Monday 5 February 2018

Memahami Gaya Belajar Anak (Hari Ke-5)


Memasuki hari ke-5 dalam memahami gaya belajar anak.

Pada hari ke-3 saya sudah berbagi apa yang dipelajari di kelas Bunda Sayang, yaitu tentang tiga macam modalitas belajar. Berdasarkan hasil pengamatan, kesimpulan sementara saya adalah anak mbarep memiliki gaya belajar visual dan anak ragil memiliki gaya belajar auditori. 

Lalu?

Setelah tahu tergolong yang mana gaya belajar anak, apa yang harus kita lakukan?

Kita harus berusaha mendampingi belajar anak dengan benar.

Pada kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional, kami diberi materi tentang cara mendampingi anak yang benar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.

1. Gaya belajar visual

  • Gunakan materi visual seperti gambar-gambar, diagram dan peta
  • Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting
  • Ajak anak untuk membaca hal-hal berilustrasi
  • Gunakan multimedia (contohnya komputer dan video)
  • Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar
2. Gaya belajar auditori
  • Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di kelas maupun di dalam keluarga
  • Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras
  • Gunakan musik untuk mengajarkan anak
  • Diskusikan ide dengan anak secara verbal
  • Biarkan anak merekam materi pelajarannya dengan kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur
3. Gaya belajar kinestetik
  • Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam
  • Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya 
  • Ijinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar
  • Gunakan warna terang untuk menandai hal-hal penting dalam bacaan
  • Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
Terkadang kita sebagai orang tua lupa untuk belajar bagaimana cara mendampingi anak yang benar. Kita lebih sering menerapkan ilmu 'pokoke' ke anak. Pokoke kamu harus belajar, pokoke kamu harus ngerjain PR, pokoke kamu harus paham pelajaran ini itu, pokoke nilai ulangan kamu harus bagus dan masih banyak ilmu pokoke lainnya yang kita paksakan pada anak-anak. Kita sibuk mengevaluasi anak tanpa ingat untuk mengevaluasi diri, apakah cara saya mendampingi mereka belajar sudah benar. 

***

Saya pun yang sudah sedikit tahu tentang mendampingi anak dengan benar sesuai dengan gaya belajar anak, masih saja lupa. Hari Minggu, 4 Februari 2018 anak mbarep belajar Bahasa Jawa dan anak ragil belajar Bahasa Indonesia. Saya sempat lupa dan menerapkan cara yang sama dalam mendampingi belajar keduanya, padahal mereka berbeda. 

Hasil pengamatan:

⚽ Anak mbarep

Anak mbarep saya beri tugas membaca dan menjawab soal tentang bacaan. Ternyata anak mbarep mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan. Kendalanya adalah pada pehamaman terhadap kosakata dalam bacaan. 

⚽ Anak ragil

Anak ragil saya beri tugas untuk mengerjakan latihan soal pada buku paketnya. Materi pelajarannya adalah tentang kalimat ajakan. Dia diminta membuat kalimat ajakan pada situasi yang telah ditentukan pada soal. Untuk pelajaran bahasa, anak ragil memang tampak lebih unggul. Kemampuan verbal dan menyusun kalimat dari anak ragil tergolong sudah baik.

Cara pendampingan belajar:

⚽ Anak mbarep

Pada saat mendampingi anak mbarep ini saya sempat lupa pada gaya belajarnya. Saya membantu kendalanya dalam memahami bacaan dengan membacakan nyaring disertai mengartikan setiap kosakata ke dalam Bahasa Indonesia. Karena merasa sudah membacakan nyaring dan perlahan, juga melihat dia menyimak dengan baik, saya berkesimpulan kalau anak mbarep sudah menyerap dengan baik. Ternyata kesimpulan saya salah. Anak mbarep masih kesulitan dalam mengerjakan soal. Seketika saya istighfar. Kenapa saya bisa lupa kalau anak mbarep adalah anak visual bukan anak auditori. 

Akhirnya saya meminta anak mbarep untuk menuliskan setiap kosakata yang belum dimengerti dan juga artinya dalam Bahasa Indonesia. Berikutnya saya meminta dia menuliskan secara mandiri bacaannya dalam Bahasa Indonesia. Baru setelahnya dia mengerjakan soal. Alhamdulillah ternyata cara ini efektif untuk membantu dia mengatasi kendalanya. 

⚽ Anak ragil

Belajar Bahasa Indonesia bagi anak ragil bukan hal yang sulit. Sejak kecil kemampuan verbalnya memang sudah bagus. Saya bahkan sering heran bagaimana dia bisa membuat kalimat sebagus itu. Saya beberapa kali membuka halaman per halaman buku paketnya karena menyangka kalimat yang disusunnya menyalin dari buku paket. Ternyata bukan, itu murni kalimat yang disusun sendiri oleh anak ragil. Saya hanya memeriksa kembali ketelitiannya dalam menuliskan kalimat dan tanda bacanya saja. 

Alhamdulillah mendapatkan materi tentang memahami gaya belajar anak sangat berguna bagi saya. Meski sempat lupa tentang cara mendampingi anak mbarep yang visual, tapi alhamdulillah karena sudah melakukan pengamatan saya bisa kembali ke jalan yang benar. 


#harike5 #tantangan10hari #gamelevel4 #kelasbunsayiip #institutibuprofesional
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday37
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday15
#PerempuanBPSMenulis #MenulisAsyikdanBahagia #15haribercerita #harike4 

2 comments:

  1. Masyaallah ibu teladan..anak saya yg mbarep kinestetik mbak, yg ragil masih bayi jd blm tau hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah bertemu dengan IIP mbak. Gerbang segala ilmu buatku.

      Delete