Sunday 4 February 2018

Memahami Gaya Belajar Anak (Hari Ke-4)



Sabtu sampai Minggu sore adalah jadwal bebas belajar pelajaran sekolah untuk anak-anak. Akhir pekan adalah hari bermain untuk mereka. Bukan berarti hari biasa tidak ada waktu main ya. Pada hari sekolah, mereka bermain di luar bersama teman-teman di perumahan selepas mereka tidur siang, sekitar jam 16.30, sampai menjelang maghrib. Khusus hari Sabtu ada jam tambahan untuk bermain, yaitu malam hari sehabis isya' sampai jam sembilan. Ini menjadi waktu seru untuk mereka. Saya juga sering ikut bermain bersama dengan anak-anak dan teman-temannya. Kalau Minggu, mereka bisa bermain dari pagi setelah sarapan sampai dzuhur dan sore selepas tidur siang sampai menjelang maghrib. Selain itu, Sabtu - Minggu juga menjadi 'gadget time' untuk mereka. Meski mereka pada akhirnya akan memilih bermain bersama teman-teman dan meninggalkan gadget-nya tergeletak begitu saja. 

Libur belajar pelajaran sekolah bukan berarti libur belajar. Karena dari kegiatan bermain, mereka juga belajar banyak hal. Berikut hasil pengamatan saya terhadap kegiatan belajar bersosialisasi anak-anak. 

Bermain sore dengan membuat slime bersama teman-teman


Hasil pengamatan:

⚽ Anak mbarep

Si melankolis ini memiliki kelebihan dalam hal bersosialisasi. Dia bisa merangkul teman-temannya baik laki-laki, perempuan, lebih besar ataupun lebih kecil dari dia. Dia tergolong 'ngalahan' dan 'entengan' pada teman.  Seperti hari ini, rombongan teman-temannya bermain di rumah. Apapun barang miliknya yang dipinjam teman untuk properti bermain akan dia sediakan. Dan setelah bermain dia rela merapikan semua propertinya tadi seorang diri. 

⚽ Anak ragil

Si ceriwis ini tergolong keras kepala. Dalam hal bersosialisasi dia tipe anak yang tidak mau mengalah. Setiap bermain bersama pasti ada momen dia menangis. Siang ini pun sama, dia menangis karena merasa Masnya gak mengajak dia bermain dan lebih milih 'bolo' temannya. Keras kepalanya ini juga ditunjukkan setiap acara bermain selesai. Kalau Masnya rela merapikan mainannya sendirian, jangan mengharapkan hal yang sama juga dimiliki si ragil. Kalau teman-temannya berniat pulang tanpa membereskan semua properti bermainnya, seketika dia akan teriak, "Jangan pulang duluuu. Bereskan dulu ini semuanya. Kalau enggak nanti aku yang dimarahi Ummiku." Hahaha potokopian Umminya sekali. 

Pendampingan belajar:

⚽ Anak mbarep

Saya mengapresiasi kepandaian dia dalam bersosialisasi. "Mamas pinter lho mau merapikan mainan dan rumah setelah bermain. Tapi gak salah kalau Mamas meminta teman-teman untuk ikut merapikan. Kan tadi main bersama. Nanti kalau Mamas main di rumah teman, gantian Mamas yang membantu mereka bere-beres."

⚽ Anak ragil

Ketika dia nangis tadi, saya sengaja gak mendatangi dia apalagi menanyakann kenapa. Saya sengaja membiarkan anak ragil dan anak mbarep untuk belajar mengatasi masalah mereka sendiri. Setelah selesai bermain, saat sudah santai, baru saya ngobrol dengan si ceriwis ini. "Adik, kalau main gak boleh nangisan ya. Nanti temannya gak suka main sama adik. Kalau ada yang adik gak suka, bilang aja. Trus kalau minta tolong teman-teman untuk bantu beresin mainan gak perlu teriak, cukup ngomong biasa aja ya.  Kalau adik teriak dikirain lagi marahin teman-teman. Nanti mereka takut main sama adik."

Begitulah sedikit hasil pengamatan tentang gaya belajar anak-anak hari ini. Semoga sedikit sharing pengalaman ini bermanfaat. Selalu semangat Bunda semua. 

Semangat mengamati gaya belajar anak agar bisa mendampingi dengan benar. 

#harike4 #tantangan10hari #gamelevel4 #gayabelajaranak #kuliahbunsayiip #institutibuprofesional

2 comments:

  1. kereen ulasannya mba...kayaknya ak harus menganalisa lebih dalam si anak 1 sama anak me 2...heheh

    ReplyDelete
    Replies

    1. Alhamdulillah. Semangat belajar untuk lebih mengenali dan memahami gaya belajar anak mbak.

      Delete