, baru datang lalu menyalami semua orang yang dia lewati, termasuk aku. Wajah penuh asa yang aku lihat darinya. Tersenyum ceria bersalaman dengan siapapun yang ditemuinya. Langkahnya tak sedikitpun menunjukkan lemah, dia melangkah dengan bahagia. 

Berikutnya aku bertemu dengan beberapa murid sekolah ini lainnya. Masyaallah tak ada duka tergurat dalam wajah mereka. Sungguh, mereka istimewa. 

Teringat anak-anakku di rumah. Betapa kita sebagai orang tua selama ini dibutakan oleh ekspektasi. Menilai prestasi dan perkembangan anak dibandingkan dengan orang lain bukan dengan dirinya sendiri. 

Tingginya ekspektasi membuat kita lupa kalau setiap anak itu istimewa.

Maafkan bunda, Nak. Kalian sangat istimewa.



#RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day20
#semuaanakadalahbintang #institutibuprofesional #kelasbundasayang #Day14

Thursday, 31 May 2018

Nilaiku Jelek



Dalam obrolan siang tiba-tiba anak sulung bercerita, "Bunda, maaf ya tadi nilai UKK Al Islamku jelek." 

Wajahnya sedih merasa bersalah, mungkim juga takut kena marah. Saya hanya tersenyum menjawabnya, "Emang dapat nilai berapa?"

"Dapat 84, yang dapat nilai 100 cuma satu, Zahra aja", jawabnya sambil takut-takut.

Saya pun menjelaskan padanya kalau nilai 84 itu sudah bagus. Tidak harus semua nilai kita 100. Asalkn kita sudah berusaha dan belajar sungguh-sungguh. Jawaban yang salah pada saat UKK kali ini, akan jadi pengingat untuk kita. Kesalahan itu membuat kita paham mana jawaban yang benar. 

Lagipula UKK itu kan mengukur sejauh mana kita paham akan materi yang kita pelajari. Kalau memang kita belum paham, yang tidak jadi masalah. Berarti kita perlu belajar lagi, membaca lagi. 

Anak sulung mendengarkan dengan seksama. Begitu saya selesai memberi penjelasan, dia langsung berhambur memeluk saya dengan erat. "Makasih, Bunda. Aku saaaayang, Bunda".

Dan tak lama dia pun tertidur di samping adiknya yang sedari tadi ikut menyimak obrolan kami.

#RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day19
#semuaanakadalahbintang #institutibuprofesional #kelasbundasayang #Day13

Tuesday, 29 May 2018

Ujian Kenaikan Kelas

Mengharapkan anak untuk mendapatkan nilai dan ranking bagus pasti ada dalam pikiran semua orangtua, termasuk saya. Entah rumusan apa yang ada dalam kepala, tapi pikiran itu muncul dengan sendirinya. Terkadang membuat kita lupa tentang esensi belajar dan sekolah. Bukan sebuah pemahaman tapi mendewakan angka. 

Saya pernah terjebak dalam pemikiran itu. Meminta anak belajar sekuat tenaga pada saat ujian, meski di hari biasa sudah berlatih dan membaca. Saya tahu kalau bukan nilai tujuan akhirnya, tapi seperti di alam bawah sadar mendorong anak untuk mencapai nilai terbaiknya. 

Sampai suatu hari saya mengalami kejadian yang memilukan hati. Mengajari anak sulung dengan sepenuh jiwa tapi dia gak ngerti-ngerti juga. Dalam hati bertanya, apa memang hanya segini kemampuannya? 

Cara lain pun dicoba, lebih telaten, lebih kalem dan tutur bahasa dijaga. Menghadirkan suasana belajar yang ceria. Anak bahagia, nilai tinggipun bisa dicapainya. Tapi itu tak bertahan lama. Ketika kebosanan belajar kembali melanda, saya pun mulai kehabisan sabar seketika. Ingin cara singkat, anak langsung menguasai materi belajar semuanya.

Saya lupa, nilai lagi yang menjadi dewa. Tak peduli ekspresi masam tampak di wajahnya. 

Sekarang, pekan ujian kenaikan kelas. Saya mencoba berdiskusi dengan diri sendiri. Apa yang sebenarnya saya cari. Belajar atau mencari nilai. 

Saya mencoba menekan emosi, gengsi dan obsesi. Membebaskan anak-anak untuk mencari cara belajar sendiri. Membiarkan anak belajar dengan cara yang bisa mereka nikmati. Saya hanya menjadi pendamping bukan algojo yang akan panas kuping saat mereka tak mengerti. 

Saya hanya mengatakan, Bunda percaya pada kalian. Belajarlah dengan mandiri. Bunda ada kalau kalian mau bertanya tentang materi yang belum kalian pahami. 






#RuangBerkaryaIbu #IbuProfesional #MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu #Proyek2RBI #Day18
#semuaanakadalahbintang #institutibuprofesional #kelasbundasayang #Day12

Monday, 28 May 2018

Setiap Anak Adalah Bintang

Dulu, saya pernah berpikir pratis bahwa anak-anak itu sama dan saya bisa memperlakukan mereka dengan cara yang sama pula. Ternyata saya salah. Memili dua anak dengan jenis kelamin yang sama dan jarak usia yang tidak jauh bukan berarti membuat saya bisa memperlakukan mereka dengan cara yang sama. Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Dulu, saya meyakini bahwa anak-anak terlahir bagai kertas kosong. Putih dan bersih. Selanjutnya tergantung kita, para orangtua, bagaimana mau mengisi kertas kosong itu. Lagi-lagi ternyata saya salah. Anak-anak dilahirkan sudah membawa bintang mereka masing-masing. Anak-anak terlahir dengan kehebatannya masing-masing. Tugas kita adalah membantu anak untuk menemukan dirinya, menggali bakat dan minatnya. Hal ini biasa disebut discover ability.

Mengenalkan anak kepada bermacam-macam aktivitas dan memperkaya wawasan anak sampai menemukan aktivitas yang membuat mata mereka berbinar-binar. Biarkan anak menghabiskan waktu untuk mempelajari sesuatu atau melakukan aktivitas yang membuat mata mereka berbinar. Inilah masa anak untuk menemukan misi spesifiknya sebagai manusia.

Sunday, 27 May 2018

Anak Lelaki Belajar Masak

Meski belum memiliki anak perempuan, bukan berarti tidak ada yang membantu saya di dapur. Anak sulung saya suka sekali ikut memasak. Sejak kecil dia sudah senang melihat dan menemani saya memasak. Meski yang dilakukannya justru mengacak-acak isi lemari dapur, tapi saya tetap membiarkan dia berada di dapur.

Memasuki masa TK, saya sudah mengizinkannya mengupas bawang atau mengulek bumbu. Dia sudah bisa mengupas bawang menggunakan tangan karena saya belum mengizinkannya menggunakan pisau. Dia memasukkan bahan masakan yang sudah saya iris-iris ke dalam wadah yang sudah disiapkan. Dia juga belajar mengulek bumbu meski belum bisa halus dan masih tumpah kececeran.

Saturday, 26 May 2018

Berkunjung ke TPI Tawang


Tanpa rencana sebelumnya, tiba-tiba saja kami terpikir untuk pergi ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang sepulang menjemput anak-anak dari sekolah. TPI Tawang terletak di Rowosari, Weleri, Kendal. Butuh waktu tempuh 1 jam 45 menit dari Kota Pekalongan.

Ini kali pertama saya dan anak-anak berkunjung, sedangkan suami sudah beberapa kali ke sini. Katanya harga ikan dan hasil laut lainnya lebih murah dibanding dengan TPI lain di daerah pantura barat. Dan benar saja, semua serba murah apalagi jika harganya dibandingkan dengan harga di pasar.

Friday, 25 May 2018

Ramadan yang Kan Dirindukan

Derap kaki beriringan menuju satu arah
Celoteh ceria bersahutan sepanjang langkah
Senja pun bersemu merah membersamainya

Takjil sederhana menanti mereka di musala
Sederhana tapi membawa bahagia
Berbuka puasa bersama teman sebaya

"Bunda, tolong pecahin es batunya ya," pinta adik menyodorkan sebungkus es batu padaku. Waktu menunjukkan pukul 17.30, beberapa menit menuju waktu berbuka. Nafasnya terengah-engah, seperti habis berlari maraton. 

Dua jagoan kecilku sudah berangkat ke musala sejak jam lima tadi untuk mengikuti kultum sore. Tapi setiap menjelang berbuka mereka pulang hanya untuk mengambil es batu. Ide kreatif dari mereka sejak hari kedua Ramadan, membawa es batu ke musala. 

Setiap hari, kami warga perumahan, bergantian menyediakan takjil di musala. Makanan sederhana yang ternyata dinantikan anak-anak di waktu berbuka. Setiap sore mereka berbondong-bondong menuju musala. Membayangkan makanan apa yang akan mereka dapatkan kali ini. Teh hangat menemani menu takjil untuk mereka. Mungkin kurang segar segelas teh hangat untuk berbuka, mereka pun punya ide untuk membawa es batu dari rumah. 

Thursday, 24 May 2018

Perhatian Tiga Lelakiku

Inilah yang kusuka dari bulan Ramadan, makan bersama pun terasa lebih ceria dari biasanya. Tiga lelakiku tampak lahap sekali menikmati makanannya. Padahal sebelum salat tarawih tadi sudah menyantap beberapa potong martabak.

Tanpa terasa senyumku mengembang, penuh rasa syukur dalam hatiku. Melihat senyum dan semangat mereka adalah anugerah bagiku.

"Bundaaa... tolong geser dikit. Aku kesempitan nih duduknya." aku keluar dari lamunan. Anak bungsu sudah mendorong lenganku agar aku sedikit bergeser.

Wednesday, 23 May 2018

Menumbuhkan Cinta pada Rumah-Nya

Mas dan adik sedang duduk serius dengan buku pelajarannya sore ini. Sesuai kesepakatan, selama pekan ujian kenaikan kelas, untuk sementara jam main sore diganti dengan belajar. Meski agak sedih, mereka tetap nurut untuk langsung belajar setelah salat asar. 

Sore ini saya hanya mengarahkan saja bab-bab mana yang harus mereka pelajari. Selebihnya, saya memberikan kebebasan pada anak-anak untuk memilih cara belajar yang nyaman bagi mereka. Adik lebih suka belajar dengan membaca semua materi yang sudah dia pelajari di sekolah. Sedangkan Mas lebih suka sedikit membaca tapi banyak mengerjakan soal-soal. 

"Bunda, nanti kita boleh buka puasa sama salat magrib di musala?" tanya adik dengan wajah penuh harap. Dia memandang saya yang sedang sibuk menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. 

"Boleh dong, Nak. Saatnya buka puasa dan salat, ya berhenti dulu dong belajarnya. Kalian tetap boleh kok buka puasa dan salat di musala." jawab saya sambil melempar senyum termanis pada anak bungsu ini. 

Tuesday, 22 May 2018

Anak Sulung Belajar Menghadapi Perundungan

"Aku sebel banget, temen-temen tiap hari ngece aku pacaran sama Nafiz." anak sulung saya masuk rumah dengan wajah kesal. 

Baru kali ini dia kesal, biasanya dia tipikal anak yang loyal sekali kalau berurusan dengan teman. Sebenarnya ini sudah kali kedua dia bercerita tentang itu. Pertama kali cerita dulu, saya hanya meminta dia untuk cuek saja. Kalau teman-teman ngece dan kita gak merasa melakukan apa yang dikatakan mereka, ya biarkan saja. Tidak perlu menanggapi apa yang mereka katakan. Kalau kita tampak marah atau sebal, teman-teman akan semakin senang ngece kita. 

Rupanya dia sudah mempraktekkan apa yang saya sarankan. Tapi ternyata teman-temannya masih saja mengolok-olok dia. Si Mas duduk tegak dengan wajah yang sudah kusut menahan kesal. Masih memakai seragam sekolah, dia terus saja mengungkapkan kekesalannya. 

Sunday, 20 May 2018

Eksperimen Membuat Plastisin



Assalamu'alaikum Ayah Bunda,

Memiliki jarak usia yang tidak terlalu jauh, membuat Mas dan Adik selalu bersama. Meski tak selalu akur, tapi hampir semua kegiatan mereka lalui berdua. Apalagi ketika hari libur, mereka selalu kompak untuk mencari kegiatan seru. Dan yang namanya punya dua jagoan ganteng itu harus sering-sering isi ulang stok kesabaran. Mereka sering sekali berantem, meski masih batas wajar menurut saya. Kalau sedang akur biasanya mereka sedang terlibat dalam suatu konspirasi.

Seperti kali ini tiba-tiba saja mereka terlihat sibuk di dapur. Karena penasaran, saya pun ikut nimbrung di sana. Ternyata wadah tepung sudah terbuka. Dan ada adonan merah di tangan mereka. Oh tidaaakkkkk....

Apa yang terjadi?

Saturday, 19 May 2018

Bunda Belajar Darimu, Nak



Assalamu'alaikum Ayah Bunda,

Kekecewaan orangtua pada anak, biasanya terjadi karena terlalu tingginya ekspektasi atau harapan. Mungkin juga terjadi karena orangtua lupa kalau anak-anak bukanlah orang dewasa yang bisa diperlakukan sama sesuai pikiran mereka. Dan terkadang orangtua terlalu egois dengan hanya memikirkan perasaannya sendiri bukan memposisikan diri pada posisi anak-anak. 

Meski telah banyak belajar ilmu parenting tentang perbedaan talents masing-masing anak, saya masih saja sering terjerembab pada jebakan yang sama. Hari ini saya mendampingi anak mbarep untuk belajar Bahasa Indonesia, persiapan ujian kenaikan kelasnya. Ini jebakan pertama. Saya lupa kalau anak mbarep kurang suka pelajaran ini dan memang kemampuan verbal bukanlah bakat unggulannya. Ekspektasi yang tinggi memunculkan rasa kecewa saya ketika membuat kalimat sederhana saja gagal dilakukannya. 

Friday, 18 May 2018

Puasa Hari Pertama Krucil



Assalamu'alaikum Ayah Bunda,

Bagaimana puasa si kecil hari pertama? 

Alhamdulillah Duo Fahlavi puasa penuh di hari pertama. Ini tahun ke-3 mereka belajar berpuasa dan tahun ke-2 insyaallah puasa penuh. Hari pertama tidak terlalu drama. Setelah sholat shubuh mereka langsung main sepeda bareng teman-temannya keliling perumahan. Bundanya yang lebay takut mereka kehausan langsung minta mereka pulang. Hehehe.

Mereka libur sekolah di hari pertama dan kedua puasa. Jadi siang ini mereka bermain seperti biasa, berkumpul di rumah bersama teman-teman seperumahan. Alhamdulillah mereka tetap kuat berpuasa meskipun melihat adik-adik kecilnya makan biskuit. Kata anak ragil, "Kan anak kecil belum ngerti puasa. Aku udah ngerti kok. Jadi gak pengen ikutan maem."

Thursday, 17 May 2018

Marhaban Ya Ramadhan


Assalamu'alaikum Ayah Bunda,

Alhamdulillah hari ini kita mulai memasuki bulan Ramadhan 1439H. Semoga kita semua bisa mendulang pahala sebanyak-banyaknya ya. Memperbanyak ibadah dan amal kebaikan di bulan penuh berkah ini dijanjikan pahala yang berlipat ganda oleh Allah.

Dan jangan lupa juga untuk membagikan semangat berpuasa dan beribadah pada anak-anak kita ya Ayah Bunda. Apa nih persiapan yang sudah dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan dalam keluarga kita?

Beberapa hari terakhir kami sudah mulai sounding tentang puasa pada anak-anak. Kami mengingatkan lagi kalau tahun lalu mereka sudah hebat karena berhasil puasa penuh selama sebulan, kecuali satu hari saat perjalanan mudik. Mendengarkan cerita keberhasilan mereka di Ramadhan tahun lalu cukup melecut semangat mereka untuk kembali menang dalam Ramadhan tahun ini.