Wednesday, 20 December 2017

Tantangan Rumbel Keker (Kreatifitas Anak Keren) IIP Semarang, 'Ungkapan Sayang Anak Pada Ibunya'

Menjawab tantangan Rumbel Keker (Kreatifitas Anak Keren) di grup Institut Ibu Profesional (IIP) Semarang untuk membuat ungkapan terimakasih atau sayang anak pada Ibu, saya mengajak partner belajar saya untuk berkreasi. Ungkapan ini bisa diwujudkan dalam bentuk kata-kata, puisi, gambar ataupun  wujud kreatifitas lainnya. 

Kami mungkin tergolong terlambat dari jadwal karena minggu lalu kawan-kawan kecil saya sedang sibuk belajar untuk ujian akhir semester 1. Tapi tak apa, tak ada kata terlambat untuk belajar dan berkreasi. 

Malam kemarin saya awali kegiatan bersama kawan-kawan dengan menjelaskan tentang Hari Ibu. Saya menjelaskan bahwa setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. 

"Macam di Upin Ipin, Meymey membuat kartu ucapan untuk Ibu", kata si kecil.

Iya betul sekali, saya mengajak kawan-kawan untuk membuat hal yang sama seperti yang dilakukan Meymey dan kawan-kawannya. Membuat kartu ucapan untuk Ibu, boleh dalam bentuk apa saja. 

Sayangnya karena terlalu asyik mendampingi mereka berkarya sampai saya lupa untuk merekam dan mengabadikan proses berkreasi mereka. Alhamdulillah punya dua jagoan dengan karakter yang berbeda membawa warna tersendiri dalam pola didik yang saya terapkan di rumah. 

Anak mbarep yang melankolis langsung menyusun kata untuk mengungkapkan rasa sayang dan terimakasih pada ibu. Sedangkan anak ragil langsung membuat kata 'Terima Kasih' dengan ukuran besar yang nantinya akan diberi warna katanya. 

Hal yang paling menarik bagi saya adalah saat si anak mbarep mau menambahkan kata terimakasih juga dibawah kalimat yang sudah dia tulis. Tapi anak mbarep merasa tidak bisa menuliskan kata 'Terima kasih' dengan ukuran besar seperti yang dituliskan adiknya. Mengharukan bagi saya saat melihat mereka bekerjasama, Mas nya meminta tolong pada adiknya untuk menuliskan dan adiknya dengan ringan tangan mau membantu Mas nya. 

Kerukunan mereka ini justru menjadi hadiah besar buat saya. Dalam hati saya berdo'a semoga mereka selalu rukun, saling tolong dan saling sayang selamanya. 

Kembali pada kreasi mereka, ada satu lagi perbedaan. Anak mbarep beberapa kali bertanya pada saya, "Boleh gak kalau Mamas nulis begini?" atau "Boleh gak kalau huruf ini diberi warna ini?". Sementara anak ragil berkreasi dengan tenang dan santai bersama idenya. Tanpa bertanya apapun pada saya, tiba-tiba dia menunjukkan hasilnya. 


'Aku sayang ibu. Terimakasih ibu karena kau telah menjagaku dengan baik. Dan kau telah menyayangiku. Aku juga menyayangimu ibu. Dan ibu membelikan benda yang kuinginkan.'

Ini hasil karya anak mbarep si melankolis dan romantis. Dia selalu berhasil meluluhkan hati ibunya. Anak mbarep yang penyayang dan sangat perhatian pada ibunya. 



Ini adalah hasil karya anak ragil. Dia yang lebih lugas dalam mengungkapkan perasaanya dan lebih percaya diri untuk mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya. Dia menggambarkan bunga dan rumah karena menurut dia, Ummi suka bunga dan suka di rumah. Dia menggambarkan dua bunga yang awalnya mawar dan melati. Tapi karena bunga melati itu putih, kalau digambar gak kelihatan warnanya maka diganti bunga matahari sama dia. Hehehe. Selalu ada saja ide kreatifnya. Lalu dia juga menyampaikan kalau di dalam rumah itu ada empat orang. Ada yang sedang tidur dan ada yang sedang berjalan. Hmmmm, kira-kira siapa ya yang menurut anak ragil sedang tidur itu????

No comments:

Post a Comment