Monday, 30 April 2018

Mendekatkan Anak pada Matematika


Matematika selama ini menjadi mata pelajaran yang menghantui sebagian besar anak Indonesia. Hal ini disebabkan karena pengenalan matematika kepada anak-anak tidak melalui proses yang menyenangkan. Padahal matematika adalah sesuatu yang seru dan selalu ditemui anak-anak dalam kesehariannya.

Dua macam kecerdasan dasar yang memicu kecerdasan lainnya adalah kecerdasan bahasa dan kecerdasan matematika. Hanya saja sebagian orangtua terlalu terburu-buru menginginkan anaknya untuk segera menguasai dua kecerdasan ini. Hal ini menyebabkan sebagian besar anak bisa menguasai dua kecerdasan tersebut tapi mereka tidak suka

Padahal sebenarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan matemtika logis pada dirinya. Kecerdasan matematika logis menurut Gardner adalah kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, berpikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman pola-pola abstrak serta hubungan-hubungan.


Ciri-ciri anak dengan kecerdasan matematika logis, antara lain:
  1. Anak gemar berekspolorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya seperti menjelajah setiap sudut.
  2. Mengamati benda-benda yang unik baginya.
  3. Senang mengutak-atik benda serta melakukan uji coba.
  4. Sering bertanya tentang berbagai fenomena dan mentutut penjelasan logis dari tiap pertanyaan yang diajukan.
  5. Suka mengklasifikasikan berbagai benda berdasarkan warna, ukuran, jenis dan lain-lain serta gemar berhitung.
Dari lima ciri tersebut tidak menyebutkan kemampuan berhitung sebagai ciri utama dan pertama seorang anak dikatakan memiliki kecerdasan matematika logis. Padahal selama ini sebagian besar orang tua selalu menuntut anaknya pandai berhitung agar pintar dalam pelajaran matematika. Hal ini yang membuat anak-anak bisa tapi tidak suka terhadap matematika. 

Menstimulasi kecerdasan matematika logis pada anak sebenarnya bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari. Bermain pasir bisa membuat anak belajar menuang dan menakar. Mengajak anak beraktifitas di dapur juga bisa menstimulasi kecerdasan matematika logis mereka. Mengelompokkan sayuran berdasarkan warna atau ukuran, menghitung bahan-bahan dapur, mengenal bentuk melalui potongan sayuran, menimbang bahan-bahan kue dan sebagainya. Berbagi makanan juga mengajarkan anak tentang pola pembagian. Membandingkan mana roti yang lebih besar, membandingkan kecepatan mobil dan motor, membandingkan tinggi pohon kelapa dan pohon pisang dan masih banyak lagi.  

Dalam tantangan game level 6 kuliah Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, saya telah melakukan beberapa kegiatan stimulasi matematika logis bersama anak-anak yang sekarang berumur 8 dan 6,5 tahun, antara lain:

  1. Matematika Packing. Saya menyelipkan konsep perkalian dalam kegiatan ini. Anak-anak menghitung kebutuhan celana dalam selama liburan dengan clue kebutuhan celana dalam per hari dan jumlah hari berlibur kita.  
  2. Matematika Jalan Tol. Ada konsep penjumlahan dalam obrolan sepanjang tol. Anak-anak menikmati pemandangan sepanjang jalan sambil menghitung total biaya yang kita keluarkan untuk membayar tol.
  3. Matematika Lumpia. Ada konsep penjumlahan, perkalian sekaligus pengurangan di tengah kegiatan makan kita. Seru kan? Tanpa terasa anak-anak telah belajar dan mengaplikasikan matematika dalam hidupnya. 
  4. Matematika Kamar Hotel. Dalam perjalanan dari lobi menuju kamar hotel saja, anak-anak bisa sambil belajar matematika. Mengaplikasikan penjumlahan dan juga pengurutan bilangan.
  5. Matematika Kolam Renang. Mau berenang tapi sambil belajar matematika? Bisa kok. Anak-anak belajar konsep waktu lho waktu itu.
  6. Matematika Lama Perjalanan. Hanya memberikan anak gawai biar anteng sepanjang perjalanan? Aduh sayang sekali ya. Kita bisa memanfaatkan waktu dalam perjalanan untuk ngobrol dengan anak-anak lho, termasuk membicarakan matematika. Menghitung lamanya perjalanan contohnya.
  7. Matematika Ban Truk. Ini adalah salah satu topik seru dalam perjalanan mudik. Mengenal bentuk, membandingkan ukuran ban truk lalu menghitung jumlah ban dari tiap truk yang kita temui sepanjang jalan.
  8. Matematika Bisnis. Jangan berpikir terlalu berat dulu. Kami hanya membahas tentang laba, untung dan rugi kok. Anak ragil sedang ingin belajar berjualan.
  9. Matematika Perbandingan Berat. Membantu menurunkan barang dari mobil dan menatanya di rumah juga bisa kita selingi dengan matematika. Bukan logaritma hanya membandingkan berat tiap barang yang diangkat oleh mereka.
  10. Matematika Belanja. Memberikan kepercayaan anak untuk mengelola uang dan belanja kebutuhan dapur di warung dekat rumah juga menjadi salah satu cara menstimulasi matematika logis pada mereka. Belajar konsep lebih, kurang, penjumlahan dan pengurangan.
Nah, bukan hal yang berat kan untuk mendekatkan anak pada matematika? Yuk kita buat anak cinta matematika dengan cara yang mereka suka.

No comments:

Post a Comment