Sejak kecil kita sudah
familiar dengan kata belajar. Tapi kalau kalimat ‘Belajar Bagaimana Caranya
Belajar’ saya pun rasanya baru mendengar sekarang. Mungkin diantara kita ada
yang dari dulu belajar ya asal belajar. Ternyata belajar pun ada caranya.
Semua manusia memiliki
fitrah belajar sejak lahir, tapi mengapa ada orang yang suka belajar dan ada
yang tidak suka?
Ternyata suka atau
tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau
ringannya suatu pelajaran tapi lebih kepada rasa.
Membuat
BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan.
Belajar identik dengan
bangku sekolah, jadi kebanyakan dari kita merasa tidak perlu belajar lagi jika
sudah tidak berstatus sebagai murid sekolah. Padahal sebagai orangtua terutama
ibu kita harus terus meng-upgrade
diri kita untuk bisa selalu membersamai anak kita sesuai dengan perkembangan jaman.
Dalam materi ke-5
matrikulasi Institut Ibu Profesional ini dijelaskan bahwa kita dan anak-anak
perlu belajar tiga hal :
1.
Belajar hal yang berbeda
2.
Cara belajar yang berbeda
3.
Semangat belajar yang berbeda
Kita dan anak-anak bisa
mempelajari apa saja, tapi yang paling utama adalah tentang tiga hal, yaitu
belajar yang bisa:
1.
Menguatkan iman
2.
Menumbuhkan karakter yang baik
3.
Menemukan passionnya
(panggilan hatinya)
Cara belajar yang
berbeda bisa ditempuh dengan cara sebagai berikut:
1.
Latih anak untuk bertanya bukan hanya menjawab
2.
Latih anak untuk mengembangkan struktur berpikir
bukan hanya menghafal materi
3.
Latih anak untuk banyak mencari tahu bukan hanya
pasif mendengarkan
4.
Latih anak untuk berpikir skeptik, mencari tahu
lagi sumber kebenaran informasi bukan menelan semua informasi bulat-bulat
Pakailah strategi
belajar ‘Meninggikan gunung
bukan meratakan lembah.’
Maksudnya, doronglah
anak untuk menggali kelebihannya, passionnya,
kesukaannya bukan menutupi kekurangan atau memaksa anak kita mempelajari
sesuatu yang kita anggap anak tidak bisa atau tidak suka.
Karena sejatinya Good is
not enough anymore we have to be different.
Dan untuk bisa menjadi
berbeda, kita harus tahu apa sebenarnya passion
atau minat yang kita dan anak-anak miliki.
(Materi
ini membuat saya harus benar-benar belajar untuk mengurangi tingkat egois saya
sebagai orangtua. Apakah Anda juga egois seperti saya? Egois karena sebagai
orangtua selalu merasa paling tahu semua yang terbaik untu anaknya. Semoga niat
belajar saya membuahkan hasil untuk bisa menjadi orantua yang lebih baik lagi.)
No comments:
Post a Comment