Thursday 22 February 2018

Bagaimana Rasanya Ketika Tulisanmu Diubrak-abrik?

Saya adalah penulis pemula yang baru belajar konsisten untuk menulis setiap hari. Fase saya baru sampai pada tahap menulis untuk mewaraskan diri dan melegakan hati. Lalu tiba-tiba mereka datang mengubrak-abrik tulisan saya. Orang-orang itu baru saya kenal hitungan minggu. Berani-beraninya mereka mengkritik habis-habisan tulisan saya. 

Saya dan Kopi, tulisan yang saya buat dengan sepenuh hati. Tulisan ini penuh rasa emosi, sentimentil, kesedihan, kerinduan dan semua rasa yang ada ketika jemari mengukir kata. Menggugah kenangan lama yang tak semua indah membuat tulisan ini cukup bisa menarik emosi pembaca menurut saya. Menulis dengan rasa, menulis sepenuh hati agar  pesan tersampaikan dengan baik pada pembaca adalah hal-hal penting yang saya percaya. 

Tapi mereka semua mengubrak-abrik tulisan saya. Kalian tahu bagaimana rasanya menjadi saya saat itu?

Saya bahagia.

Bertemu dan berkumpul dengan orang-orang yang bersedia mengubrak-abrik tulisan kita adalah sebuah keberuntungan. Mereka yang sudah berani membedah total tulisan saya adalah teman-teman dari komunitas One Day One Post (ODOP) batch 5.

Tiga kali dalam seminggu kami mempunyai jadwal bedah tulisan. Masing-masing dari kami para peserta akan mendapatkan giliran untuk dicincang tulisannya. Bukan hanya satu atau dua orang tapi semua anggota grup ikut bedah kroyokan

Biasanya sih dikritik habis-habisan itu membuat kita tersinggung. Tapi di sini tak ada kata itu, karena agenda bedah tulisan justru menambah ilmu kita. Kalau disamakan dengan proses belajar di sekolah mungkin bedah tulisan adalah pelajaran prakteknya. Semua teori yang telah diterima akan terasa gunanya. 

Satu hal yang paling makjleb pada saat bedah tulisan adalah ketika teman-teman mengatakan kalau tulisan saya mbulet. What?????

Itu saja respon saya. Hanya ingin berteriak satu kata itu. Hahaha. 

Ternyata tulisan bagus versi penulis belum tentu bagus versi pembaca. Iya sih tulisan kita akan menemukan jodoh pembacanya masing-masing. Tapi kalau orang satu grup sudah menyepakati tulisan saya mbulet berarti evaluasi besar-besaran harus segera dilakukan agar pembaca semakin nyaman. 

Selain mbulet, disampaikan juga kalau tulisan saya kurang detail dan mendalam. Sebenarnya sudah bisa membuat pembaca larut dalam emosi tapi kurangnya unsur showing membuat mereka belum bisa sepenuhnya memasuki ruang imajinasi tulisan. Materi tentang tanda baca, kata baku dan penyusunan kalimat yang efektif juga tidak luput dari bidikan pisau bedah teman-teman.

Pokoknya saya bersyukur sekali bisa merasakan tajamnya tikaman pisau bedah tulisan teman-teman ODOP, tepatnya keluarga besar Merkurius. Berharap agenda seperti ini akan ada terus selamanya agar tulisan kami semakin baik dan nyaman bagi pembaca. 


Tulisan ini saya persembahkan untuk kakak-kakak PJ dan keluarga besar Merkurius ODOP yang telah berbagi banyak ilmu dan waktu pada kami. Luv u all genks ....


#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday50
#onedayonepost #ODOPbatch5 #reviewbedahtulisan #ODOPday29
#PerempuanBPSMenulis #MenulisAsyikdanBahagia #15haribercerita #harike18

4 comments:

  1. Saat yakin tulisan kita sudah bagus. Ternyata masih ada yg perlu diperbaiki ya mbak. Semangat ngODOP mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh, ada mbak Alif Kiky jadi malu ki. Ho'oh ki mbak bersyukur dapat editor banyak sekaligus.tambah ilmu tambah saudara

      Delete