Friday, 7 July 2017

Belajar Bagaimana Caranya Belajar (Materi 5 Matrikulasi Ibu Profesional)


Sejak kecil kita sudah familiar dengan kata belajar. Tapi kalau kalimat ‘Belajar Bagaimana Caranya Belajar’ saya pun rasanya baru mendengar sekarang. Mungkin diantara kita ada yang dari dulu belajar ya asal belajar. Ternyata belajar pun ada caranya.
Semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir, tapi mengapa ada orang yang suka belajar dan ada yang tidak suka?
Ternyata suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran tapi lebih kepada rasa.
Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan.
Belajar identik dengan bangku sekolah, jadi kebanyakan dari kita merasa tidak perlu belajar lagi jika sudah tidak berstatus sebagai murid sekolah. Padahal sebagai orangtua terutama ibu kita harus terus meng-upgrade diri kita untuk bisa selalu membersamai anak kita sesuai dengan perkembangan jaman.
Dalam materi ke-5 matrikulasi Institut Ibu Profesional ini dijelaskan bahwa kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1.      Belajar hal yang berbeda
2.      Cara belajar yang berbeda
3.      Semangat belajar yang berbeda
Kita dan anak-anak bisa mempelajari apa saja, tapi yang paling utama adalah tentang tiga hal, yaitu belajar yang bisa:
1.    Menguatkan iman
2.    Menumbuhkan karakter yang baik
3.    Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
Cara belajar yang berbeda bisa ditempuh dengan cara sebagai berikut:
1.    Latih anak untuk bertanya bukan hanya menjawab
2.    Latih anak untuk mengembangkan struktur berpikir bukan hanya menghafal materi
3.    Latih anak untuk banyak mencari tahu bukan hanya pasif mendengarkan
4.    Latih anak untuk berpikir skeptik, mencari tahu lagi sumber kebenaran informasi bukan menelan semua informasi bulat-bulat
Pakailah strategi belajar ‘Meninggikan gunung bukan meratakan lembah.’
Maksudnya, doronglah anak untuk menggali kelebihannya, passionnya, kesukaannya bukan menutupi kekurangan atau memaksa anak kita mempelajari sesuatu yang kita anggap anak tidak bisa atau tidak suka.
Karena sejatinya Good is not enough anymore we have to be different.
Dan untuk bisa menjadi berbeda, kita harus tahu apa sebenarnya passion atau minat yang kita dan anak-anak miliki.
(Materi ini membuat saya harus benar-benar belajar untuk mengurangi tingkat egois saya sebagai orangtua. Apakah Anda juga egois seperti saya? Egois karena sebagai orangtua selalu merasa paling tahu semua yang terbaik untu anaknya. Semoga niat belajar saya membuahkan hasil untuk bisa menjadi orantua yang lebih baik lagi.)




No comments:

Post a Comment