Mengapa saya menulis?
Saya menulis untuk bahagia.
Menulis adalah jalan untuk mengungkapkan rasa. Menulis adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan sebagai seorang wanita. Kebutuhan untuk mengeluarkan 20ribu kata dalam seharinya. Sebuah penelitian yang dilakukan University of Maryland School of Medicine menemukan bahwa perempuan memiliki FOXP2 lebih banyak dibanding pria. (Sumber: http://nationalgeographic.co.id). FOXP2 adalah protein di dalam otak yang disebut juga 'protein bahasa', protein yang membuat kita banyak mengeluarkan kata.
Ketika semua rasa bisa terungkap dengan kata niscaya hati dan pikiran akan bahagia. Pun kita tidak bisa mengungkapkan seutuhnya lewat berbicara, maka tulisan adalah jalan keluarnya.
Menulis bukan hal yang asing. Diary semasa sekolah menjadi saksi kegiatan menulis saya. Tentang keseharian, puisi-puisi pada jaman masih ingusan, juga cerpen yang isinya aduhai kalau kembali dibaca.
Tulisan saya sejak dulu kanak-kanak hingga kini sudah dua kali beranak masih seputar pengalaman pribadi. Bedanya dulu saya simpan rapi dalam buku diary sedangkan sekarang ada beberapa pengalaman yang ingin dibagi. Berbagi inspirasi pada pembaca blog ataupun teman di sosial media menjadi salah satu tujuan menulis kini. Karena ketika kita berbagi saat itulah kita akan bahagia.
Nopember 2017, menjadi titik munculnya semangat untuk belajar menulis yang sesungguhnya. Bertemu dengan komunitas yang cinta menulis dan cinta berbagi membuat saya semangat untuk belajar lebih jauh lagi. Merasa menjadi bukan siapa-siapa di dunia kerja, menjadi pemicu untuk mencari dunia lain yang lebih mengakui keberadaan saya. Karena saya ingin bahagia.
Belum 'muluk-muluk' mimpi saya tentang dunia kepenulisan ini. Menulis untuk berbagi inspirasi, berbagi kebaikan lewat tulisan. Menyajikan sebuah inspirasi kebaikan dalam tata bahasa yang cantik menjadi sebuah tujuan dalam menempuh berbagai pembelajaran.
Mengingat beberapa nasehat dari para penulis juga menjadi salah satu cara untuk tetap menyalakan kobar semangat.
Semangat menulis.
Semangat berbagi inspirasi, berbagi kebaikan lewat tulisan.
"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis"
(Imam Al-Ghazali)
___________________________________
"Ikatlah ilmu dengan menulis"
(Ali Bin Abi Thalib)
___________________________________
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah."
(Pramoedya Ananta Toer)
___________________________________
A professional writer is an amateur who didn't quit.
(M. Sairi Hasbullah)
___________________________________
#MenulisAsyikdanBahagia #PerempuanBPSMenulis #tantangan4
#30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1825
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday25
#onedayonepost #ODOPbatch5 #ODOPday4
kalau saya biasanya menulis diawali karena galau mbak :D hehehe, terus lama - lama jadi ketagihan nulis. nggak pernah kebayang kalau tulisan saya bakal dibaca sama orang sebelumnya. mampir blog saya yaa mbak :) salam
ReplyDeleteNah iya berawal dari galau jadi ketagihan ya. Semangat terus yuks.
ReplyDeleteKalau saya menulis untuk mengabadikan kenangan karena seringkali kenangan indah terlupakan hanya karena tidak diabadikan. Semangat menulis mba 😀👍
ReplyDeleteNah itu dia. Kadang semu fokus pada poto saja sabagai bahan untuk mengabadikan kenangan ya. Semangat menulis ya
DeleteKalau kamu tidak cantik dan tidak juga kaya maka kamu harus pintar. Pintar menulis salah satunya 😊
ReplyDeleteDan amalan yanh dibawa mati adalah ilmu. Semoga ada setitik ilmu yang terbagikan dalam tulisan kita.
Delete