Monday, 13 November 2017

Ibuku Guruku

'Ibu apapun profesi kita, ingatlah bahwa kita tetap Ibu, yang kudu jadi madrasah pertama bagi anak, dan yang kudu selalu bahagia.' Begitu closing statement dari mbak Yunita Rahma di sesi Senin Berbisik kelas Bunda Sayang hari ini. 

Siapapun dan apapun peran kita di ranah publik, kita tetaplah Ibu. Saat dunia menganggap kita bukan apa-apa, bagi anak-anak kita adalah segalanya. Ibu adalah tempat anak bertanya, Ibu adalah sosok yang paling dipercaya.

Anak mbarep lagi gak mau belajar di meja belajar
Delapan jam dalam sehari kegiatan saya adalah bekerja. Mengabdikan diri pada negara dengan secuil ilmu yang saya punya. Secuil ilmu yang saya pelajari empat tahun dengan susah payah. 

Di luar delapan jam itu saya usahakan untuk semaksimal mungkin membersamai anak-anak, bekerja sama dengan suami tercinta. Mendampingi mereka tanpa ilmu yang saya dapatkan dari sekolah. Tapi mau tak mau seorang ibu harus menjadi guru dari anak-anaknya. Tak hanya satu pelajaran yang harus dikuasai tapi semua.

Saya punya dua murid di rumah. Jam belajar mereka bersamaan. Saya harus kanan kiri membagi perhatian agar seimbang. Otak saya harus bisa memikirkan dua pelajaran dalam waktu dan tempat yang sama. 

Malam ini anak ragil belajar silsilah keluarga dan anak mbarep belajar perubahan wujud benda. Dua kelas yang berbeda belajar pada waktu dan guru yang sama. Saat saya bertanya, "Disebut apa perubahan wujud benda dari cair menjadi gas?". Anak ragil yang menjawab, "Menguap." Saat saya bertanya, "Disebut apa anak dari paman atau bibi kita?". Anak mbarep pun menjawab, "Saudara sepupu." Ibu guru pun bingung, siapa yang ditanya siapa yang menjawab. 

Bu guru pun tak kurang akal. Duduk manis lah semua kawan-kawan kecil ini. Bu guru kali ini akan menceritakan perubahan wujud benda dan silsilah keluarga sekaligus pada mereka berdua. Masing-masing diberi tugas membuat silsilah keluarga dan masing-masing juga diminta memberi contoh perubahan wujud benda. 

Rasa ingin tahu mereka dimanfaatkan saja untuk untuk mengkomunikasikan ilmu yang memang seharusnya diketahui oleh mereka. Meskipun ada satu sesi yang tadi bu guru harus bertanya pada 'bapak kepala sekolah' karena pertanyaan murid-muridnya yang terlalu berwarna. 

Membersamai mereka saat belajar seperti ini adalah salah satu momen komunikasi produktif dalam keluarga. Menyelipkan 'pesan-pesan' sering saya lakukan dalam sesi belajar bersama. Meskipun kadang pesan-pesan kita terkesan memantul dari dinding bata, tapi itu wajar saja. Sounding terus dengan pesan-pesan positif di sela-sela waktu komunikasi produktif kita. 

Baca juga : Berdo'a dan Menabung

#harike12
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliashbunsayiip
#kelasbundasayang
#institutibuprofesional
#iippekalongan
#iipsemarang
#iipjawatengah

No comments:

Post a Comment