Wednesday 13 December 2017

Apresiasi Usaha Anak Untuk Mandiri

Anak ragil dengan mainannya

Anak ragil besok masih ada ujian pelajaran Batik dan penilaian membaca Asmaul Husna. Tadi sudah belajar dan mengerjakan soal bareng Ummi. Gak seperti malam ujian sebelumnya, kali ini anak ragil mengawali belajarnya dengan mengeluarkan mainannya. Robot dan mobil-mobilan dia jejer-jejer di kasur. 

Lalu Ummi harus bagaimana? 

Secara default Umi akan marah, lha wong waktunya belajar kok malah mengeluarkan mainan. Alhamdulillah malam ini mode default nya Ummi sedang off. Jadi Ummi bisa 'menganalisis' dulu, ada apa dengan cinta? 

Analisis pertama, sepanjang malam ujian kemarin anak ragil gak pernah seperti ini. Dia selalu serius belajar gak pernah dia sambi dengan mainan apalagi yang sengaja sekali seperti ini. Analisis kedua, pengamatan sepanjang waktu belajar. Apakah anak ragil selama waktu belajar bisa konsentransi meski ada jejeran robot dan mobil-mobilan di sebelahnya? Ternyata dia konsentrasi dengan baik. Hmmmm, ok. 

Setelah belajar bareng, tadi Ummi meminta dia untuk membaca ulang seluruh materi Batik nya. Bukannya belajar, dia sibuk dengan percakapan bersama mainannya. Baiklah tarik nafas panjaaaaaang lalu hembuskan. Banyak jalan menuju Roma kan ya?

Gak mau membaca materi bukan berarti waktu belajar cuk sampai disini ya nak. Ummi pun tak mau kalah, Ummi ajukan beberapa pertanyaan berdasarkan materi pelajaran Batik nya. 

Bagaimana hasilnya?

Anak ragil ini memang selalu membuat saya gemeeeeeeshhhhh. Sambil menjalankan mobil-mobilan dan mengisi suara robotnya dia menjawab semua pertanyaan saya dengan santai dan benar. Bikin gemes banget kan?

Analisis ketiga sekaligus kesimpulan saya, kenapa anak ragil malam ini malah mengeluarkan mainannya pada saat jam belajar? Mungkin anak ragil merasa sudah cukup bisa dan percaya diri dengan pelajaran yang ini. Sehingga dia merasa tak apa lah kalau sambil bermain juga. Atau mungkin juga dia sudah lelah belajar untuk ujian seminggu ini dan butuh rehat dari keseriusan itu. 

Ah nak, Ummi jadi ingat materi pelajaran Ummi sendiri.

Bukankah beberapa hari ini kamu sudah menunjukkan progress yang sangat baik dalam latihan kemandirian kita? Seharusnya Ummi pun juga harus berlatih untuk menghargai setiap langkah yang kamu pilih. Termasuk malam ini, langkah kamu untuk akhirnya mengeluarkan mainan adalah buah dari pemikiranmu yang tentunya sudah kamu sadari sepenuhnya resikonya. Resiko untuk dimarahi Ummi. Hehehe

Dan benar saja, kamu membuktikan pada Ummi kalau kamu bisa mempertanggung jawabkan pilihan langkahmu. Kamu mengeluarkan mainan dan kamu tetap bisa menjawab semua pertanyaan dari Ummi.

Ah nak, ternyata Ummi yang masih harus banyak belajar ya.

Bukankah dengan melatih kemandirian juga akan menimbulkan rasa bertanggung jawab? Dalam materi belajar Ummi di kelas Bunda Sayang dijelaskan bahwa hidup mandiri menuntut kita untuk bisa membuat keputusan yang baik oleh diri sendiri yang secara tidak langsung akan menumbuhkan rasa bertanggung jawab. Segala keputusan dan perbuatan yang dilakukan maka kita sendiri yang menanggung resiko baik dan buruknya.

Ummi juga berusaha mengingat kembali pelajaran tentang beberapa hal yang harus dilakukan orang tua jika ingin anaknya belajar mandiri:
  • Beri kesempatan anak untuk memilih dan membuat keputusan sendiri. 
  • Hargailah atau apresiasi usahanya dalam mengatasi masalah secara mandiri.
  • Hindari banyak bertanya agar anak tidak merasa terkekang.
  • Jangan langsung menjawab pertanyaan, berikan kesempatan berpikir pada anak.
  • Dorong untuk melihat alternatif dalam pemecahan masalahnya.
  • Jangan patahkan semangatnya.
Baiklah, rupanya malam ini Ummi harus belajar memberikan apresiasi padamu yang telah berusaha untuk lebih mandiri. Terimakasih nak atas pelajaran berharganya malam ini. 

Luv u so. 

Anak ragil sedang membaca Asmaul Husna




#harike14
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip
#kelasbundasayang
#institutibuprofesional
#iippekalongan
#iipsemarang
#iipjateng

No comments:

Post a Comment