Thursday 9 November 2017

Mengapa Gigimu Sakit?


Hari ini saya sedang diberi tantangan untuk membuat anak mbarep lebih rajin sikat gigi. Anak mbarep selalu kurang semangat kalau diminta untuk menyikat gigi. Kami sudah menjelaskan beberapa kali padahal tentang pentingnya sikat gigi. Tak jarang kami meminta dia untuk mengulang sikat gigi lagi karena setelah kami periksa giginya masih belum bersih.

Sepertinya saya harus mengulangi diskusi tentang kesehatan gigi dengan kawan-kawan kecil saya ini. Sebagai seorang ibu tentunya saya tidak boleh kehilangan strategi. Jika eayuan untuk sikat gigi tidak cukup membuatnya semangat, saya harus mencari cara lain.

Ahh, komunikasi pun ternyata butuh strategi untuk memastikan pesan yang kita sampaikan bisa sampai dengan baik. Mari kita memanfaatkan pillow talk kita dengan membaca buku tentang Gigi.

Malam ini saya bacakan satu bacaan pendek berjudul 'Mengapa Gigimu Sakit?' dari buku 'My First Why'. Dalam materi Komunikasi Produktif di kelas Bunda Sayang bahwa aspek verbal atau kata-kata hanya memberikan 7% dampak pada hasil komunikasi. Oleh karena itu saya selalu berusaha menggunakan aspek intonasi suara yang memberikan dampak 38% dam aspek bahasa tubuh yang memberikan dampak 55% terhadap keberhasilan komunikasi.

Saya membacakan artikel ini dengan meyakinkan. Bagaimana kuman akan menggerogoti gigi jika kita tidak rajin menyikatnya. Bagaimana sisa makanan lama-lama akan menumpuk menjadi plak pada gigi kita. Kawan-kawan kecil saya ini sangat antusias menyimaknya. Beberapa pertanyaan pun disampaikan oleh mereka. Saya suka saat mereka banyak bertanya pada momen komunikasi seperti ini. Itu tandanya mereka antusias dan pesan yang saya sampaikan dipahami dan diterima oleh mereka.

Baca juga : Belajar dan Bermain atau Bermain dan Belajar?

#harike8
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#kelasbundasayang
#institutibuprofesional
#iippekalongan
#iipsemarang
#iipjawatengah

No comments:

Post a Comment