Monday 26 February 2018

Memetik Hikmah Dari Sebuah Peristiwa (Kebakaran Pasar Banjarsari dan Mall Borobudur Kota Pekalongan)

Foto dari instagram Humas Kota Pekalongan
Si jago merah meluluh lantakkan salah satu denyut nadi perekonomian Kota Pekalongan. Pasar Banjarsari dan Mall Borobudur yang berada dalam satu area habis dilahap oleh panasnya api. 

Diduga berawal dari korsleting listrik dan dilanjutkan dengan ledakan tabung gas membuat api semakin cepat menjalar. Pemadam kebakaran dari dalam dan luar kota sudah dikerahkan, tapi tak mampu menghentikan laju cepat api yang menghabiskan pasar terbesar di kota batik ini. 

Dari hari Sabtu (24/2) pukul 17.30 sampai Minggu (25/2) malam hari, para pemburu api masih terus berjuang menjinakkan si jago merah yang semakin membara. Luar biasa perjuangan mereka untuk menyelamatkan ratusan toko di pasar ini. 
Foto dari instagram Humas Kota Pekalongan

Tak banyak pedagang yang bisa menyelamatkan barang dagangannya. Ada teman yang bercerita, pada hari itu dia sedang bersiap-siap untuk menutup toko pakaian miliknya. Bau asap tiba-tiba menyengat. Tapi dia tidak tahu dari mana asal asap itu. Dia hanya tahu tiba-tiba kehebohan terjadi, banyak pedagang mengangkat barang dagangannya keluar pasar. Kepanikan mulai muncul sore itu. Tanpa banyak bertanya, dia pun ikut mengeluarkan barang-barangnya. Dia baru tahu ada asap besar setelah sudah ada di luar pasar. Teman saya ini beruntung karena semua barang dagangan sudah seluruhnya diselamatkan.

Foto dari instagram Humas Kota Pekalongan
Sementara itu ada satu teman saya lainnya yang sama sekali tak sempat menyelamatkan barang dagangan. Dia menutup toko jam 4 sore seperti biasanya. Begitu mendapatkan kabar tentang adanya kebakaran, bergegas dia kembali ke pasar. Sayangnya, jalur masuk ke pasar sudah ditutup oleh petugas keamanan guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Meski dia yakin, posisi api masih jauh dari tokonya, tetap saja dia tidak diijinkan untuk menyelamatkan barang. Hanya bisa berdo'a dan meratapi pemandangan memilukan ketika api semakin lama semakin mendekat ke tokonya.

Foto dari FB Afifah Maharani
Ada satu cerita menarik dari peristiwa ini. Satu los penjual jilbab yang hanya berdindingkan kayu triplek, tetap berdiri kokoh dan semua barangnya utuh tak tersentuh bara api. Padahal toko-toko lain yang dilindungi tembok tebal sudah berisikan barang dagangan yang berganti menjadi serpihan abu panas. Los-los lain di sekelilingnya pun sudah rata termakan si jago merah.

Peristiwa ini mengingatkan betapa kecilnya kita sebagai seorang hamba. Rezeki yang kita terima hanya amanah dan titipan Allah semata. Sewaktu-waktu bisa ditambah ataupun diambil kembali oleh Pemiliknya. Allah akan memberikan kita rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka sesuai dengan kehendak-Nya. Dan sekuat apapun kita mengejarnya, kalau memang bukan jatah rezeki kita maka tak akan pernah sampai ia menyapa. Jika memang bukan jatah rezeki kita maka bisa dengan mudah berpindah tangan meski ia sudah erat dalam genggaman. Sebagaimana yang tertulis dalam Al Qur'an surat Hud ayat 6, "Rezeki setiap hamba telah dijamin oleh Allah. Allah pun telah menetapkan kadar dan takaran bagian atau porsi rezeki setiap hamba." Allah akan menambah rezeki pada hamba yang dikehendaki-Nya dan Allah pun akan dengan mudah mengurangi rezeki hamba sesuai kehendak-Nya pula.

Semoga para pedagang yang sedang mendapatkan ujian bisa kuat dan tawakal dalam menghadapi ini semua.  Insyaallah ujian datang karena Allah sayang kita. Rasululullah bersabda, "Jika Allah mencintai suatu kaum, maka niscaya Allah akan menguji mereka" (Hadits Shahih Riwayat at-Tirmidzi).


#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday57
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday36
#PerempuanBPSMenulis #MenulisAsyikdanBahagia #15haribercerita #harike25

No comments:

Post a Comment