Thursday 1 March 2018

My Wise Boss



bi·jak·sa·na a 1 selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya); arif; tajam pikiran; 2 pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dan sebagainya) apabila menghadapi kesulitan dan sebagainya

Itulah makna bijaksana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bijaksana itu salah satu sifat baik yang sangat sulit untuk diterapkan. Bagi saya, bijaksana itu ketika seseorang bisa bertindak dengan dasar pemikiran yang panjang dan mempertimbangkan perasaan orang lain berkaitan dengan tindakannya itu. Berbicara tentang bijaksana, rasanya saya ingin sekali membuat tulisan yang menyaingi buku best seller, My Stupid Boss. Saya ingin membuat buku, My Wise Boss. Tapi berhubung saya takut beliau GR, jadi saya cukup mengikat pelajaran-pelajaran berharga yang saya dapatkan dari beliau lewat tulisan saja. 

Saya mengalami 11 kali pergantian pimpinan langsung selama 10 tahun mengabdi pada salah satu instansi di negeri ini. Semua pimpinan tentunya memiliki ceritanya masing-masing, semua punya kekurangan dan kelebihan. Kekurangan beliau semua tak perlu dibicarakan karena akan jadi ghibah nantinya. Kelebihannya saja yang perlu kita catat sebagai bahan pembelajaran dalam universitas kehidupan kita.

Alkisah, salah satu dari 11 pimpinan saya ini ada yang memiliki sifat bijaksana. Tidak mudah memiliki partner kerja sekaligus anak buah semacam saya yang keras kepala. Tapi beliau ini bisa membuat saya sedikit lebih kalem dan mulai belajar untuk mengendalikan emosi. Pimpinan saya yang satu ini sangat pintar menghindari konflik. Disaat banyak pimpinan lain dikuasai ego untuk main perintah seenaknya tanpa memahami karakter dan perasaan partner kerjanya, pimpinan saya ini sangat tahu betul kapan harus berbicara tegas dan kapan harus berbicara santai. Tipikal pimpinan yang seperti ini biasanya easy going. Tidak memiliki obsesi besar untuk cari muka tapi tetap berusaha bertanggung jawab atas pekerjaannya. Mungkin orang lain berpikir kalau pimpinannya seperti ini anak buahnya akan bisa berbuat seenaknya. Tapi nyatanya tidak begitu, justru pimpinan semacam ini adalah sosok pimpinan yang disegani bukan ditakuti. Itu jauh lebih hebat daripada pimpinan yang memaksa partner kerjanya untuk menghormati mereka.

Pimpinan saya yang satu ini juga tidak segan untuk ikut ke lapangan menemani kami melakukan pendataan. Bahkan sering saat kami dinilai sedang punya banyak beban pekerjaan, beliau turun langsung membantu meringankan pekerjaan. Tanpa banyak bicara, tanpa banyak memamerkan diri beliau langsung beraksi.


Sosok bijaksana satu ini adalah pengamat yang jeli. Beliau sangat menjaga cara bertutur kata agar tidak menyakiti. Sepertinya dalam diamnya pimpinan saya ini selalu mengamati gerak gerik kami. Memiliki anak buah ibu-ibu dengan kestabilan emosi yang tak pernah pasti bukan halangan bagi beliau untuk bisa memahami. Sepengetahuan saya, beliau akan berusaha menahan diri atau merubah cara berkomunikasi sesuai dengan emosi kami. Beliau sangat luwes untuk menyesuaikan diri dengan segala situasi. Tidak mudah menerapkan sikap bijaksana seperti ini. Mengalahkan ego diri demi mencipatakan suasana kerja yang nyaman itu yang beliau lakukan.

Gaya kepemimpinan seperti ini mungkin akan dicibir oleh pimpinan yang lain. Pimpinan seperti ini akan dianggap tidak punya kekuatan untuk mengatur anak buahnya. Tapi jangan salah, justru pimpinan seperti inilah sosok yang bekerja tulus dari hati. Pimpinan seperti inilah yang dalam tenangnya diam-diam menjadi sosok teladan dan membuat anak buahnya ikut memperbaiki kualitas diri.


Keep wise boss.
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday58
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday37

No comments:

Post a Comment