Wednesday 31 January 2018

30 Hari Bercerita


Kalau jodoh tak lari kemana. 

Ternyata pernyataan itu tidak hanya berlaku untuk cerita percintaan saja. Pertemuan saya dengan instagram @30haribercerita juga bisa dikatakan jodoh. Ketika sedang semangat penuh untuk belajar menulis, saya dipertemukan dengan challenge ini. 

Tanpa ragu, saya putuskan untuk mengikuti tantangan. Saya tak berpikir apapun saat itu. Tak sedikitpun membayangkan harus menulis apa selama 30 hari nanti atau akan bercerita apa selama satu bulan kedepan. Saat itu satu-satunya yang ada dalam pikiran hanya ingin menulis. 

Hari pertama semangat 45, hari ke-2 sudah posting cerita tentang 'tak tahu harus bercerita apa'. Bayangkan saja, baru hari ke-2 saya sudah kehabisan kata-kata. Bagaimana dengan 28 hari lainnya?

Apakah saya menyerah?

Alhamdulillah saya tidak menyerah begitu saja. Apapun bisa menjadi bahan cerita dan tulisan, pikir saya. Ketika panca indra kita masih berguna  ketika itu juga kita masih bisa bercerita. Tentang apa saja yang kita lihat, yang kita cium, yang kita dengar, yang kita kecap, juga yang kita rasa. Ceritakan saja.

Nah, gara-gara sering posting cerita sampai diledek teman kerja, "Wah bakal diceritain di blog nih sama Nurul". Itu yang dia katakan setiap ada sesuatu terjadi di kantor.

Mendengar ledekan teman itu ingin tersinggung sebenarnya, tapi mendadak senang karena itu artinya dia membaca blog Sejuta Kata. Alhamdulillah. Ledekan yang menjadi kekuatan. Sangat bersyukur karena ternyata ada yang membaca blog saya.

Oh ya, tantangan yang paling saya sukai dalam challenge 30 hari bercerita adalah tantangan melengkapi puzzle kata. Wuah itu luar biasa. Mencari ide, menyusun kata, setelah tersusun cerita, puas sekali rasanya. 

Hasil menyusun puzzle kata ini ada di http://bit.ly/RaniaHasilMengarangIndah

Alhamdulillah 30 cerita sudah ditulis  dibulan lahir saya. Berharap, semoga ada inspirasi dan manfaat yang didapatkan oleh teman-teman yang membacanya. 

Bagi saya, hikmah mengikuti challenge ini adalah belajar untuk konsisten menulis. Tidak mudah mempertahankan semangat untuk terus menyala 30 hari lamanya.

Meski challenge ini sudah berakhir bukan berarti semangat menulis kembali pada titik nadir. Seperti hadirnya tanda titik ( . ), dia hanya mengakhiri kalimat tapi tak berarti mengakhiri sebuah cerita. 

Hari ini memang challenge terakhir bagi kami para peserta. Tapi ini bukan menjadi titik akhir. Hari ini justru menjadi titik awal.

Titik awal menegaskan pada diri untuk tetap menulis. Menulis untuk bahagia, menulis untuk berbagi inspirasi, berbagi kebaikan lewat tulisan.

#30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1830 #30hbc18titik
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday31
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday9

Tuesday 30 January 2018

Saya dan Kopi


Saya dan kopi sedang 'dekat' setahun terakhir ini. Meski sebenarnya saya dan kopi sudah kenal lama. Lebih lama dibanding kenalnya aku dan kamu. Iya ... kamu ....

Ijinkan saya sedikit berbagi cerita kedekatan antara saya dan kopi.


****

Saya dan Kopi.

Kopi bukanlah barang asing bagi saya. Dulu almarhumah Ibu selalu menyiapkan kopi setiap pagi dan sore untuk Bapak. Dan saya selalu mendapat jatah 'kopi bening' alias segelas kopi yang mungkin bubuknya hanya seujung sendok saja. 

Saya lahir dan besar di daerah penghasil kopi. Siapa yang tak pernah mendengar nikmatnya kopi Robusta dari Dampit, Malang. Para penikmat kopi pasti pernah mendengar nama Kopi Dampit. 

Ya, saya lahir dan besar di daerah penghasil kopi. Dulu, Dampit punya perkebunan dan pabrik kopi besar yaitu PT Margosuko. Gudang-gudang kopi juga pemandangan yang lumrah bagi saya dimasa kecil dulu. Rombongan pekerja pabrik kopi selalu saya temui dalam perjalanan menuju SD dulu. 

Keluarga saya juga jadi bagian dari pabrik kopi, buruh pabrik kopi. Menjemur kopi, memilih biji kopi, menghitung bayaran pegawai pilih kopi bukan kosakata baru. Robusta dan arabika juga enaknya kopi dari Timor pernah saya cicip dimasa kecil dulu. Hanya saja saya dimasa lalu tak terlalu tertarik untuk mengenali kopi lebih jauh.

Aroma kopi bukan aroma asing bagi saya. Dulu, saya selalu mendapat tugas untuk menggoreng kopi. Ya, ibu saya dulu membuat kopi sendiri untuk bapak. Dari biji sampai menjadi bubuk dan disajikan untuk kami di rumah. 

Sekarang, kopi bagi saya adalah sebuah kehangatan. Kopi membawa saya merasakan kembali kehangatan keluarga yang dulu. Keluarga bahagia sebelum banyak cerita hadir dan merubah segalanya. 

Sekarang, kopi bagi saya adalah sebuah kekuatan. Kopi mengingatkan saya akan kekuatan perjuangan seorang ibu yang telah membesarkan dan mendidik saya sampai bisa jadi seperti sekarang ini. 

Sekarang, kopi bagi saya adalah sebuah kerinduan. Kerinduan akan aroma wanginya kopi yang hadir setiap sore dan pagi. Kerinduan akan tangan hangat yang menyiapkan dan menyajikan kopi itu dimasa kecil dulu.

Saya dan kopi bukan hanya sebatas hitam yang bisa dinikmati. 

Saya dan kopi adalah tentang berjuta memori di dalam hati. 

****

Begitulah sedikit cerita kedekatan antara saya dan kopi. Dimulai dari kopi bening, kopi manis, kopi instan, sampai sekarang mulai menikmati kopi hitam tanpa gula dari berbagai daerah.

Kopi Vietnam yang manis aromanya, kopi Mandailing dengan khas rasa asamnya, kopi Lampung yang tak kalah nikmatnya, kopi Java Arabica yang 'tebal' rasanya, kopi Toraja, kopi Temanggung, dan sekarang sedang berkenalan dengan Kopi Wamena yang 'light' di lidah. Sedang dalam proses pengiriman Aceh Gayo dan Bali Pupuan untuk dicicip pada antrian berikutnya. 


Merutinkan minum kopi sebagai pengingat diri jika pahit itu untuk dinikmati bukan ditangisi. 
(Kurniasih, 2017).
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday8
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday30

Monday 29 January 2018

Berkenalan Dengan Badan Pusat Statistik (BPS)


Setelah menuliskan review acara 'Mengapa Statistisi Harus Menulis?', banyak yang bertanya dimana saya bekerja. Dan seperti biasa saat saya menyebut BPS, Badan Pusat Statistik, pasti ada pertanyaan lanjutan. Apa itu?

Apa itu BPS?

Sepertinya kantor tempat saya bekerja ini belum terlalu terkenal ya. Saat kurir paket mengantar barang, sering nyasar ke kantor BPJS. Saat kami melakukan pendataan ke lapangan, masyarakat masih lebih familiar dengan 'kantor sensus'. Jadi yuk kita kenalan dulu dengan rumah ke-2 saya. 

Badan Pusat Statistik adalah lembaga pemerintah non kementrian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. 

Tugas dari BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan dibidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.



Apa pekerjaan pegawai BPS? 

Kami melakukan pengumpulan, pengolahan, analisis sampak diseminasi/penyajian data. Setidaknya itu tugas paling sederhana yang kami lakukan. Selain tugas-tugas lain yang tercantum dalam visi dan misi BPS. 

Sebagian besar orang mengatakan, "Kan Sensus itu cuma sepuluh tahun sekali? Jadi kerja pegawai BPS apa dong diluar sepuluh tahun sekali itu?"

Iya, kami memang mengadakan 3 sensus besar yang masing-masing dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Pada tahun berakhiran '0' kami melaksanakan Sensus Penduduk, pada tahun berakhiran '3' kami melaksanakan Sensus Pertanian, dan pada tahun berakhiran '6' kami melaksanakan Sensus Ekonomi. 

Akan tetapi diluar jadwal Sensus itu, kami juga melaksanakan survei-survei rutin. Ada yang dilaksanakan mingguan, dua mingguan, bulanan, triwulanan, semesteran juga tahunan. Survei tersebut meliputi berbagai bidang, mulai dari sosial kependudukan, pendidikan, kesehatan, pertanian, perindustrian, konstruksi, pariwisata, perhotelan, harga-harga, transportasi sampai biaya hidup dan pengeluaran kita setiap hari juga akan didata. 

Untuk apa ada sensus, survei atau pendataan?

Karena pembaca blog saya didominasi ibu-ibu, jadi akan saya analogikan dengan kegiatan memasak. Kalau kita mau memasak biasanya pasti bertanya dulu kan ya pada suami atau anak, mereka mau dimasakin apa. Atau kalaupun tidak bertanya, kita sudah mengamati masakan apa saja yang menjadi kesukaan mereka. Nah dari situ, kita jadi punya arah mau masak apa hari ini atau seminggu ini. 

Setelah punya daftar menu masakan, apa yang kita lakukan? Buka kulkas, buka peti harta karun, masih ada tidak ya bahan-bahannya? Kita periksa satu per satu stok bahan-bahan dapur kita. Kalau masih ada alhamdulillah, kalau sudah menipis bahkan habis maka kita harus segera meluncur ke pasar. 

Nah, begitu juga dengan negara kita tercinta. Kalau kita ibu-ibu, kegiatannya memasak maka pemerintah punya tugas membangun negara ini.

 Apa yang dibangun? 

Apa saja yang dibutuhkan dalam pembangunan? 

Dua pertanyaan ini bisa dijawab melalui kegiatan sensus, survei, atau pendataan. Pemerintah bisa mengetahui kondisi kependudukan, sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya secara riil melaui data yang dihasilkan oleh pegawai BPS dari Sabang sampai Merauke. 

Tanpa adanya data maka pembangunan akan berjalan tak tentu arah. 


Dimana kantor BPS itu?

Kantor BPS pusat atau BPS RI ada di Jl. Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta. 

Kantor BPS Provinsi tersebar di 34 provinsi, dan Kantor BPS Kabupaten/Kota tersebar di 515 kabupaten/kota seluruh Indonesia.

Apakah data statistik BPS itu hanya untuk pemerintah saja?

Oh tentu tidak, data BPS tidak hanya dimanfaatakan oleh pemerintah saja. Semua kalangan, masyarakat umum, peneliti, mahasiswa bisa mengakses data yang dihasilkan oleh BPS.

Bagaimana cara mendapatkan data dari BPS?

Ada dua cara untuk mendapatkan data dari BPS. Pertama, datang langsung ke Pelayanan Statistik Terpadu (PST) yang disediakan di semua kantor BPS se-Indonesia. Kedua, mengakses data melalui website BPS.

Website BPS RI : www.bps.go.id

Website BPS Provinsi : xxx.bps.go.id (xxx = nama provinsi, contoh: jateng.bps.go.id

Website BPS Kabupaten : xxxkab.bps.go.id (xxx = nama kabupaten, contoh: malangkab.bps.go.id)

Website BPS Kota : xxxkota.bps.go.id (xxx = nama kota, contoh : pekalongankota.bps.go.id)

Baik, sepertinya sampai disini dulu perkenalan dengan kantor tempat saya bekerja. Mungkin dilain kesempatan saya akan berbagi juga tentang keseruan saya dalam menjalankan tugas sebagai seorang pengumpul data ya.

#30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1829
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday29
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday7

Sunday 28 January 2018

Review acara: 'Mengapa Statistisi Harus Menulis?' (1)


Hari ke-28 mengikuti challenge 30 hari bercerita. Kali ini disodori tema ‘Bergerak atau Pergerakan’. Apa yang akan saya ceritakan kali ini?

Pergerakan pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menulis menjadi pilihan cerita. Karena beberapa bulan terakhir, tepatnya sejak diadakannya Workshop Menulis oleh BPS RI geliat menulis pegawainya sungguh meningkat luar biasa. Pada workshop itu dikumpulkan pegawai-pegawai pilihan untuk belajar menulis dengan narasumber yang kompeten dibidangnya. Nah, ternyata semangat menulis tidak hanya dirasakan oleh peserta workshop saja. Pegawai-pegawai lain yang belum menjadi ‘pilihan’ pun satu per satu menunjukkan taringnya. Membunyikan data dengan bahasa yang lebih nyaman untuk dibaca. 

Nurin Ainistikmalia (Kepala Seksi BPS Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara) salah satu pegawai terpilih yang mengikuti workshop menulis BPS RI berinisiatif membagi ilmu menulisnya melalui grup whatsapp Menulis Asyik dan Bahagia. Setelah satu bulan berkegiatan dalam grup, blogger handal ini memiliki ide untuk membuat Seminar kepenulisan melalui grup whatsapp

Minggu, 28 Januari 2018 diadakanlah seminar melalui whatsapp pada Grup Perempuan  BPS Menulis bersama Pak Iswadi (Kasubdit Analisis Statistik BPS RI) dengan tema ‘Mengapa Statistisi Harus Menulis’. 

Saya sangat mengapresiasi ide Nurin untuk mengadakan acara ini. Sebagai salah satu panitia yang menangani pendaftaran, saya merasa terkejut dengan animo teman-teman. Hari pertama pemasangan poster acara pada profil whatsapp panitia, sudah membuat HP saya bunyi berkali-kali. Jumlah pendaftar di luar dugaan dan cukup membuat kami kewalahan. Sungguh saya pribadi tidak menyangka semangat teman-teman sejawat dalam belajar menulis ternyata sangat tinggi. 

Kuota grup whatsapp yang terbatas pada angka 200an memaksa kami membatasi jumlah pendaftar. Selain pendaftar umum yaitu pegawai perempuan BPS dari Sabang sampai Merauke, kami menyediakan 50 ‘kursi’ khusus bagi teman-teman dari grup ‘Menulis Asyik dan Bahagia’. Untuk mengisi 50 ‘kursi’ tersebut, teman-teman diharuskan menyelesaikan tantangan untuk menulis dengan tema ‘Mengapa Saya Menulis’. Pendaftaran ditutup pada hari ke-2 meski sampai hari H masih banyak yang berharap mendapat kuota. 

Alhamdulillah, acara sore ini berjalan lancar. Dua jam bersama Pak Iswadi terasa singkat. Beliau berbagi ilmu dan pengalamannya dalam menulis, baik menulis tentang data statistik maupun pengalaman beliau menulis novel. Semua peserta sangat antusias menyimak penuturan Pak Iswadi tentang tips-tips menulis juga tentang pengalaman menulis buku ‘Cara Gampang Cari Uang dengan Menulis Opini’ dan ‘Cinta Setengah Agama’. Banyak sekali pertanyaan masuk ke tangan moderator. Mungkin kalau boleh meminta, semua peserta akan meminta perpanjangan waktu.

Dan grup Perempuan BPS Menulis tidak akan ‘diselesaikan’ sampai disini meski acara seminar telah usai. Nurin dengan tangan dinginnya berencana untuk tetap menggerakkan  komunitas ini. Semoga saja dari gerakan komunitas Perempuan BPS Menulis akan dihasilkan penulis-penulis handal untuk membuat data statistik lebih dekat ke sisi masyarakat. 

#MenulisAsyikdanBahagia #PerempuanBPSMenulis
#30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1828
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday28
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday7

Saturday 27 January 2018

Aliran Rasa: Pembelajaran Bunda Sayang Level 3


Mendapatkan badge Outstanding Performance pada level 3 ini sangat berbeda rasanya dengan level 2 lalu. Pada level sebelumnya badge ini benar-benar menjadi badge kesuksesan bagi saya. Karena kesuksesan pembelajaran sesungguhnya bukan pada pencapaian badge tertinggi ini tapi pada efeknya terhadap keluarga. 

Pada level ini terasa sekali betapa tidak fokusnya saya dalam menjalani tantangan. Dan itu secara nyata berimbas pada keluarga dan anak-anak. Mereka pun tidak terlalu merasakan hasil dari pembelajaran saya. Sangat berbeda ketika level 2, Pak Bojo sampai mengakui kalau saya berubah menjadi jauh lebih baik dalam membersamai anak-anak. 

Family project menjadi tantangan pada level ini. Seharusnya ' Family Project  adalah aktivitas  yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama   oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.' Akan tetapi saya menjalankan tantangan tanpa kematangan konsep. 

Saya merasa melewatkan momentum pada level 3 ini. Momentum belajar, momentum untuk bersungguh-sungguh dan yang pasti momentum untuk membuat  Family Project yang keren bareng anak-anak.

Cukup sampai disini penyesalan tentang belajar yang tidak sungguh-sungguh. Semoga pada level 4 nanti saya bisa lebih fokus dan bersungguh-sungguh. Kembali meluruskan niat, belajar pada Institut Ibu Profesional untuk menjadi individu, istri dan ibu yang lebih baik lagi

#aliran rasa #kuliahbunsay #kelasbundasayang #level3 #institutibuprofesional #iip #iipsemarang #iippekalongan
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday23

Fenomena 'Si Anak Sapi'



Selamat pagi dari 'si anak sapi'.

Ditengah hiruk pikuk kehebohan teman-teman sejawat yang terkena 'virus anak sapi', saya sempat penasaran. Ada rasa ingin tahu, ada rasa pengen nyicip kecantikan 'si anak sapi'. Tapi oh tapi rupanya saya tidak cukup sabar untuk mengikuti arus disana. Pernah tiga kali mencoba momen 'rebutan' itu, hasilnya nihil.

Momen rebutan itu mirip seperti momen ujian. Deg-degan, keringat dingin dan hasilnya gak lulus. Salut sekali dengan teman-teman yang bisa menikmati momen itu. Saya belum bisa menemukan nikmatnya berburu 'si anak sapi'.

Marketing dengan sistem 'rebutan' seperti ini bukan hanya ditemukan di tempat 'si anak sapi' saja. Dulu saya sudah mengenal sistem ini pada salah satu brand hijab dan juga baju. Saya pernah mencoba dan berhasil, itupun ketika brand-brand itu belum memiliki penggemar sebanyak sekarang. Biasanya memang yang memberlakukan sistem marketing semacam ini adalah brand dengan kualitas bagus di kelasnya. Dan yang pasti mereka memiliki penggemar fanatik. Setidaknya itu yang saya amati. Penggemar fanatik ini biasanya memiliki koleksi satu brand tersebut dalam jumlah yang membuat kita tercengang. Tapi seperti kata orang, hobi itu tidak bisa dijelaskan atau diberi alasan apapun tentang segala fenomenanya.

Nah, masih cerita di brand terkenal 'si anak sapi' ini, ada kejadian lucu. Saya ditawari untuk mengadopsi anak sapi milik teman. Wah saya sudah bahagia nih. Tapi karena masih belum sempat menjawab pesannya, saya baru membalas beberapa jam kemudian. Setelah saya balas pesannya, dia menjawab kalau sudah sold out itu 'anak sapi' dalam waktu lima menit saja. Hehe ... ternyata saya ke GR an. Saya kira cuma saya saja yang ditawari untuk adopsi. Kecewa? Iya, sempat kecewa waktu itu. Sampai saya langsung mengulik lebih jauh tentang fenomena virus 'anak sapi: ini pada teman yang juga penggemar berat.

Saya pun cerita pada Pak Bojo tentang kehebohan virus ini. Beliau akhirnya mengajak saya ke outlet 'anak sapi' yang ada di Warungasem, Batang. Brand  Brawny Leather ini mempunyai kualitas bagus sebenarnya dan ownernya telaten. Dia mau menerima pembuatan produk sesuai pesanan. Hasilnya rapi dan memuaskan kata Pak Bojo, sang customer. Sayangnya dari sisi marketing belum bisa 'berlari' seperti brand lain. Sang owner masih mengandalkan pameran untuk pemasarannya. Kalau saya punya jiwa bisnis tinggi mungkin saya akan mengajukan diri untuk menjadi online marketing beliau. Sayangnya saya belum ada niat untuk berbisnis. Nah, kunjungan ini menghasilkan satu anak sapi yaitu dompet hitam dan dompet coklat untuk Pak Bojo. 

'Si anak sapi' kedua saya dapatkan saat ulangtahun kemarin. Pak Bojo memberi kejutan berupa Pouch Ningrum dari brand Aira. Saya jadi malu, karena memang beberapa waktu terakhir saya ketahuan stalking beberapa brand 'si anak sapi'. Pak Bojo sering berkata, "Kalau pengen beli aja gpp kalau memang kualitasnya bagus. Daripada stres rebutan-rebutan segala."

Untuk brand Aira ini saya mendapat rekomendasi dari teman. Katanya, dengan kualitas sama bagusnya dengan brand ternama yang pake rebutan itu, harga Aira termasuk oke. Meski Pak Bojo sudah berkali-kali bilang, "Beli aja.", tetep aja ya yang namanya emak-emak masih mikir dua kali. Itung-itung dulu stok kebutuhan dapur udah penuh belum. Haha ...

Trus masih penasaran gak sama brand rebutan itu?

Masih. ✌️🤗😉

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1827 
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday27
#onedayonepost #ODOPbatch5 #odopday6

Friday 26 January 2018

Aku


Aku.

Anak bontot berjarak 10 tahun dari kakak yang terakhir. Ketika mulai 'mengenal dunia' hanya ada 1 dari 4 kakak yang ada di rumah. Aku masuk TK dan mereka semua sudah sibuk bekerja. Tak banyak yang aku tahu dari kakak-kakakku saat itu selain hubungan darah.

Ibu.

Satu-satunya orang yang setiap hari selalu ada untukku. Setiap pulang sekolah sebelum melakukan kegiatan apapun, termasuk berganti baju, aku duduk bersama ibu. Menceritakan semua yang kualami, semua yang kulihat, semua yang kudengar, semua yang kurasa, semua yang kupikirkan, sejak selangkah keluar pintu rumah sampai selangkah masuk kembali. Beliau selalu ada untukku.

Bapak.

Sosok pekerja keras, cerdas, pengetahuannya tak terbatas. Soal matematika apapun akan cepat dilibas. Membanting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarga. Kebutuhan pokok bagi bapak adalah koran selain beras. 

Masa kecil.

Kecil, mungil seakan tak bisa tinggi. Belajar dan belajar setiap hari. Jarang bermain bersama teman di luaran, tak pandai bergaul dan bersosialisasi. Suka berpikir, berimanjinasi, menulis dan berpuisi. 

Masa remaja.

Mulai menampakkan tanda-tanda badan melebar. Masih setiap hari belajar dan belajar. Sekolah lebih jauh tapi hanya tahu rumah, sekolah dan terminal. Tak ada capaian yang terlalu istimewa selain ranking yang selalu sepuluh besar. Tak punya kisah cinta, hanya mengagumi seseorang dari jauh sudah cukup membuat hati bergetar. 

Masa kuliah.

Mulai kehilangan arah. Bertemu dan berkumpul dengan para siswa terpandai senusantara tidak membuat semangat, justru ingin menyerah. Demi kuliah gratis dan lulus langsung jadi abdi membuatku berusaha bertahan di ibukota, pasrah. 

Masa kerja.

Terbang jauh ke Sumatera, Bumi Raflesia tepatnya. Melangkah jauh menikmati indahnya sisi lain semesta. Pengalaman pertama bekerja, pengalaman pertama hidup di luar Jawa. Berikutnya bergeser sedikit ke Lampung, Sang Bumi Ruwa Jurai, setelah menikah. Sempat menyicip yang namanya amanah di sana. Sekarang sudah kembali ke tanah Jawa, Kota Pekalongan yang masyhur dengan batiknya. Melepas amanah demi masa depan keluarga tercinta. 

Suami.

Pria beruntung yang sanggup menikahi perempuan unik dan langka. Punya stok kesabaran yang luar biasa. Melangkah bersama, berpetualang dalam dunia rumah tangga. Suka duka dijalani berdua, merajut asa untuk cerita cinta yang semakin indah. 

Sekarang.

Bersyukur atas karunia Allah yang sungguh luar biasa. Dua jagoan sholeh, cerdas, ceriwis, super aktif dimanapun dan kapan saja. Rumah nyaman, tetangga menyenangkan, pekerjaan aman. Keluarga menjadi yang utama dan pertama. Suami dan anak-anak menjadi sumber bahagia. Sedang berusaha menambah ilmu agar lebih bermanfaat untuk sesama. 

#30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1826  #30hbcMASAKECIL
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday26
#onedayonepost #ODOP #ODOPbatch5 #ODOPday5 #tantangan1

Thursday 25 January 2018

Mengapa Menulis?




Mengapa saya menulis?

Saya menulis untuk bahagia. 

Menulis adalah jalan untuk mengungkapkan rasa. Menulis adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan sebagai seorang wanita. Kebutuhan untuk mengeluarkan 20ribu kata dalam seharinya. Sebuah penelitian yang dilakukan University of Maryland School of Medicine menemukan bahwa perempuan memiliki FOXP2 lebih banyak dibanding pria. (Sumber: http://nationalgeographic.co.id). FOXP2 adalah protein di dalam otak yang disebut juga 'protein bahasa', protein yang membuat kita banyak mengeluarkan kata. 

Ketika semua rasa bisa terungkap dengan kata niscaya hati dan pikiran akan bahagia. Pun kita tidak bisa mengungkapkan seutuhnya lewat berbicara, maka tulisan adalah jalan keluarnya.

Menulis bukan hal yang asing. Diary semasa sekolah menjadi saksi kegiatan menulis saya. Tentang keseharian, puisi-puisi pada jaman masih ingusan, juga cerpen yang isinya aduhai kalau kembali dibaca. 

Tulisan saya sejak dulu kanak-kanak hingga kini sudah dua kali beranak masih seputar pengalaman pribadi. Bedanya dulu saya simpan rapi dalam buku diary sedangkan sekarang ada beberapa pengalaman yang ingin dibagi. Berbagi inspirasi pada pembaca blog ataupun teman di sosial media menjadi salah satu tujuan menulis kini. Karena ketika kita berbagi saat itulah kita akan bahagia. 

Nopember 2017, menjadi titik munculnya semangat untuk belajar menulis yang sesungguhnya. Bertemu dengan komunitas yang cinta menulis dan cinta berbagi membuat saya semangat untuk belajar lebih jauh lagi. Merasa menjadi bukan siapa-siapa di dunia kerja, menjadi pemicu untuk mencari dunia lain yang lebih mengakui keberadaan saya. Karena saya ingin bahagia. 

Belum 'muluk-muluk' mimpi saya tentang dunia kepenulisan ini. Menulis untuk berbagi inspirasi, berbagi kebaikan lewat tulisan. Menyajikan sebuah inspirasi kebaikan dalam tata bahasa yang cantik menjadi sebuah tujuan dalam menempuh berbagai pembelajaran.

Mengingat beberapa nasehat dari para penulis juga menjadi salah satu cara untuk tetap menyalakan kobar semangat.

Semangat menulis. 

Semangat berbagi inspirasi, berbagi kebaikan lewat tulisan.

"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis" 
(Imam Al-Ghazali)
 ___________________________________
"Ikatlah ilmu dengan menulis"
(Ali Bin Abi Thalib) 
___________________________________
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah."
(Pramoedya Ananta Toer) 
 ___________________________________
 A professional writer is an amateur who didn't quit.
(M. Sairi Hasbullah) 
 ___________________________________

#MenulisAsyikdanBahagia #PerempuanBPSMenulis #tantangan4
#30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1825
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday25
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday4

Wednesday 24 January 2018

Mengapa Ada Sang Hitam Bila Putih Menyenangkan?



Mengapa ada sang hitam bila putih menyenangkan?

Aku benci mendengar lagu Sheila on 7 itu. Mereka tak pernah mengerti perasaanku.

Kamu itu menyenangkan bagiku”, kamu berusaha menghiburku.

Tidak, semua tahu kamu lebih menyenangkan”, jawabku

Kamu terus saja meyakinkan kalau hadirku ditunggu. Siapa yang mau menunggu duka? Tak ada. Semua menunggu bahagia.

Kamu terus saja berbicara. Kamu bercerita jika pernah membaca sebuah artikel di dunia maya yang menuliskan kalau sosok sepertiku adalah sosok yang kuat dan berwibawa. Ah, itu hanya artikel hoaks belaka. Bagaimana mungkin kamu bisa dengan mudah percaya pada tulisan hoaks yang tak jelas sumbernya.

Nyatanya mereka semua tak suka padaku. Bagi mereka aku hanya membawa kelam dan suram. Aku bukanlah sosok yang bersih dan suci sepertimu. Sama sekali bukan.

Aku bukan siapa-siapa. Tak ada yang menanti hadirku. Tak ada yang suka padaku. Aku hanya kegelapan bagimu dan bagi mereka di sudut itu. Semua kata-katamu hanya untuk menghiburku. Kau hanya ingin menghiburku, hanya itu.

Faktanya mereka tetap membuang mata dariku. Sepertinya aku terlalu seram bagi mereka. Sepertinya aku terlalu mencekam dan menakutkan. Tapi biarlah. Biarlah aku tetap menjadi sosok misterius bagi mereka. 

Toh aku tetap bahagia melihat binar mata mereka memandangmu dengan suka. Kamu yang terbaik untukku dan untuk mereka. Semua mencarimu, semua menantimu dan semua menyukaimu.

Kamu tak perlu memikirkan aku. Bahagiamu adalah bahagiaku. Kamu terlalu tulus, bersih dan suci. Sementara aku? Siapalah aku ini.

Tapi....”, matamu mulai berkaca. 

Sudah, tenang saja. Apapun kata mereka tentangku atau tentangmu, kita akan selalu bersama, kita akan menyatu untuk saling melengkapi. 

Aku akan menjadi hitamnya goresan pena diatas putihmu. Menguntai kata, merajut berjuta cerita yang penuh makna.”

Aku akan menjadi hitamnya peci yang menemani putihmu. Bersama melangkah untuk bersujud pada Yang Kuasa.”

Aku akan menjadi hitamnya kopi di dalam cappuccino lezat ketika menyatu dengan kamu, putih.”

Kita berdua berbeda, aku sang hitam yang mencekam dan kamu sang putih yang suci.

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbchoaks #30hbc1824
#odopfor99days #odofor99days2018 #odopday24
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday3

Monday 22 January 2018

Carilah Tempat Dimana Kamu Bermanfaat



Kamu tahu kaleng cat bekas?

Kaleng cat bekas kalau ada di tangan orang yang gak punya kreatifitas dia hanya akan jadi sampah yang dengan mudah dihempas.

Tapi, kaleng cat bekas kalau ada di tangan orang yang punya jiwa seni, dia akan dipoles menjadi barang dengan harga tinggi.

Begitu juga dengan kita. 

Pernah gak, kamu berada dalam satu lingkaran dan kamu merasa menjadi manusia paling bodoh, paling tidak berguna. Bahkan tidak lebih berharga dari kaleng cat bekas tadi.

Aku pernah.

Berada dalam lingkungan orang-orang hebat itu ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, kita akan ikut hebat. Kedua, akan tergilas karena kita bukan siapa-siapa, kita bukan orang hebat yang nampak mengkilat di depan para pejabat.

Bagaimana perasaanku saat itu?

Minder, putus asa, merasa gak berguna dan tak tahu harus berbuat apa. Waktu berjalan hanya seperti formalitas tanpa batas. Hari dilalui tanpa ada kesan yang berarti. Semua hampa. Karena kehadiranku seperti ada dan tiada. 

Lalu?

Lalu aku bergulat dengan waktu. Bertanya pada diri sendiri apa sebenarnya tujuan Tuhan menciptakanku. Tak mungkin aku ada untuk disia-sia. Aku dihadirkan ke dunia pasti dengan sebuah amanah dari Sang Pencipta.

Mencoba menelusuri setiap lorong kehidupan ini, sampai akhirnya aku berkata pada diri sendiri, "Aku berguna. Aku pasti berguna." Jika disini aku tidak bermanfaat maka aku harus pindah tempat. 

Buat kamu yang sedang merasa putus asa dengan kehidupanmu bahkan dengan dirimu sendiri, keluarlah. Keluarlah dari tempat dudukmu saat ini. Berjalanlah. Berjalanlah ke sudut lain yang belum pernah kau tapaki. 

Ada banyak mata yang dengan jeli akan menemukan dirimu yang penuh arti. Ada tangan-tangan yang dengan sabar akan membersihkan lumpur yang menyelimutimu lalu memoles mutiara dibalik lumpur itu. Ada banyak manusia yang akan dengan sabar membimbingmu dan dengan yakin berkata, "Kamu adalah makhluk Tuhan yang istimewa."

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1822
 #odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday22
#ODOPday2 #Onedayonepost #ODOPbatch5

Sunday 21 January 2018

Rania : Hasil Mengarang Indah

Tantangan @30haribercerita #30hbc1821
MINGGU PAGI INI AKU BANGUN DI tengah serakan kertas yang sudah bergumpal tak berbentuk. Rasa kantuk masih saja memeluk manja.  Aku Rania, wanita karir dengan pekerjaan mapan dan kantoran yang hobi menyusun coretan. Wanita jaman now yang masih saja cinta dengan aroma kertas dan pena disaat penulis lain bergulat dengan tuts keyboardnya. 

Membuka mata sambil mengingat bagaimana bisa terpejam begitu saja sementara belum ada selembar pun kertas berisi coretan yang berjejer rapi di meja. Ahhh, kemana perginya sang ilham? 

Malam ini aku benar-benar kehilangan arah perginya sang ide yang biasanya berkelana liar di kepala. 

Sungguh, ini adalah hal yang tak biasa. Aku adalah penulis yang hampir tak pernah kehausan ide sebelumnya. Penaku selalu saja bergerak lincah saat bertatapan dengan lembaran kertas dan khas aromanya. Semua yang kulihat, semua yang kudengar, semua yang kubau, semua yang kurasa bisa mengalir begitu saja menjadi kumpulan ide segar di kepala. Tentang sarapan roti beroleskan mentega kesukaanku, tentang kucing tetangga yang beranak lima, tentang warga Jogja ini yang masih bertahan dengan keramahannya, bahkan tentang orang gila di ujung jalan sana yang entah mengapa setiap hari MEMELUK TIANG LISTRIK. 

Sepertinya aku harus segera beranjak dari selimut hangat. Mungkin keluar rumah dan menghirup udara pagi akan  sedikit menyegarkan pikiran ini. Menyapa sang embun yang tak pernah bosan mendampingi pagi si daun. Mendengar gemericik air yang memanjakan ikan di tempatnya bermain. Mencium aroma tanah yang sedap bercampur gerimis di pagi yang indah. Merasakan sedapnya nasi goreng ikan asin buatan ibu, kesukaanku selain roti oles mentega itu. 

Pagi ini membuatku benar-benar tak biasa. Semua  ritual menggugah ide-ide liar berlalu begitu saja. Ini benar-benar tak biasa. 

Aku Rania, penulis yang tak pernah kehabisan kata.

Aku Rania, penulis handal yang bisa membuat pena dengan mudah menggoreskan kata-kata, semudah biduan yang langsung bergoyang ASALKAN DIIRINGI MUSIK DANGDUT. 

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1821 #30hbcmengarang #odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday21
#ODOPday1 #Onedayonepost #ODOPbatch5

Saturday 20 January 2018

Dua Jahitan Di Kepala Anak Mbarep


Hari ini sebenarnya sudah buat draft cerita yang panjang dan lebar. Tapi pending dulu ya tayangnya karena saya mau menceritakan yang ini dulu.

Tadi tiba-tiba dapat telpon dari guru kelas anak mbarep. Kabar dari beliau katanya anak mbarep jatuh. Sudah diobati, tapi alangkah baiknya kalau dijemput saja. 

Secepat kilat saya dan Pak Bojo langsung berangkat ke sekolah. Berusaha memasang wajah setenang mungkin. Setelah membereskan barang-barang anak mbarep di kelas, saya diantar gurunya ke UKS. Anak mbarep sedang terisak, menahan sakit mungkin. Saya masih berusaha tenang. Mencoba melihat lukanya seperti apa. 

Luka kecil saja di kepala, ada sedikit bekas darah di rambut sekitar lukanya, sedikit di pipi dan tangannya. Bibirnya juga terlihat sedikit 'jontor'. Setelah melihat lagi luka di kepalanya, sambil menyisihkan rambut-rambut yang menutupi, detak jantung mulai berjalan agak cepat. Lumayan dalam lukanya. Tapi saya tetap berusaha tenang.

Sesampainya di mobil, Pak Bojo yang tadi gak ikut turun ke sekolah, mencoba memeriksa lukanya. Dan diputuskan untuk segera ke IGD Puskesmas terdekat. Sesampainya di Puskesmas anak mbarep nangis katanya gak mau dijahit, dibersihkan saja. Dari awal saya sudah beri tahu dia alternatif tindakan yang akan dia jalani nanti. Kalau lukanya kecil hanya diobati saja, tapi kalau kata dokter harus dijahit ya harus nurut. Nanti disana boleh menangis tapi gak terlalu keras dan gak terlalu lama, karena menangis itu tidak menyembuhkan luka. Lebib baik berdo'a. 

Setelah diperiksa kondisi lukanya, benar saja tindakan jahit adalah pilihannya. Dan begitu diberi tahu oleh dokter harus dijahit lukanya, Pak Bojo langsung menjawab, "Baik dok. Tapi saya tunggu di luar saja."

Sebagai emak-emak yang takut darah, saya langsung kaget mendengarnya. Tapi bagaimana lagi, sebagai emak harus tampil paling tenang di depan anaknya meski sebenarnya deg-degan tidak karuan. Alhamdulillah pembersihan luka sampai pasang kasa ini berjalan lancar. Tapi begitu semua beres, tinggal mengajak anak mbarep untuk bangun ke posisi duduk, saya seperti kehilangan energi. Sesak nafas, dan gak kuat berdiri. 

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc #30hbc1820

Sesampainya di rumah dan kondisi anak mbarep sudah lebih tenang saya mencoba memancing cerita. Bagaimana asal muasal dia bisa akrobat  sehingga menghasilkan dua jahitan di kepala begitu?

Jadi ceritanya tadi saat pelajaran dia ijin keluar mau ke toilet. Nah waktu mau balik ke kelas dia barengan sama temannya dan mungkin balapan lari. Alhasil dia akrobat menabrak kotak infaq yang terbuat dari kayu dan tingginya hampir sama dengan anak mbarep. Kemungkinan besar terkena pinggiran kotak infaq itu.

Begitulah resikonya kalau punya dua jagoan cilik dengan baterai full terus. Emaknya harus kuat deh melihat setiap atraksi mereka. Sudah ya nak, cukup sekali atraksi yang sekeren ini, gak usah membuat Ummi uji nyali lagi untuk melihat darah. Cukup.

#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday20

Friday 19 January 2018

Review Kuliner: GM Soto Tirto



Hai manteman,

Jumpa lagi kita dalam sesi review kuliner.

Lho belum sampai sebulan kok sudah review kuliner lagi?

Hehe, maafkan. Kebetulan kemarin saya dikabari oleh ownernya @gmtirto kalau beliau mau membuka warung baru lagi. Jadi ya rejeki gak boleh ditolak. 🤗

Manteman yang ada di Pekalongan pasti sudah gak asing lagi dengan tempat makan yang namanya Bakmi GM Tirto ya. Menyediakan menu oriental yang beraneka ragam, mulai dari bakmi, capcay, fuyunghai, angsio tahu dan masih banyak lagi. Sebelumnya, Bakmi GM Tirto juga sudah melebarkan sayapnya dengan membuka cabang di Jl. Cempaka, Klego.

Soto Ranjau
Nah, kali ini sang owner masih ingin kembali melebarkan sayap dengan membuka GM Soto. Bertempat tidak jauh dari posisi Bakmi GM Tirto, tepatnya sebelah selatannya. Kalau Bakmi GM Tirto buka malam hari, untuk GM Soto ini buka siang hari ya teman. Pas banget untuk manteman yang mau makan siang dengan menu soto yang segar. Menu andalan di GM Soto ini adalah Soto Ranjau. Awalnya saya berpikir kalau ranjaunya adalah sesuatu yang 'hot' alias pedas. Ternyata saya salah, ranjaunya adalah tulang-tulang ayam. 

Wiiih butuh semangat tersendiri untuk menghabiskan semangkok soto ranjau. Untuk yang hobi 'krokot-krokot' pas banget deh. Tapi untuk kalian yang pengen makan soto dengan tetap cantik, jangan khawatir soto daging ayam tanpa ranjau juga ada kok. Ditambah dengan pilihan lauk pelengkap berupa tempe goreng, tahu goreng dan juga perkedel membuat siang kalian akan lebih kenyang dan tenang. 

Selain menu soto, tempat makan ini juga menyediakan menu nasi rames lengkap dengan aneka lauknya.

Harganya?

Jangan khawatir, makan kenyang harga menyenangkan. Untuk paket soto ranjau lengkap dengan nasi dan es teh atau teh hangat hanya dibandrol dengan harga 11ribu saja. 

Kece kan?

So, jangan lupa ya buat mampir dan icip-icip ke GM Soto di Jl. KH. Ahmad Dahlan, Tirto.

#reviewkuliner #kulinerpekalongan #pekalonganinfo #kotapekalongan #makananpekalongan #gmsoto #tempatmakan #tirto #tempatmakanpekalongan #instafood  #makanenakpekalongan @30haribercerita #30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1818 #odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday19

Thursday 18 January 2018

Mencerdaskan Anak Secara Menyeluruh


Alhamdulillah, hari ke 15 tantangan level 3 akan kita isi dengan checklist penerapan ilmu yang telah disampaikan pada sesi cemilan ke-3 kemarin. Pada sesi ini disampaikan tentang Kiat Mencerdaskan si Kecil Secara Menyeluruh. 

Apa saja sih?

Saya akan berbagi ilmunya sambil mengevaluasi penerapannya pada keluarga kami. Bisa disimak dan dijadikan modal checklist untuk keuarga Anda juga.

1. Memberi gizi cukup

Keterangan:

Menurut beberapa penelitian, anak usia dini yang banyak mengonsumsi makanan tinggi gula dan makanan olahan atau yang berpengawet memiliki tingkat IQ yang lebih rendah daripada anak-anak yang mempunyai pola makan sehat dari orang tuanya seperti ikan, sayuran, buah-buahan dan juga mengikuti pola makan yang teratur. Dengan asupan makanan yang baik, anak akan mempunyai daya ingat dan konsentrasi lebih baik pula. Gizi buruk dapat menjadi penyebab lemah mental pada anak.

Penerapan

Alhamdulillah sejak anak-anak belajar makan saat umur 6 bulan, saya selalu memberikan mereka home made healthy baby food dengan menu yang beraneka ragam setiap harinya. Sejak hamil anak pertama, saya sudah menghentikan pemakaian penyedap rasa tambahan. Dan kedua pola itu masih saya terapkan sampai sekarang.

2. Biasakan membaca buku

Keterangan:

Kegiatan membaca akan memberi banyak manfaat pada anak, antara lain mengasah keterampilan berbahasa, kemampuan memusatkan perhatian dan mengasah daya khayal anak. Hal ini terutama akan berkembang apabila anak mulai diperkenalkan pada kegiatan membaca di usia dini, dan terlihat efeknya ketika anak mulai bersekolah.

Penerapan :

Alhamdulillah saya juga sudah mengenalkan buku pada anak-anak sejak mereka kecil. Kecintaan saya pada buku dan membaca ingin sekali saya tularkan pada anak-anak. Buku adalah jendela dunia. Buku akan memperluas cakrawala berpikir mereka. Oleh karena itu saya sering menjadikan buku sebagai reward keberhasilan mereka akan beberapa tantangan yang kami berikan. Awalnya saya yang membacakan buku pada mereka. Sekarang karena mereka sudah boleh memilih buku kesukaan mereka sendiri, mereka jadi lebih semangat untuk membaca buku pilihannya. Kekurangannya saya belum membuat jadwal rutin untuk mereka sedikit berbagi tentang hasil bacaannya. Hanya sesekali saat sebelum tidur kalau tidak ada sounding yang perlu disampaikan saya bertanya tentang buku yang mereka baca.

3. Mengamati gaya belajar anak

Keterangan:

Tidak semua anak memiliki gaya belajar yang sama. Masing-masing anak adalah unik karena itu mereka akan memiliki gaya tersendiri yang paling sesuai untuk menyerap pelajaran dan berbagai hal di sekelilingnya. Perhatikanlah apakah anak termasuk pembelajar visual, auditori, ataukah kinestetik yaitu artinya belajar melalui penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Hal ini berguna untuk  cara mengetahui bakat anak sejak dini.

Penerapan :

Nah ini dia satu kegiatan yang membutuhkan waktu satu tahun untuk beradaptasi dan berjuang. Saya sempat putus asa ketika memasuki tahun awal punya anak SD. Materi yang sudah 'terlalu dewasa' dan juga masa adaptasi anak terhadap ritme belajar anak SD membuat saya lumayan stres. Prestasi anak mbarep pada tahun pertama SD nya juga bisa dibilang lumayan lah. Pada saat masuk tahun kedua tekad saya semakim bulat untuk lebih telaten dan semangat mendampingi belajar anak mbarep apalagi sekarang ditambah satu lagi anak SD nya. Tahun kedua ini saya mulai mengenali bagaimana gaya belajar anak-anak saya. Anak ragil logika berpikirnya lebih cepat, hanya sifat moody selalu menghantui. Jadi harus melatih kecerdasan emosinya agar berkurang sifat moody nya. Anak mbarep adalah tipikal anak laki-laki banget yang saat belajar pikirannya masih dipenuhi dengan bermain. Anak mbarep ini harus diberi motivasi yang besar untuk belajar. Pujian dan apresiasi pada setiap keberhasilannya akan meningkatkan kepercayaan dirinya beberapa level lebih tinggi. Alhamdulillah, semester satu kelas dua ini prestasi anak mbarep bisa melejit. Semoga bisa dipertahankan kedepannya.

4. Membangun kecerdasan emosi anak


Keterangan:

Kecerdasan emosi seseorang tidak kalah pentingnya dibanding kecerdasan kognitif yang dinyatakan melalui tingkat IQ anak. Pentingnya kecerdasan emosi akan memerlukan dukungan pada kemampuan kognitif dan sosial anak. Orang tua perlu membangun kecerdasan emosi anak sejak ia berusia dini agar anak menjadi cerdas secara emosional pula.

Penerapan :

Ini masih menjafi PR besar bagi kami, harus belajar dan belajar lagi. 

5. Memperkenalkan anak dengan bahasa asing

Keterangan: 

Mempelajari lain selain bahasa ibu akan mendorong kemampuan kognitif anak yang lebih baik, juga mendorong kreativitas anak lebih efektif lagi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa anak yang pintar berbahasa juga akan terdorong kecerdasannya dalam bidang sains dan matematika, kemampuan memecahkan masalah dan cara berpikir kreatif.

Penerapan :

Kami belum terlalu fokus untuk memperkenalkan anak dengan bahasa asing. Kami masih fokus pada perkembangan verbal mereka dengan memakai bahasa ibu yaitu Bahasa indonesia dan Bahasa Jawa. Mungkin nanti saat pola pikir mereka sudah lebih siap, kami akan mulai memperkenalkan bahasa asing secara lebih intensif untuk keseharian kami bukan hanya pelajaran di sekolah saja.

6. Mengenalkan kesenian

Keterangan: 

Anak yang diperkenalkan kepada seni akan mempunyai perkembangan yang lebih baik dalam bidang bahasa, daya ingat, verbal, matematika dan tingkat IQ nya. Seni tersebut antara lain , musik, kerajinan tangan, seni lukis dan lain-lain. Cobalah untuk mengarahkan anak kepada salah satu bidang seni yang kelihatannya akan disukainya.

Penerapan :

Ini juga menjadi PR besar untuk kami. Kami dua manusia yang 'kurang nyeni', alhasil anaknya pun masih kering kerontang dari 'rasa'. 

7. Beri anak kesempatan bermain

Keterangan: 

Dunia anak lekat dengan kegiatan bermain, karena itu anak perlu diberi ruang gerak yang dapat merangsang imajinasinya. Untuk itu, tidak perlu memberikan mainan yang mahal. Kreativitas Anda sebagai orang tua justru dituntut untuk memberikan pengalaman bermain yang unik bagi anak, dengan tetap memberikan pengawasan yang memadai ketika anak sedang bermain sambil memberikan cara melatih mental anak agar berani dengan bermain sesuai usianya.

Penerapan :

Kalau urusan yang satu ini saya dengan percaya diri akan berkata, "Saya sudah menerapkan." Kami sudah mempunyai kesepakatan jam bermain. Jam 4 sore sampai menjelang maghrib adalah jadwal mereka untuk bermain di luar. Tidak ada televisi atau HP pada jam ini. Lalu mereka boleh bermain malam hari saat hari Sabtu. Dan mereka juga bebas bermain Minggu pagi sampai siang.

8. Berbicaralah dengan cerdas

Keterangan: 
.
Usahakanlah untuk berbicara kepada anak dengan pola kalimat yang jelas untuk membantu kemampuan anak berbahasa. Gunakan kata-kata atau kalimat yang cerdas dan mudah dimengerti oleh anak untuk membiasakan anak berpikir secara terstruktur dan tersusun. Usahakan untuk berbicara dengan anak menggunakan kalimat yang baku agar anak mudah untuk mengerti adanya pola dan konsep dalam suatu kalimat, untuk mendukung perkembangan bahasa anak usia dini.

Penerapan :

Tentang yang satu ini, kami sudah berusaha menjalankannya. Anak ragil tata bahasa dan kemampuannya sudah bagus untuk anak seusianya. Akan tetapi kami masih punya PR untuk kemampuan verbal tepatnya dalam hal menyusun kalimat untuk anak mbarep. Harus belajar lagi bagaimana cara meningkatkan kemampuan verbal anak mbarep.

9. Membacakan cerita atau mendongeng untuk anak

Keterangan:

Kegiatan mendongeng seringkali diabaikan oleh para orang tua karena merasa tidak ada hubungannya dengan kemampuan akademis anak. Mendongeng atau membacakan cerita akan mendorong anak untuk mengembangkan daya imajinasinya, sebab ia akan selalu berusaha membayangkan apa yang sedang diceritakan atau didongengkan kepadanya, menebak rupa tokoh–tokoh dalam cerita, latar belakang setiap cerita, dan lain–lain.

Penerapan :

Sudah agak lama saya tidak membacakan cerita lagi untuk anak-anak. Tepatnya sejak mereka sibuk untuk membaca sendiri buku-buku kesukaannya. Baiklah, seharusnya ada agenda setidaknya satu kali seminggu untuk membacakan mereka cerita. Karena membacakan cerita pada anak itu bisa meningkatkan bonding atau kedekatan kita pada mereka.

10. Memutarkan lagu

Keterangan:

Kegiatan mendengarkan lagu akan menjadi saat santai yang cocok untuk seorang anak. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa musik dapat menjadi sarana untuk mencerdaskan anak bahkan sejak masih dalam kandungan, terutama musik klasik.

Penerapan :

Kami hanya memutarkan lagu pada anak ketika kami sedang ada di dalam mobil saja. Tidak tahu apa alasannya, tapi memang saat di rumah kami sangat jarang mendengarkan musik. 

Baiklah, saya telah berbagi sepuluh kiat untuk mencerdaskan anak secara menyeluruh beserta evaluasi penerapannya pada keluarga kami. Ini adalah hasil belajar pada level 3 kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional.

Saya masih akan berbagi 18 kiat berikutnya, yang insya Allah akan saya bagikan dalam dua tulisan lagi. Semoga bermanfaat.

Setiap anak membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk berbagai masalah dan dalam perkembangan mereka, karena itulah menjadi orang tua adalah suatu proses pembelajaran yang tidak pernah berakhir.

#harike15 #gamelevel3 #tantangan10hari #kami_bisa #kuliahbunsayiip #kelasbundasayang #institutibuprofesional #iippekalongan #iipsemarang #iipjateng #odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday18

Wednesday 17 January 2018

Melatih Kecerdasan Intelektual



Kemarin anak mbarep dan ragil sama-sama antusias bercerita tentang kegiatan sekolahnya. Anak mbarep cerita kalau dia berhasil mendapatkan nilai 100 untuk pelajaran perkalian. Anak ragil pun sama, dia bercerita mendapatkan nilai 100 untuk mencongak penjumlahan dan hafalan Bahasa Arab.

Mereka tampak sangat puas dan bahagia dengan hasil belajarnya itu. Mendapatkan momen seperti ini, saya tak mau terlewat momentum. Saya berusaha menjadikan momen ini untuk memberikan suntikan motivasi pada mereka.

Kami menjelaskan pada anak-anak ini adalah buah dari hasil kerja keras mereka selama ini. Ini adalah alasan mengapa kami selalu mengajak mereka belajar setiap hari. Belajar bukan hanya menunggu saat ada ulangan atau kalau ada PR saja. Meski tidak ada PR ataupun tidak ada ulangan anak-anak harus tetap belajar. Itu kesepakatannnya.

"Semua anak itu pandai, tapi yang juara adalah yang lebih rajin belajar.", itu yang kami sampaikan pada anak-anak. Satu kalimat yang cukup memotivasi kawan-kawan kecil saya.

Kami menyampaikan seandainya saja mereka tidak rajin belajar, belum tentu bisa dengan lancar menjawab penjumlahan dan juga perkalian, apalagi hafalan Bahasa Arab. Apalagi mereka cerita juga bahwa ada beberapa teman yang nilainya kurang bagus. Itu penyebabnya karena mereka belum rajin belajar, jawab saya.

Memanfaatkan momentum yang baik untuk menyuntikkan semangat yang baik itu menjadi agenda penting bagi kami sekeluarga. Menyuntikkan motivasi baik di saat hati dan pikiran mereka sedang berbunga-bunga dan kepercayaan diri sedang tinggi akan menghasilkan semangat yang luar biasa.

Ini adalah salah satu langkah yang dapat ditempuh orangtua untuk meningkatkan kecerdasan intelektual anaknya.


#harike14 #gamelevel3 #tantangan10hari #kami_bisa #kuliahbunsayiip #kelasbundasayang #institutibuprofesional #iippekalongan #iipsemarang #iipjateng #odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday17

Pertukaran Pelajar Institut Ibu Profesional

Senin, 15 Januari 2018, saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi peserta pertukaran pelajar di Institut Ibu Profesional. Menurut penjelasan fasilitator, tiket pertukaran pelajar saya dapatkan karena pada level 2 kemarin telah mendapatkan badge Outstanding Performance. Mengerjakan dan melaporkan tantangan dalam 15 hari berturut-turut tanpa absen. Alhamdulillah.

Kali ini saya menjadi 'tamu' di IIP Joglo alias Jogja Solo. Rasanya cukup deg-degan. Tapi alhamdulillah saya merasa beruntung karena Jum'at, 12 Januari 2018, saya sudah terlebih dahulu bertugas mengisi sesi Jum'at Hangat di kelas saya sendiri. Jadi lumayan sudah pemanasan. Walaupun ternyata suasananya agak berbeda. 

Saat sesi Jum'at Hangat suasananya lebih santai dan kalem. Mungkin karena yang menyimak adalah teman-teman yang setiap hari sudah bertemu di kelas. Sementara di IIP Joglo suasana jauh lebih ramai. Rentetan pertanyaan dan diskusi datang silih berganti. Alhamdulillah teman-teman IIP Joglo sangat antusias menerima kedatangan saya disana. Kami berdiskusi tentang pengalaman saya dalam berpetualang dari Bengkulu sampai Pekalongan, tentang gaya parenting saya, perjuangan saya sebagai working mom tapi masih sempat belajar dan mendapat badge OP, dan juga tentang kegemaran saya untuk menulis. 

Setelah menjawab satu dua pertanyaan rasa deg-degan mulai hilang  berganti dengan semangat untuk berbagi. Alhamdulillah di kelas IIP mana saja ternyata sama. Tidak ada yang lebih pintar dari lainnya. Yang ada adalah saling berbagi, saling menginspirasi. Yang ada adalah saling mengingatkan dan menguatkan.

Salam Ibu Profesional. 


@30haribercerita #30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1816 #institutibuprofesional
@institut_ibu_profesional

Tuesday 16 January 2018

Memetik Hikmah Dari Setiap Langkah




Begitu mudah Allah menambah rejeki, 

Begitu mudah pula Allah untuk menguranginya.

Yang penting kita ikhlas saja. 

Karena rejeki itu hanya titipan, 

yang kadang bisa jadi ujian.

Alhamdulillah masih diberi nikmat iman dan kesehatan.

(Wejangan dari Pak Bojo malam ini)

Pelajaran kami, saya dan anak-anak hari ini lagi-lagi tentang bersyukur. Allah sepertinya masih ingin kami melatih kecerdasan spiritual dan emosi kita. Selalu mencoba memaknai setiap langkah menjadi sebuah hikmah. 

Beberapa saat lalu alhamdulillah kami diberi tambahan rejeki yang tidak disangka-sangka. Dua hari lalu alhamdulillah juga kami diberi jalan pengurang rejeki yang tidak disangka-sangka pula. 

Hujan deras disertai petir yang memercikkan api tepat disebrang rumah menjadi sebuah pelajaran tambahan bagi kami. Saat itu Pak Bojo berkata pada anak-anak yang sedang ketakutan mendengar kencangnya suara petir, "Jangan takut pada petir. Yang perlu kita lakukan adalah berdo'a, mohon perlindungan pada Allah. Karena hanya Allah yang Maha Melindungi. Kalau Allah berkehendak, kita yang berada di dalam rumah pun bisa tersambar. Itulah gunanya berdo'a. Memohon perlindungan."

Kala itu alhamdulillah listrik di rumah tidak anjlok, karena semua colokan listrik sudah kita cabut dari sumbernya. Beberapa rumah tetangga mengalami mati lampu karena listriknya anjlok. Bahkan satu rumah yang paling parah, lampu-lampunya pecah, tivi rusak, dan ada beberapa bekas titik gosong dirumahnya. 

Kami yang sudah merasa aman keadaan rumahnya, malam itu mencoba menyalakan televisi. Akan tetapi saat menyambungkan kembali ke sumber listrik, tiba-tiba muncul suara letupan dan bau gosong. Ternyata decoder televisi dan receiver internet kami terkena petir. 

Alhamdulillah hari ini receiver internet sudah diganti oleh teknisinya. Melihat nota pembayaran membuat saya agak melotot. Tapi alhamdulillah tak sampai terbawa perasaan yang berlebihan. 

Pak Bojo pun memberikan wejangan pada kami. Betapa Allah mudah menambah rejeki, apalagi menguranginya. Tak perlu kita khawatir, ikhlas saja. Bahkan seharusnya kita bersyukur karena rejeki kita dikurangi dalam kondisi kita dan keluarga sehat dan beriman. Banyak orang di luar sana yang diuji Allah melalui keimanan dan kesehatannya. Itu jauh lebih berat. 

Sabar dan bersyukurlah.

Alhamdulillah, satu pelajaran berharga kita, saya dan anak-anak, dapatkan lagi hari ini.



#harike13 #gamelevel3 #tantangan10hari #kami_bisa #kuliahbunsayiip #kelasbundasayang #institutibuprofesional #iippekalongan #iipsemarang #iipjateng #odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday16