Thursday, 18 January 2018

Mencerdaskan Anak Secara Menyeluruh


Alhamdulillah, hari ke 15 tantangan level 3 akan kita isi dengan checklist penerapan ilmu yang telah disampaikan pada sesi cemilan ke-3 kemarin. Pada sesi ini disampaikan tentang Kiat Mencerdaskan si Kecil Secara Menyeluruh. 

Apa saja sih?

Saya akan berbagi ilmunya sambil mengevaluasi penerapannya pada keluarga kami. Bisa disimak dan dijadikan modal checklist untuk keuarga Anda juga.

1. Memberi gizi cukup

Keterangan:

Menurut beberapa penelitian, anak usia dini yang banyak mengonsumsi makanan tinggi gula dan makanan olahan atau yang berpengawet memiliki tingkat IQ yang lebih rendah daripada anak-anak yang mempunyai pola makan sehat dari orang tuanya seperti ikan, sayuran, buah-buahan dan juga mengikuti pola makan yang teratur. Dengan asupan makanan yang baik, anak akan mempunyai daya ingat dan konsentrasi lebih baik pula. Gizi buruk dapat menjadi penyebab lemah mental pada anak.

Penerapan

Alhamdulillah sejak anak-anak belajar makan saat umur 6 bulan, saya selalu memberikan mereka home made healthy baby food dengan menu yang beraneka ragam setiap harinya. Sejak hamil anak pertama, saya sudah menghentikan pemakaian penyedap rasa tambahan. Dan kedua pola itu masih saya terapkan sampai sekarang.

2. Biasakan membaca buku

Keterangan:

Kegiatan membaca akan memberi banyak manfaat pada anak, antara lain mengasah keterampilan berbahasa, kemampuan memusatkan perhatian dan mengasah daya khayal anak. Hal ini terutama akan berkembang apabila anak mulai diperkenalkan pada kegiatan membaca di usia dini, dan terlihat efeknya ketika anak mulai bersekolah.

Penerapan :

Alhamdulillah saya juga sudah mengenalkan buku pada anak-anak sejak mereka kecil. Kecintaan saya pada buku dan membaca ingin sekali saya tularkan pada anak-anak. Buku adalah jendela dunia. Buku akan memperluas cakrawala berpikir mereka. Oleh karena itu saya sering menjadikan buku sebagai reward keberhasilan mereka akan beberapa tantangan yang kami berikan. Awalnya saya yang membacakan buku pada mereka. Sekarang karena mereka sudah boleh memilih buku kesukaan mereka sendiri, mereka jadi lebih semangat untuk membaca buku pilihannya. Kekurangannya saya belum membuat jadwal rutin untuk mereka sedikit berbagi tentang hasil bacaannya. Hanya sesekali saat sebelum tidur kalau tidak ada sounding yang perlu disampaikan saya bertanya tentang buku yang mereka baca.

3. Mengamati gaya belajar anak

Keterangan:

Tidak semua anak memiliki gaya belajar yang sama. Masing-masing anak adalah unik karena itu mereka akan memiliki gaya tersendiri yang paling sesuai untuk menyerap pelajaran dan berbagai hal di sekelilingnya. Perhatikanlah apakah anak termasuk pembelajar visual, auditori, ataukah kinestetik yaitu artinya belajar melalui penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Hal ini berguna untuk  cara mengetahui bakat anak sejak dini.

Penerapan :

Nah ini dia satu kegiatan yang membutuhkan waktu satu tahun untuk beradaptasi dan berjuang. Saya sempat putus asa ketika memasuki tahun awal punya anak SD. Materi yang sudah 'terlalu dewasa' dan juga masa adaptasi anak terhadap ritme belajar anak SD membuat saya lumayan stres. Prestasi anak mbarep pada tahun pertama SD nya juga bisa dibilang lumayan lah. Pada saat masuk tahun kedua tekad saya semakim bulat untuk lebih telaten dan semangat mendampingi belajar anak mbarep apalagi sekarang ditambah satu lagi anak SD nya. Tahun kedua ini saya mulai mengenali bagaimana gaya belajar anak-anak saya. Anak ragil logika berpikirnya lebih cepat, hanya sifat moody selalu menghantui. Jadi harus melatih kecerdasan emosinya agar berkurang sifat moody nya. Anak mbarep adalah tipikal anak laki-laki banget yang saat belajar pikirannya masih dipenuhi dengan bermain. Anak mbarep ini harus diberi motivasi yang besar untuk belajar. Pujian dan apresiasi pada setiap keberhasilannya akan meningkatkan kepercayaan dirinya beberapa level lebih tinggi. Alhamdulillah, semester satu kelas dua ini prestasi anak mbarep bisa melejit. Semoga bisa dipertahankan kedepannya.

4. Membangun kecerdasan emosi anak


Keterangan:

Kecerdasan emosi seseorang tidak kalah pentingnya dibanding kecerdasan kognitif yang dinyatakan melalui tingkat IQ anak. Pentingnya kecerdasan emosi akan memerlukan dukungan pada kemampuan kognitif dan sosial anak. Orang tua perlu membangun kecerdasan emosi anak sejak ia berusia dini agar anak menjadi cerdas secara emosional pula.

Penerapan :

Ini masih menjafi PR besar bagi kami, harus belajar dan belajar lagi. 

5. Memperkenalkan anak dengan bahasa asing

Keterangan: 

Mempelajari lain selain bahasa ibu akan mendorong kemampuan kognitif anak yang lebih baik, juga mendorong kreativitas anak lebih efektif lagi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa anak yang pintar berbahasa juga akan terdorong kecerdasannya dalam bidang sains dan matematika, kemampuan memecahkan masalah dan cara berpikir kreatif.

Penerapan :

Kami belum terlalu fokus untuk memperkenalkan anak dengan bahasa asing. Kami masih fokus pada perkembangan verbal mereka dengan memakai bahasa ibu yaitu Bahasa indonesia dan Bahasa Jawa. Mungkin nanti saat pola pikir mereka sudah lebih siap, kami akan mulai memperkenalkan bahasa asing secara lebih intensif untuk keseharian kami bukan hanya pelajaran di sekolah saja.

6. Mengenalkan kesenian

Keterangan: 

Anak yang diperkenalkan kepada seni akan mempunyai perkembangan yang lebih baik dalam bidang bahasa, daya ingat, verbal, matematika dan tingkat IQ nya. Seni tersebut antara lain , musik, kerajinan tangan, seni lukis dan lain-lain. Cobalah untuk mengarahkan anak kepada salah satu bidang seni yang kelihatannya akan disukainya.

Penerapan :

Ini juga menjadi PR besar untuk kami. Kami dua manusia yang 'kurang nyeni', alhasil anaknya pun masih kering kerontang dari 'rasa'. 

7. Beri anak kesempatan bermain

Keterangan: 

Dunia anak lekat dengan kegiatan bermain, karena itu anak perlu diberi ruang gerak yang dapat merangsang imajinasinya. Untuk itu, tidak perlu memberikan mainan yang mahal. Kreativitas Anda sebagai orang tua justru dituntut untuk memberikan pengalaman bermain yang unik bagi anak, dengan tetap memberikan pengawasan yang memadai ketika anak sedang bermain sambil memberikan cara melatih mental anak agar berani dengan bermain sesuai usianya.

Penerapan :

Kalau urusan yang satu ini saya dengan percaya diri akan berkata, "Saya sudah menerapkan." Kami sudah mempunyai kesepakatan jam bermain. Jam 4 sore sampai menjelang maghrib adalah jadwal mereka untuk bermain di luar. Tidak ada televisi atau HP pada jam ini. Lalu mereka boleh bermain malam hari saat hari Sabtu. Dan mereka juga bebas bermain Minggu pagi sampai siang.

8. Berbicaralah dengan cerdas

Keterangan: 
.
Usahakanlah untuk berbicara kepada anak dengan pola kalimat yang jelas untuk membantu kemampuan anak berbahasa. Gunakan kata-kata atau kalimat yang cerdas dan mudah dimengerti oleh anak untuk membiasakan anak berpikir secara terstruktur dan tersusun. Usahakan untuk berbicara dengan anak menggunakan kalimat yang baku agar anak mudah untuk mengerti adanya pola dan konsep dalam suatu kalimat, untuk mendukung perkembangan bahasa anak usia dini.

Penerapan :

Tentang yang satu ini, kami sudah berusaha menjalankannya. Anak ragil tata bahasa dan kemampuannya sudah bagus untuk anak seusianya. Akan tetapi kami masih punya PR untuk kemampuan verbal tepatnya dalam hal menyusun kalimat untuk anak mbarep. Harus belajar lagi bagaimana cara meningkatkan kemampuan verbal anak mbarep.

9. Membacakan cerita atau mendongeng untuk anak

Keterangan:

Kegiatan mendongeng seringkali diabaikan oleh para orang tua karena merasa tidak ada hubungannya dengan kemampuan akademis anak. Mendongeng atau membacakan cerita akan mendorong anak untuk mengembangkan daya imajinasinya, sebab ia akan selalu berusaha membayangkan apa yang sedang diceritakan atau didongengkan kepadanya, menebak rupa tokoh–tokoh dalam cerita, latar belakang setiap cerita, dan lain–lain.

Penerapan :

Sudah agak lama saya tidak membacakan cerita lagi untuk anak-anak. Tepatnya sejak mereka sibuk untuk membaca sendiri buku-buku kesukaannya. Baiklah, seharusnya ada agenda setidaknya satu kali seminggu untuk membacakan mereka cerita. Karena membacakan cerita pada anak itu bisa meningkatkan bonding atau kedekatan kita pada mereka.

10. Memutarkan lagu

Keterangan:

Kegiatan mendengarkan lagu akan menjadi saat santai yang cocok untuk seorang anak. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa musik dapat menjadi sarana untuk mencerdaskan anak bahkan sejak masih dalam kandungan, terutama musik klasik.

Penerapan :

Kami hanya memutarkan lagu pada anak ketika kami sedang ada di dalam mobil saja. Tidak tahu apa alasannya, tapi memang saat di rumah kami sangat jarang mendengarkan musik. 

Baiklah, saya telah berbagi sepuluh kiat untuk mencerdaskan anak secara menyeluruh beserta evaluasi penerapannya pada keluarga kami. Ini adalah hasil belajar pada level 3 kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional.

Saya masih akan berbagi 18 kiat berikutnya, yang insya Allah akan saya bagikan dalam dua tulisan lagi. Semoga bermanfaat.

Setiap anak membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk berbagai masalah dan dalam perkembangan mereka, karena itulah menjadi orang tua adalah suatu proses pembelajaran yang tidak pernah berakhir.

#harike15 #gamelevel3 #tantangan10hari #kami_bisa #kuliahbunsayiip #kelasbundasayang #institutibuprofesional #iippekalongan #iipsemarang #iipjateng #odopfor99days #odopfor99days2018 #odopday18

No comments:

Post a Comment