Saturday, 8 July 2017

Nice Home Work ( NHW #6 ) Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal



Peran ibu itu dalam keluarga itu ternyata sangat luar biasa. Seorang ibu harus bisa menjadi manajer yang handal dalam keluarga. Seorang ibu harus bisa membagi waktu dalam bermacam-macam kegiatan. Mulai dari membereskan rumah, memasak, mengatur keuangan keluarga, mengurus keperluan suami dan anak, mendamping anak bermain, mendamping anak belajar, antar jemput anak sekolah, dll. Semua kesibukan itu terkadang membuat ibu tenggelam dalam rutinitas. Mungkin kebanyakan ibu merasa waktu 24 jam itu kurang untuk mengerjakan semua tugas-tugasnya. Semua kesibukan itu membuat ibu terkadang lupa atau merasa tidak punya waktu untuk menemukan dirinya, untuk mengembangkan potensi dirinya, untuk memperbaiki diri agar bisa menjalankan peran hidupnya sebagai individu maupun sebagai ibu dengan lebih baik lagi.
Untuk bisa menjalankan semua tugas kita, menjalankan peran kita dengan lebih baik yaitu menjadi manajer keluarga yang handal, maka dalam NHW 6 ini kita diminta untuk menjalankan beberapa tahapan berikut:
1.   Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
a.    Aktivitas penting
·  Beribadah
·  Mengurus keluarga
·  Mengembangkan diri
b.    Aktivitas tidak penting
·  Berselancar di dunia maya
·  Berselancar di dunia maya
·  Berselancar di dunia maya

2.   Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Masih fifty-fifty antara aktivitas penting dan tidak penting. Terkadang alasan capek bekerja membuat diri ini memaklumkan aktivitas tidur-tiduran dan berselancar di dunia maya dalam waktu lama.
Semoga dengan lebih banyak kegiatan positif kedepannya waktu untuk aktivitas tidak penting bisa dikurangi.
3.   Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
Siap, harus membuka lagi NHW sebelumnya terutama NHW 5 agar kembali ingat tentang apa-apa saja yang menjadi target dalam hidup ini.

4.   Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut).
Siap, harus lebih disiplin waktu lagi.

5.   Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
Disiplin dan konsisten. (Berat tapi harus bisa)

6.   Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan.





Friday, 7 July 2017

Ibu Manajer Handal Keluarga (Materi 6 Matrikulasi Institut Ibu Profesional)



Sejatinya seorang ibu adalah seorang manajer dalam keluarga. Manajer dalam banyak bidang antara lain keuangan keluarga, masak, dan pendidikan anak. Lalu selama ini kita menjalankan peran itu dengan asal saja atau berdasarkan ilmu?
Kita tidak pernah belajar tentang ilmu menjadi ibu dibangku sekolah. Oleh karena itu kita harus senantiasa belajar dan belajar untuk terus meningkatkan peran kita dalam keluarga sebagai manajer yang handal.
Dalam materi ke-6 ini dijelaskan bahwa sebagai manajer keluarga kita harus bersikap selayaknya seorang manajer, yaitu:
1.      Hargai diri anda sebagai manajer keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manajer keluarga.
2.      Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
3.      Buatlah skala prioritas
4.      Bangun komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
Dan sebagai seorang manajer keluarga tentu saja kita punya banyak tugas yang bisa dikatakan komplek, oleh karena itu kita harus mempraktekkan beberapa hal berikut ini:
1.      PUT FIRST THINGS FIRST
·         Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama.
·         Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini
2.      ONE BITE AT A TIME
·         Lakukan setahap demi setahap
·         Lakukan sekarang
·         Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
3.      DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.
Bukan hal yang mudah menjadi seorang ibu, untuk bekerja sebagai pegawai di sebuah kantor saja kita harus berbekal ijasah tanda kita telah lulus belajar sampai jenjang pendidikan tertentu. Lalu bagaimana dengan peran kita sebagai ibu? Bagaimana dengan peran kita sebagai manajer keluarga? Sama sekali tidak ada pelajaran dibangku sekolah tentang peran menjadi ibu dan menajer keluarga.
Jadi kita sendiri yang sekarang harus banyak belajar. Tingkatkan peran kita dalam keluarga, bukan hanya sekedar menjadi ibu tapi kita harus terus belajar baik ilmu tentang parenting, ilmu tentang memasak, ilmu tentang keuangan keluarga dan lain-lain.
Teruslah belajar dan belajar demi bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga.
JANGAN HANYA SEKEDAR MENJADI IBU.
 KITA HARUS MENJADI IBU PROFESIONAL.

Belajar Bagaimana Caranya Belajar (Materi 5 Matrikulasi Ibu Profesional)


Sejak kecil kita sudah familiar dengan kata belajar. Tapi kalau kalimat ‘Belajar Bagaimana Caranya Belajar’ saya pun rasanya baru mendengar sekarang. Mungkin diantara kita ada yang dari dulu belajar ya asal belajar. Ternyata belajar pun ada caranya.
Semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir, tapi mengapa ada orang yang suka belajar dan ada yang tidak suka?
Ternyata suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran tapi lebih kepada rasa.
Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan.
Belajar identik dengan bangku sekolah, jadi kebanyakan dari kita merasa tidak perlu belajar lagi jika sudah tidak berstatus sebagai murid sekolah. Padahal sebagai orangtua terutama ibu kita harus terus meng-upgrade diri kita untuk bisa selalu membersamai anak kita sesuai dengan perkembangan jaman.
Dalam materi ke-5 matrikulasi Institut Ibu Profesional ini dijelaskan bahwa kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1.      Belajar hal yang berbeda
2.      Cara belajar yang berbeda
3.      Semangat belajar yang berbeda
Kita dan anak-anak bisa mempelajari apa saja, tapi yang paling utama adalah tentang tiga hal, yaitu belajar yang bisa:
1.    Menguatkan iman
2.    Menumbuhkan karakter yang baik
3.    Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
Cara belajar yang berbeda bisa ditempuh dengan cara sebagai berikut:
1.    Latih anak untuk bertanya bukan hanya menjawab
2.    Latih anak untuk mengembangkan struktur berpikir bukan hanya menghafal materi
3.    Latih anak untuk banyak mencari tahu bukan hanya pasif mendengarkan
4.    Latih anak untuk berpikir skeptik, mencari tahu lagi sumber kebenaran informasi bukan menelan semua informasi bulat-bulat
Pakailah strategi belajar ‘Meninggikan gunung bukan meratakan lembah.’
Maksudnya, doronglah anak untuk menggali kelebihannya, passionnya, kesukaannya bukan menutupi kekurangan atau memaksa anak kita mempelajari sesuatu yang kita anggap anak tidak bisa atau tidak suka.
Karena sejatinya Good is not enough anymore we have to be different.
Dan untuk bisa menjadi berbeda, kita harus tahu apa sebenarnya passion atau minat yang kita dan anak-anak miliki.
(Materi ini membuat saya harus benar-benar belajar untuk mengurangi tingkat egois saya sebagai orangtua. Apakah Anda juga egois seperti saya? Egois karena sebagai orangtua selalu merasa paling tahu semua yang terbaik untu anaknya. Semoga niat belajar saya membuahkan hasil untuk bisa menjadi orantua yang lebih baik lagi.)