Aku.
Anak bontot berjarak 10 tahun dari kakak yang terakhir. Ketika mulai 'mengenal dunia' hanya ada 1 dari 4 kakak yang ada di rumah. Aku masuk TK dan mereka semua sudah sibuk bekerja. Tak banyak yang aku tahu dari kakak-kakakku saat itu selain hubungan darah.
Ibu.
Satu-satunya orang yang setiap hari selalu ada untukku. Setiap pulang sekolah sebelum melakukan kegiatan apapun, termasuk berganti baju, aku duduk bersama ibu. Menceritakan semua yang kualami, semua yang kulihat, semua yang kudengar, semua yang kurasa, semua yang kupikirkan, sejak selangkah keluar pintu rumah sampai selangkah masuk kembali. Beliau selalu ada untukku.
Bapak.
Sosok pekerja keras, cerdas, pengetahuannya tak terbatas. Soal matematika apapun akan cepat dilibas. Membanting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarga. Kebutuhan pokok bagi bapak adalah koran selain beras.
Masa kecil.
Kecil, mungil seakan tak bisa tinggi. Belajar dan belajar setiap hari. Jarang bermain bersama teman di luaran, tak pandai bergaul dan bersosialisasi. Suka berpikir, berimanjinasi, menulis dan berpuisi.
Masa remaja.
Mulai menampakkan tanda-tanda badan melebar. Masih setiap hari belajar dan belajar. Sekolah lebih jauh tapi hanya tahu rumah, sekolah dan terminal. Tak ada capaian yang terlalu istimewa selain ranking yang selalu sepuluh besar. Tak punya kisah cinta, hanya mengagumi seseorang dari jauh sudah cukup membuat hati bergetar.
Masa kuliah.
Mulai kehilangan arah. Bertemu dan berkumpul dengan para siswa terpandai senusantara tidak membuat semangat, justru ingin menyerah. Demi kuliah gratis dan lulus langsung jadi abdi membuatku berusaha bertahan di ibukota, pasrah.
Masa kerja.
Terbang jauh ke Sumatera, Bumi Raflesia tepatnya. Melangkah jauh menikmati indahnya sisi lain semesta. Pengalaman pertama bekerja, pengalaman pertama hidup di luar Jawa. Berikutnya bergeser sedikit ke Lampung, Sang Bumi Ruwa Jurai, setelah menikah. Sempat menyicip yang namanya amanah di sana. Sekarang sudah kembali ke tanah Jawa, Kota Pekalongan yang masyhur dengan batiknya. Melepas amanah demi masa depan keluarga tercinta.
Suami.
Pria beruntung yang sanggup menikahi perempuan unik dan langka. Punya stok kesabaran yang luar biasa. Melangkah bersama, berpetualang dalam dunia rumah tangga. Suka duka dijalani berdua, merajut asa untuk cerita cinta yang semakin indah.
Sekarang.
Bersyukur atas karunia Allah yang sungguh luar biasa. Dua jagoan sholeh, cerdas, ceriwis, super aktif dimanapun dan kapan saja. Rumah nyaman, tetangga menyenangkan, pekerjaan aman. Keluarga menjadi yang utama dan pertama. Suami dan anak-anak menjadi sumber bahagia. Sedang berusaha menambah ilmu agar lebih bermanfaat untuk sesama.
#30haribercerita #30hbc #30hbc2018 #30hbc1826 #30hbcMASAKECIL
#odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday26
#onedayonepost #ODOP #ODOPbatch5 #ODOPday5 #tantangan1
No comments:
Post a Comment