Saturday 24 February 2018

Menulis Untuk Bahagia


Mengapa Menulis? Sebuah pertanyaan yang sudah saya jawab pada tulisan sebelumnya. 

Saya menulis untuk bahagia. 

Secara sederhana, menulis adalah kegiatan mengungkapkan segala rasa yang ada. Menulis setiap hari membuat saya merasa lebih waras. Emosi saya lebih stabil ketika semua pikiran dan perasaan sudah tertuang dalam tulisan. Setiap untaian kata telah tersampaikan ada rasa lega, plong dan rasa  kepuasan tersendiri. Disitulah rasa bahagia saya temukan. Pada saat menulis, saya tidak terlalu menuntut banyak pada diri sendiri. Saya hanya mencoba untuk konsisten menulis setiap hari. Menulis apa saja tanpa perlu memikirkan segala aturannya dan juga kemungkinan ada tidaknya pembaca dari tulisan kita. Dr. James W. Pennebaker, psikolog yang  telah meneliti tentang writing therapy mengatakan, "Menulislah secara sangat bebas tanpa mempedulikan struktur kalimat dan tata bahasa. Niscaya Anda akan terbebaskan dari segala deraan batin."

Ketika teman-teman menyampaikan kesulitan utama mereka untuk menulis adalah menemukan ide, kesulitan saya justru sebaliknya. Terlalu banyak cerita yang ingin saya tuangkan dalam tulisan, sementara tak banyak waktu yang saya miliki untuk menuliskannya. Saya melihat, mendengar, dan juga merasakan banyak hal setiap hari yang harus dikeluarkan dari dalam diri agar tidak menumpuk dalam pikiran. Ketika malam tiba, saya ingin tidur dengan perasaan dan pikiran yang sudah plong dan siap menyambut pagi dengan hati dan pikiran bersih. 

Menulis untuk bahagia bagi saya sekarang bertambah maknanya. Jika sebelumnya menulis hanya bermanfaat untuk menjaga kewarasan diri saja, sekarang sejak aktif menulis di blog terpikir kalau tulisan saya juga bisa bermanfaat bagi orang lain. Berbagi pengalaman sehari-hari sebagai seorang ibu bekerja dengan dua jagoan cilik yang luar biasa dan juga ilmu parenting yang sedang giat saya pelajari ternyata disukai oleh beberapa pembaca. 

Berbagi kebaikan melalui tulisan mendorong saya untuk menambah ilmu di bidang kepenulisan. Tujuannya adalah ingin membuat tulisan-tulisan saya lebih nyaman dibaca. Saya bergabung dengan beberapa komunitas menulis online. ODOP (One Day One Post), #ODOPfor99days dan juga Rumbel Literasi Media IP Semarang adalah tiga komunitas yang sekarang sedang menjadi fokus tempat belajar saya selain ada beberapa komunitas online lainnya.

Alhamdulillah, Pak Bojo mendukung saya untuk mengembangkan passion dalam menulis. Beliau memberikan keleluasaan untuk saya membagi waktu antara mengurus keluarga, bekerja dan juga menulis. Beliau berpesan, "Luruskan niat. Selalu ingat bahwa tujuan utamanya adalah berbagi kebaikan melalui tulisan. Jangan sampai ditambah dengan obsesi-obsesi lain yang justru akan menambah beban pikiran."

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mingguan pada Rumbel Literasi Media Ibu Profesional Semarang.
#RumbelLiterasiMedia #IPSemarang
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday53
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday32
#PerempuanBPSMenulis #MenulisAsyikdanBahagia #15haribercerita #harike21

13 comments:

  1. Pantes mba nurul selalu bahagia riang gemmbira. 😍 obatnya menulis ternyata.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha itu mah bawaan mbak slalu heboh. Tapi klo lagi badmood ngeri lho, gak bisa disenggol. Kudu nyepi dulu buat nulis biar bahagia lagi.

      Delete
  2. Harus ketularan nih bahagianya..ajari aku yaaa mbakyu...😍✌

    ReplyDelete
  3. Maak semangaat yaa.. G ada loe gak rame😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biyuh ketahuan banget aku tukang berisik yo mak. Haha

      Delete
  4. Baru berkunjung di blog ini dan senang membaca artikel mba.
    Saya juga menulis untuk bahagia dan melepaskan beban hehe 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mbak, salam kenal. Jadi semacam terapi untuk diri sendiri ya mbak. Sekarang bonusnya bisa bermanfaat untuk orang lain yang membaca

      Delete
  5. Salam kenal mba, saya Fiola. Saya juga menulis untuk terapi dan bahagia, sekalian merajut pikiran yang kusut. Saya suka dengan artikel2 mba, terima kasih sudah berbagi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mbak Fiola, salam kenal.
      Merajut pikiran yang kusut. Betul banget itu ya mbak, kalau sudah dirajut dalam tulisan rasanya legaaa.

      Delete
  6. yes true, I write cause I can pour everything dan itu membuat bahagia! semoga aja kelak punya bojo kayak suaminya mbak, yang mengerti dengan passionku dibidang tulis menulis, dan membiarkanku mengembangkannya hehehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Alhamdulillah mbak suami mendukung selama gak meninggalkan tugas utama sebagai istri dan anak.

      Semoga kelak menemukan pasangan yang mendukung passion mbak juga ya. Semangaatt

      Delete
  7. Sangat bermanfaat ilmunya, terimakasih

    ReplyDelete