Thursday 11 January 2018

Family Project: Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak (Emotional Intelligence/EQ): Hari 4


Sudah memasuki hari ke-8 tantangan Melatih Kecerdasan dalam kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional. Sepertinya hari ini yang harus dilatih kecerdasan emosinya bukan anak tapi emaknya. 

Hari ini saat perjalanan pulang sekolah anak mbarep bertanya, "Ummi sepatuku itu boleh dicuci gak?". Hmmm, tumben tanya gitu. "Bisa kok tapi gak perlu disiram, cukup disikat dengan sikat basah saja."

"Nanti aku mau cuci sepatuku ya. Soalnya tadi sepatuku masuk got. Maaf.", naluri emak-emak yang sedang gak enak badan tapi tetap harus menjemput anaknya disiang hari nan terik mendengar kabar itu langsung pengen teriak, "Apaaaaaa??". 

Tapi alhamdulillah tadi badan ini sudah terlalu lemas tak berdaya jadi tak sanggup lagi untuk berteriak. Hehehe, maaf bercanda. Alhamdulillah saya masih ingat untuk menghargai usaha anak yang sudah mau jujur mengakui kesalahan dan meminta maaf. Itu luar biasa lho. 

Saya hanya mengajak anak mbarep cerita kenapa sepatunya bisa masuk ke got. Ternyata tadi ada teman perempuan yang sepatunya masuk ke got. Anak mbarep ingin menolong mengambilkan sepatu temannya itu. Tapi karena gotnya agak dalam dan susah berpegangan, akhirnya kaki anak mbarep kecemplung (apa ya bahasa Indonesia kecemplung?) ke got. Bukan hanya sepatu, celananya pun basah. Saya sempat keheranan melihat sepatunya setelah dia cerita. Gak ada warna hitam bekas masuk got di sepatunya. Rupanya tadi setelah kecemplung got, sepatunya langsung disiram di kran biar gak kotor katanya. 

Hhhhhhhhh.... 
Emak cuma bisa menarik nafas panjang. Baiklah nak, kali ini emak rupanya yang harus melatih emosi. Kalau gak kotor kan gak pintar ya nak kata iklan?

Begitulah emak-emak kalau emosinya sedang gak stabil. Melihat kejadian seperti tadi hanya dari satu sisi saja yaitu sepatu baru yang kotor karena masuk ke got. Padahal kan emak bisa melihat dari sisi lain yang lebih positif. Anak mbarep menolong teman yang sepatunya kecemplung got sampai tidak mempedulikan dirinya sendiri ikut kotor terkena air got. Nah, keren kan? 

Itu artinya anak mbarep punya rasa kepedulian yang bagus terhadap lingkungan dan temannya. Apalagi ditambah dengan keberaniannya untuk meminta maaf pada emak karena sepatunya kotor. 

Apalagi yang mau dipermasalahkan emak? 

Sepatu kotor masih bisa dicuci tapi menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan dan keberanian meminta maaf itu bukan hal yang mudah. Jadi mari kita hargai usaha anak kita, mari kita belajar melihat setiap kejadian dari sisi positifnya dan kendalikan emosi negatif kita. 


#harike8 #gamelevel3 #tantangan10hari #kami_bisa #kuliahbunsayiip #kelasbundasayang #institutibuprofesional #iippekalongan #iipsemarang #iipjateng #odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday11

No comments:

Post a Comment