Friday, 5 January 2018

Mengajak Anak Belajar Mensyukuri Rejeki



Belajar mensyukuri nikmat baik nikmat iman, nikmat sehat maupun nikmat rejeki adalah PR besar bagi saya. Bagaimanapun bersyukur adalah salah satu pelajaran utama dalam hidup ini. Allah dalam surat Ibrahim ayat 7 telah berfirman bahwa "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan (nikmat) kepadamu  tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Bagi saya pribadi, pelajaran bersyukur masih belum tuntas saya pelajari. Akan tetapi hal ini harus saya ajarkan pada anak-anak sejak mereka kecil. Seperti malam ini, anak mbarep diberi uang sangu oleh Mbah Uti. Jumlahnya sama dengan uang yang diberikan Mbah Uti ke anak ragil. Tapi jika ditotal maka jumlah tabungan anak ragil lebih banyak dari anak mbarep. Selisihnya adalah dari tabungan uang saku sekolah. 

Anak ragil tipikal anak yang banyak makan dan nyemil di rumah tapi kurang suka jajan di luar, jadi uang sakunya lebih banyak ditabung. Sedangkan anak mbarep tipikal petualang yang rasa ingin tahunya besar termasuk rasa ingin tahu pada aneka rasa jajanan di luar sana. Ini yang menyebabkan anak mbarep lebih jarang menabung. 

Terkadang rasa iri muncul dari diri anak mbarep, kenapa tabungan adik banyak sedangkan tabungannya sedikit. Setelah dijelaskan dimana letak selisihnya anak mbarep mau mengerti meski selalu ada adegan drama ketidakadilan. Tapi nanti jika ada proses totalan lagi, akan muncul lagi bibir manyun yang bertanya kenapa tabungan adik banyak dan tabunganku sedikit.

Nah disini proyek besar kami, saya dan Pak Bojo, dalam untuk mengajak anak belajar mensyukuri rejeki. 

Pertama, selalu bersyukur pada Allah karena telah memberi rejeki pada kita. Mengingatkan kawan-kawan kecil kami untuk sholat yang rapi dan duduk sejenak setelah sholat untuk mengucapkan syukur dan terimakasih pada Allah atas segala rejeki yang telah diberikan pada kita.

Kedua, selalu berterimakasih pada orang yang telah memberi sesuatu pada kita karena sikap baik itu juga merupakan wujud syukur kita pada Allah.

Ketiga, berbagi. Kami selalu memberi contoh dan juga menceritakan pada mereka betapa Allah menyukai orang yamg berbagi. Jika kita berbagi maka tidak akan berkurang rejeki kita tapi malah akan bertambah. Itu karena dengan berbagi maka kita akan bahagia dan lupa untuk mengeluhkan masalah-masalah atau kekurangan kita. Selain itu bonus utamanya adalah Allah akan lebih menyayangi kita.

Ketiga, menjauhi sikap iri karena itu adalah tanda kalau kita tidak mensyukuri apa yang Allah beri. Semakin kita iri bukan tambahan nikmat yang kita dapatkan, tapi justru kesesakan hatilah yang kita rasakan.

Malam ini kami menjelaskan pada anak mbarep tentang betapa tidak bergunanya rasa iri. Kalau anak mbarep disibukkan dengan rasa iri, hanya sakit hati yang didapat. Iri bukan hanyak menambah dosa tapi juga membuat kita tidak disayang Allah karena selalu tidak puas dengan apa yang telah diberikan Allah pada kita. 

Daripada berpikiran iri, lebih baik anak mbarep menambah semangat untuk menyisihkan uang saku jadi tabungannya akan semakin banyak. Begitu ajakan saya pada anak mbarep malam ini. 

Siapa tidak berterimakasih pada manusia, 
maka dia tidak beryukur pada Allah.
 (Hadits Shahih, Riwayat Tirmidzi, Ahmad dan Dhiyauddin alMaqdisi)

#harike2
#gamelevel3
#tantangan10hari
#kami_bisa
#kuliahbunsayiip
#kelasbundasayang
#institutibuprofesional
#iippekalongan
#iipsemarang
#iipjateng
#odopfor99days
#odopfor99days2018

#odopday4

No comments:

Post a Comment