Wednesday 25 March 2020

Anakku, Ekspresikan Perasaanmu

Bismillah,

Hari iniadalah hari kedua bunda berusaha menjadi cekatan dalam memanusiakan anak. Tantangan untuk hari ini adalah:

Poto dari instagram @anakjugamanusia

Catatan ini menohok sekali rasanya buat bunda. Setiap hari, alih-alih membimbing anak-anak, bunda lebih banyak meminta mereka untuk selalu menuruti perintah. Dan semakin bunda melakukan refleksi diri, semakin sadar kalau banyak hal yang belum bunda syukuri dari anak-anak. 

Beberapa hari bunda work from home (wfh) dan membersamai mereka seharian, bunda semakin sadar kalau Mamas dan Adik adalah tipikal anak yang sangat bisa diatur. Mereka lebih banyak menuruti apa yang kami minta, apa yang kami perintahkan. Meski kadang sambil menggerutu pelan atau dengan pasang wajah manyun, tapi mereka selalu mengerjakan apa yang kita minta. Misalnya lagi enak-enak menikmati gadget time-nya tiba-tiba kita minta mereka bantu beres-beres, meski sambil ngomel ya mereka tetap ikut membantu.

Nah, sesuai dengan tantangan di atas,  bunda berusaha mengijinkan mereka untuk mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka rasakan. Bunda berkomitmen untuk memahami bukan menuntut untuk dipahami.

Sejak pagi bunda membebaskan mereka untuk memilih kegiatan apa yang akan dilakukan terlebih dahulu. Apakah mau mengerjakan pekerjaan rumah dulu, mengerjakan tugas sekolah, mengerjakan PR Kumon atau yang lainnya. 
Mamas mengulek kentang goreng untuk membuat perkedel kentang

Mamas memilih untuk membantu bunda menyiapkan sarapan, sedangkan adik memilih untuk mengerjakan PR Kumon dulu. 

Suasana ketika sekolah di rumah
Bunda sudah merasa sukses di pagi hari karena sudah berhasil menekan ego untuk membebaskan mereka memilih. Padahal biasanya bunda selalu hadir dengan perintah panjang mamas harus ini dulu, adik harus itu dulu, abis ini lalu itu, abis itu lalu ini dan seterusnya. 

Adik baru mengerjakan tugas membuat dan menghias kartu pos di malam hari, bunda ijinkan dia mengerjakan yang lain dulu termasuk bermain. Tapi alhamdulillah tanpa diingatkan dia kembali melanjutkan tugasnya di malam hari.

Tapi ternyata itu baru langkah pertama. Satu hari itu panjang kawan. Masih pagi hari di dapur menyiapkan sarapan bareng Mamas, bunda sudah terpancing emosi. Bunda lupa tepatnya apa, yang pasti Mamas melakukan satu hal yang gak sesuai dengan standar bunda. Yup, standar bunda, bukan standar Mamas. Itulah, betapa besar ego bunda terhadap anak. Bunda mengukur kemampuan ketrampilan Mamas di dapur berdasarkan standar bunda bukan standar Mamas.


Hasil karya adik membuat dan menghias kartu pos, sempat rusak karena keinjek Mamas waktu mau sholat maghrib. Di sini bunda terpancing emosi, karena sebelumnya bunda sudah mengingatkan adik untuk menyimpan dulu pekerjaannya karena kita akan segera sholat Maghrib. Mungkin karena merasa sudah menunda pekerjaan dari tadi pagi, adik tetap lanjut mewarnai. Alhasil sobek sedikit kartu posnya keinjek kaki mamas yang basah air wudhu.

Menyadari itu, bunda beristighfar, berusaha untuk kembali menahan diri. Memahami, bukan menuntut dipahami. Seharian bunda berusaha, dan rasanya seperti naik roller coster. Emosi ini up and down dan beatraksi dengan bebasnya.  Seharian rasanya seperti permainan sepak bola, beberapa menit berusaha bertahan, beberapa menit kemudian kebobolan, begitu seterunya. Tapi setidaknya ada fase sadar untuk mengendalikan diri meski belum sempurna.



Mereka yang masih bersinar terang sampai jam 22.30 saat bunda mengerjakan tugas Bunda Cekatan. Biasanya bunda langsung ngomel minta mereka cepat tidur tanpa mendengarkan cerita mereka. Kali ini bunda sadar untuk mendengarkan cerita mereka. Ternyata mereka membuat lego tembakan, yang bisa jadi pedang dan pesawat juga. Apresiasi karya mereka, baru diajak diskusi kalau badannya butuh istirahat dan bermainnya bisa kita lanjutkan lagi esok.

Semoga esok menjadi hari yang lebih baik. Semoga esok bunda bisa menjadi orang tua yang lebih memahami anaknya, menjadi orang tua yang tulus untuk mengijinkan anak-anaknya mengekspresikan pikiran dan perasaannya.

Nilai hari ini lebih baik dari kemarin, Satisfactory


#tantangan30hari #kelaskepompong #hari2 #bundacekatan #institutibuprofesional

No comments:

Post a Comment